15 (film)
15 adalah film drama komedi hitam dewasa Singapura yang dirilis pada tahun 2003. Disutradarai oleh Royston Tan, tfilm ini merupakan versi yang diperluas dari film pendek pemenang penghargaan tahun 2002 dengan judul yang sama. 15 menggambarkan kehidupan gangster remaja di pinggiran kota Singapura dan salah satu dari sedikit film Singapura yang menampilkan ketelanjangan pria secara frontal secara singkat. Alur ceritaFilm ini menampilkan tiga gangster remaja nyata yang berusia 15 tahun, memberikan penggambaran autentik tentang kehidupan geng remaja Tionghoa di pinggiran kota Singapura. Selain tiga tokoh utama, terdapat dua gangster tambahan yang berperan sebagai karakter pendukung, serta adegan perkelahian dengan pemuda Singapura berpendidikan bahasa Inggris yang lebih kaya. Royston Tan memilih untuk tidak menggunakan naskah formal atau aktor profesional, melainkan berusaha menangkap kehidupan karakter-karakternya secara realistis dengan minim penulisan naskah sebelumnya Distribution15 pertama kali ditayangkan di Festival Film Internasional Singapura 2003.[1] Film ini juga dipamerkan di berbagai festival internasional lainnya, termasuk Festival Film Dunia Montreal, Festival Film London, Festival Film Sundance di Amerika Serikat, dan Festival Film Sydney di Australia.[1] Di Singapura, distribusi film dilakukan oleh Zhao Wei Films, sementara di Amerika Utara oleh Picture This! Entertainment.[2] Film ini juga ditayangkan secara perdana di Amerika Serikat pada tanggal 13 April 2005 di Kota New York.[1][3] PenerimaanPenyensoranOtoritas Pengembangan Media (MDA) Singapura awalnya memutuskan untuk meloloskan film ini tanpa pemotongan dengan peringkat R(A). Namun, Kepolisian Singapura khawatir bahwa film tersebut dapat memicu perkelahian karena penggunaan nama geng, lokasi, dan nyanyian perkumpulan rahasia nyata. Oleh karena itu, diminta agar film ini dipotong sebanyak 27 kali untuk alasan hukum dan ketertiban.[4][5] Selain itu, penggunaan bahasa bahasa Hokkien yang banyak dalam film ini,[butuh rujukan] mendapat penolakan karena pemerintah Singapura lebih menganjurkan penggunaan bahasa Mandarin dan Inggris. Penolakan ini membuat Royston Tan merasa geram dan kemudian membuat film pendek satir berjudul Cut.[5] Tanggapan KritikusFilm ini menerima ulasan beragam dari para kritikus.[6] Di Rotten Tomatoes film ini memiliki persentase persetujuan sebesar 50% berdasarkan 10 ulasan.[7] sementara di Metacritic, skor yang diberikan adalah 47% dari 6 ulasan.[8] juga diiklankan di luar Singapura dalam publikasi gay karena adanya ketegangan homoerotis di antara para karakternya. Namun, Royston Tan dalam sebuah wawancara di DVD Royston's Shorts, menegaskan bahwa para karakter laki-laki dalam film tersebut tidak mengidentifikasi diri mereka sebagai gay. Penghargaan
Catatan
ReferensiUlasan
Pranala luar
|