Adi Shankara
Adi Shankara (dilafalkan [aːd̪i ɕəŋkəɾə]; awal abad ke-8[2][note 1])—disebut pula (Adi) Shankaracharya dan Shankara Bhagavatpada, dapat dieja Sankaracharya, (Ādi) Śaṅkarācārya, Ādi Śaṅkarācāri,[5] Śaṅkara Bhagavatpāda, Śaṅkara Bhagavatpādācārya—adalah filsuf Hindu dari Kaladi (kini merupakan distrik Ernakulam, Kerala, India) yang menggabungkan doktrin Adwaita Wedanta (advaita vedānta).[1][6] Karyanya dalam bahasa Sanskerta menghimpun doktrin Adwaita, persatuan atman dan Nirguna Brahman, yakni brahman tanpa atribut.[7] Karya-karyanya menguraikan pemikiran-pemikiran yang terdapat dalam Upanishad. Ia juga menulis penafsiran terhadap suplemen-suplemen Weda (Brahma Sutra, Upanishad utama, dan Bhagawadgita) dalam upaya mendukung tesisnya. Pengkritik utama terhadap karyanya adalah mazhab Mimamsa, meskipun ia juga melemparkan argumen menentang pandangan beberapa mazhab seperti Samkhya, dan beberapa mazhab agama Buddha.[7][8] Shankara mengembara di anak benua India untuk menyebarkan filsafatnya melalui diskusi dan debat dengan filsuf lainnya. Ia menekankan pentingnya hidup melepaskan diri dari ikatan duniawi sebagaimana diajarkan dalam Upanishad dan Brahma Sutra, pada saaat mazhab Mimamsa menekankan ritualisme yang ketat dan mengabaikan hidup sebagai petapa. Shankara masyhur sebagai pendiri empat matha ("biara"), yang membantu perkembangan, kebangkitan, dan penyebaran Adwaita Wedanta sehingga ia dikenal sebagai revivalis agung.[6] Dipercaya bahwa Adi Shankara adalah pengorganisir perguruan Dashanami dan pendiri tradisi Shanmata. Catatan
Referensi
Daftar pustaka
|