Abdurrahman dari Banjar
K.H. Abdurrahman yang lebih dikenal dengan Guru Adu adalah salah satu ulama yang berasal dari Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Dia juga populer dengan julukan Tuan Guru H. Adu Tunggul Irang.[1] Guru adu adalah anak dari keturunan ulama yaitu K.H. Zainuddin bin K.H. Abdus Shamad bin K.H. Abdullah Al-Banjari. Menurut perkiraan, dia lahir sekitar tahun 1250 Hijriah dan meninggal dunia pada hari Jumat tanggal 23 Rabiulawal tahun 1364 H.[2] PendidikanGuru Adu dalam menimba ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan agama, pada umumnya menempuh secara nonformal. Dia mempelajari dan memperdalam ilmu-ilmu agama Islam dengan seorang tokoh ulama yang bernama Tuan Guru Haji Muhammad Said Wali di Dalam Pagar.[2] Ketika belajar ilmu agama, sebenarnya dia sudah berstatus sebagai seorang guru, setidaknya guru ilmu agama Islam dalam lingkungan keluarga sendiri. Dia lebih dahulu memberi pelajaran agama secara khusus kepada cucunya yang kelak menjadi ulama besar di Martapura, yaitu K.H. Husin Qadri bin K.H. Ahmad Zaini.[2] Pada hari Rabu tanggal 23 Rajab tahun 1300 Hijriah, dengan berbekal restu keluarga, dia meninggalkan kampung halaman guna berangkat menuju Tanah Suci Makkah. Di Makkah, Guru Adu belajar berbagai macam ilmu agama Islam kepada beberapa guru, di antaranya Syekh Said Abubakar Ibnu Muhammad (pengarang kitab Khasyiyah I’anatut Thalibin) dan beberapa guru lainnya. Dari guru-gurunya selama di Makkah, dia memperdalam ilmu Syariat, Thariqat, dan Hakikat, dimana ketiga ilmu ini diajarkan kepada masyarakat agar mereka dapat membentengi dan melindungi paham Ahlu Sunnah wal Jamaah.[2] MuridBeberapa ulama yang datang berguru kepadanya di antaranta:[2]
Referensi
|