Abu Hassan Umar
Tan Sri Dato' Seri H. Abu Hassan Omar (Jawi: أبو حسن بن عمر; 'Abu Hassan bin 'Omar (15 September 1940 - 8 September 2018) adalah seorang politikus Malaysia dari aliansi UMNO yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Biaya Hidup Malaysia dari 1991 hingga 1997. Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Malaysia (1987 - 1991), Menteri Wilayah Federal Malaysia (1986 - 1987), dan menjadi anggota parlemen untuk Dapil Kuala Selangor (1978 - 1997). Kehidupan AwalAbu Hassan lahir pada tanggal 15 September 1940 di Bukit Belimbing, Kuala Selangor, Selangor. Ia mengenyam pendidikan awal di Sekolah Melayu Bukit Belimbing (1946–1950) sebelum melanjutkan studinya di Sekolah Menengah Atas Klang (1951–1957), Maktab Melayu Kuala Kangsar (1958–1959) dan Universitas Hull, Inggris (1960–1963 dan 1971–1973).[1] Abu Hassan menikah dengan Wan Nor Daud dan pasangan tersebut memiliki lima orang anak.[2] Sebelum terjun ke dunia politik, ia menjabat sebagai Pejabat Administrasi dan Diplomatik (ADO) dari tahun 1964 hingga 1978. Sebelumnya ia menjabat sebagai Asisten Kepala Sekretaris Unit Perencanaan Ekonomi di departemen Perdana Menteri, Asisten Sekretaris Pemerintah Negara Bagian Selangor dan Asisten Sekretaris Kementerian Pembangunan Tanah dan Wilayah Federal. Karier PolitikAbu Hassan memulai karier politiknya ketika ia mengikuti dan memenangkan kursi parlemen Kuala Selangor dalam pemilihan umum 1978 pada 8 Juli 1978. Ia berhasil mempertahankan kursi tersebut dalam pemilihan umum 1982, 1986, 1990, dan 1995 berikutnya. Dalam pemerintahan, ia juga menjabat sebagai Menteri Kesejahteraan Sosial (1984–1986), Menteri Wilayah Federal (1986–1987), Menteri Luar Negeri (1987–1992) dan Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Urusan Konsumen (1992–1997).[3] Pada tanggal 30 April 1997, ia mengundurkan diri sebagai Anggota Parlemen untuk Kuala Selangor dan jabatan menteri kabinetnya untuk memperebutkan kursi negara bagian Selangor di Permatang yang kosong ketika anggota dewan petahana, Jamaluddin Adnan juga mengundurkan diri. Pertukaran posisi yang diatur ini terjadi agar ia dapat diangkat menjadi Menteri Besar Selangor yang baru, untuk menggantikan Muhammad Muhammad Taib yang mengundurkan diri. Menteri Besar SelangorSetelah terpilih sebagai wakil Majelis Legislatif Negara Bagian Selangor dalam pemilihan sela pada tanggal 29 Mei 1997, ia diangkat sebagai Menteri Besar Selangor dari tanggal 6 Juni 1997 hingga 9 Agustus 2000. Ada kontroversi mengenai pengeluaran sebesar RM5 juta untuk merenovasi kediaman resmi Menteri Besar di Bukit Megawati, Shah Alam untuk Abu Hassan selama masa jabatannya.[4][5] Pada tanggal 10 Agustus 2000, Abu Hassan tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Menteri Besar Selangor dengan alasan kesehatan dan keluarga namun tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai kontroversi dan krisis lain yang sedang menderanya.[6] KontroversiPada tahun 2000, sebuah surat racun mulai beredar tentang dugaan skandal seks dan hubungan yang tidak disembunyikan antara Abu Hassan dengan saudara perempuan istrinya. Abu Hassan telah membantah melakukan kesalahan, mengklaim saudara iparnya sebenarnya telah menikahi teman baiknya, seorang mualaf Tionghoa yang kebetulan memiliki nama Islam yang sama; Abu Hassan Tan Abdullah. Dia menyatakan bahwa alasannya adalah nama putra mereka adalah Mohamad Hafiz bin Abu Hassan, yang telah menyebabkan semua kebingungan. Pihak oposisi telah melaporkan kasus tersebut ke Departemen Agama Islam Selangor (JAIS) menuntut penyelidikan atas hubungan mereka dan apakah mereka memiliki anak haram menurut hukum agama.[7] WafatAbu Hassan meninggal karena serangan jantung pada 8 September 2018 pukul 20.05 di Rumah Sakit Columbia Asia , Bukit Rimau, dalam usia 77 tahun.[8] Jenazah Abu Hassan dibawa ke kediamannya di Kota Kemuning, Shah Alam sebelum dibawa ke Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz, Shah Alam untuk salat dan kemudian dimakamkan di Makam Diraja Shah Alam, keesokan harinya.[9] Sultan Selangor, Sultan Sharafuddin Idris Shah dan Tengku Permaisuri Selangor, Tengku Permaisuri Norashikin menghadiri upacara tersebut.[10] Tanda KehormatanDalam Negeri
Luar Negeri
Referensi
|