'Atara
'Atara (bahasa Arab: عطارة ′Atâra) adalah sebuah desa Palestina di Kegubernuran Ramallah dan al-Bireh, yang berjarak 15 kilometer dari utara Ramallah di tengah Tepi Barat. Sebagai desa dengan sekitar 2.300 penduduk,[1] desa tersebut berada di sepanjang pegunungan dengan empat puncak dan dibangun di atas titik tertinggi kedua di Tepi Barat dengan ketinggian 810 meter di atas permukaan laut.[3][4] Total luas daratan 'Atara adalah 9.545 dunam, kebanyakan adalah lahan tanam.[4] Lokasi'Atara terletak 10,7 kilometer di utara Ramallah. Berbatasan dengan Silwad di timur, 'Abwein di utara, Burham, 'Ajjul dan Umm Safa di barat, dan Bir Zeit di selatan.[5] SejarahPecahan barang tanah sejak Zaman Besi I, Zaman Besi II, Akhemeniyah, Helenistik, Romawi, Bizantium[6][7] dan era Mamluk banyak ditemukan di tempat ini.[6] Edward Robinson mengidentifikasi 'Atara dengan Ataroth di Alkitab yang disebutkan dalam Kitab Yosua 16:2.[8] Namun, beberapa otoritas modern lebih memilih untuk menempatkan Ataroth di tempat lain.[9][10] Era Kesultanan UtsmaniyahPada tahun 1517, desa itu dimasukkan ke dalam wilayah Kekaisaran Utsmaniyah bersama dengan seluruh tanah wilayah Palestina lainya. Pada tahun 1596 desa ini muncul dalam daftar pajak sebagai Nahiya Quds dari Liwa Quds. Desa tersebut memiliki populasi 55 rumah tangga Muslim yang membayar tarif pajak tetap sebesar 33,3% pada berbagai produk pertanian, termasuk gandum, jelai, zaitun, kebun anggur atau pohon buah-buahan, serta kambing atau sarang lebah.[11] Pada abad 17-19, 'Atara terletak di nahiya Bani Zeid. Laki-laki dewasa diharuskan membayar 58-60 akçe kepada pemerintah Utsmaniyah di Yerusalem.[12] Desa itu juga tercatat sebagai desa Muslim.[13] Penjelajah Prancis Victor Guérin melewati desa pada tahun 1870, dan ia memperkirakan desa ini memiliki sekitar 300 penduduk.[14] Sebuah daftar resmi desa Utsmaniyah dari waktu yang hampir sama (1870) menunjukkan bahwa 'Atara memiliki total 80 rumah dengan populasi 225 jiwa, meskipun jumlah penduduk hanya mencakup laki-laki.[15][16] Pada tahun 1882, Survei Survey of Western Palestine oleh PEF menggambarkan Attara sebagai desa besar, memiliki posisi yang mencolok di atas bukit, dengan pohon buah zaitun di sekelilingnya.[17] Pada tahun 1896 populasi Atara diperkirakan sekitar 480 orang.[18] Mandat Inggris atas PalestinaPada saat sensus Palestina tahun 1922, Atara memiliki populasi 407 Muslim,[19] meningkat pada sensus 1931 menjadi 559 Muslim di 133 rumah.[20] Pada tahun 1922, Dana Nasional Yahudi mendirikan sebuah moshav di atas 500 dunam tanah. Dikenal sebagai Atarot, itu adalah salah satu pemukiman Zionis pertama.[21] Dalam statistik 1945 populasi 'Atara adalah 690 Muslim,[22] sedangkan total luas areanya adalah 9.545 dunam, menurut survei tanah dan populasi resmi.[23] Dari jumlah tersebut, 3.524 dialokasikan untuk perkebunan dan lahan irigasi, 3.550 untuk serealia,[24] sementara 45 dunam diklasifikasikan sebagai daerah pemukiman.[25] Era YordaniaSetelah Perang Arab-Israel 1948, dan setelah Perjanjian Gencatan Senjata 1949, 'Atara berada di bawah kekuasaan Yordania. Sensus Yordania tahun 1961 menunjukan bahwa desa ini memiliki populasi sebesar 1.110 penduduk.[26] Pasca 1967Sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967, 'Atara berada di bawah pendudukan Israel. Populasi dalam sensus 1967 yang dilakukan oleh otoritas Israel adalah sebesar 903 jiwa, di antaranya 61 orang berasal dari wilayah Israel.[27] Setelah kesepakatan tahun 1995, 40,8% tanah desa telah ditetapkan sebagai tanah Area A, 43,8% sebagai Area B, sedangkan 15,4% sisanya adalah Area C. Israel telah menyita total 163 dunam tanah dari desa untuk membangun pemukiman Israel di Ateret.[28] Pada tahun 2002, warga Atara yang berusia 95 tahun, Fatima Hassan, menjadi korban tewas asal Palestina tertua dalam Intifada Kedua ketika taksi yang dia tumpangi ditembak oleh tentara Israel. Saksi mata mengatakan mobil itu menunggu dalam antrean panjang mobil dan tentara memecahkan kaca jendela sebelum menembak. Sebuah sumber militer Israel mengatakan tentara menembaki taksi setelah mengabaikan perintah untuk berhenti di jalan terlarang.[29] DemografiEmigrasi melonjak antara tahun 1952 dan 1955 ke negara-negara Teluk Arab, karena kondisi ekonomi yang buruk di Tepi Barat. Beberapa orang lainnya pindah ke Ramallah dan Yerusalem untuk bekerja.[3] Pada tahun 1961, populasi desa ini adalah sebesar 1.110 jiwa.[26] Jumlahnya menurun drastis setelah Perang Enam Hari 1967, di mana Israel merebut dan menduduki Tepi Barat dari Yordania. Penduduk desa perlahan-lahan tumbuh menjadi 903 pada tahun 1982, kemudian 976 pada tahun 1987.[30] Dalam sensus pertama yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Palestina (PCBS) pada tahun 1997, populasi 'Atara mencapai 1.661, di mana 92 di antaranya adalah pengungsi Palestina (5,6%).[31] Terdiri dari 50,2% laki-laki dan 49,8% perempuan.[32] Menurut perkiraan PCBS, 'Atara memiliki populasi sekitar 2.400 jiwa pada pertengahan tahun 2006.[33] Dalam sensus PCBS tahun 2007, 'Atara berpenduduk sebesar 2.270 jiwa, di mana 1.139 adalah laki-laki dan 1.131 perempuan. Terdapat 495 unit rumah dengan rata-rata ukuran rumah tangga terdiri dari 5,5 anggota keluarga.[1] EkonomiSampai awal 1950-an, penduduk 'Atara bergantung pada pertanian sebagai sumber pendapatan utama. Setelah 1967, banyak penduduk mulai bekerja di Israel. Akibatnya, produksi pertanian semakin berkurang dan sebagian besar ekonomi 'Atara menjadibergantung pada pekerjaan orang-orang di luar negeri. Transportasi merupakan masalah di desa tersebut, karena hanya terdapat satu jalan yang dapat diakses melalui Bir Zeit.[3][34] Telur adalah produk utama dari 'Atara karena ada sebelas peternakan telur di desa. Zaitun juga diproduksi secara luas dan dikirim ke pabrik pengepres minyak di kota 'Arura, tempat minyak zaitun diproduksi. Pos pemeriksaan Israel di sekitar 'Atara, serta panen tanaman zaitun 'Atara oleh pemukim Israel dari Ateret telah membebani ekonomi desa tersebut.[3] 40,8% tanah desa didefinisikan sebagai tanah Area A, 43,8% sebagai Area B, sedangkan 15,4% sisanya didefinisikan sebagai Area C. Israel telah menyita 163 dunum tanah desa tersebut untuk membangun pemukiman Israel di Ateret.[35] Referensi
Daftar pustaka
Pranala luar
|