Aerowisata
PT Aero Wisata (berbisnis dengan nama Aerowisata) adalah anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak di bidang pariwisata dan logistik.[2][3] SejarahPerusahaan ini didirikan oleh Garuda Indonesia pada tahun 1973 untuk menyediakan jasa pengaturan perjalanan wisata. Pada tahun 1974, perusahaan ini mengambil alih PT Biro Perjalanan Wisata Satriavi milik Garuda Indonesia. Bersama Dairy Farm asal Hong Kong, perusahaan ini kemudian juga mendirikan PT Aero Garuda Dairy Farm (AGDF) untuk menyediakan jasa katering. Saat itu, AGDF baru memiliki dua dapur, yakni di Bandar Udara Polonia dan Bandar Udara Halim Perdanakusuma. Pada tahun 1975, AGDF mulai mengoperasikan dapur baru di Bandar Udara Ngurah Rai. Pada tahun 1977, perusahaan ini mulai mengelola sebuah pesanggrahan milik Garuda Indonesia yang terletak di Surabaya. Pada tahun 1980, perusahaan ini mengakuisisi PT Mirtasari Hotel Development yang memiliki Hotel Sanur Beach Seaside Bungalows di Pantai Sanur, Bali. Pada bulan April 1980, perusahaan ini mulai mengelola Hotel Inan di Biak yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Pada tahun 1981, nama PT Aero Garuda Dairy Farm diubah menjadi PT Garuda Catering Service. Perusahaan ini kemudian juga mendirikan Garuda Orient Holiday di Sydney, Australia. Pada tahun 1983, perusahaan ini mengambil alih pengelolaan Nusa Dua Beach Hotel 3 di Denpasar yang sebelumnya dikelola oleh PT Bukit Nusa Hotel. Nama PT Garuda Catering Service kemudian juga diubah menjadi PT Angkasa Citra Sarana (ACS). Pada tahun 1985, ACS mulai membangun dapur baru di Bandar Udara Soekarno-Hatta. Pada tahun 1986, melalui PT Aero Jasa Perkasa (AJP), perusahaan ini mulai menyediakan jasa keagenan penjualan umum dan keagenan kargo. Garuda Orient Holidays kemudian juga diperluas ke Auckland, Selandia Baru dan Los Angeles, Amerika Serikat. Pada tahun 1987, Garuda Indonesia resmi menyerahkan kepemilikan Hotel Inan di Biak kepada perusahaan ini. Melalui kerja sama dengan PT Bina Karya Pariswindo, perusahaan ini juga mulai mengelola Grand Hotel Preanger di Bandung. Pada tahun 1987 juga, perusahaan ini mendirikan Hotel Senggigi Beach di kawasan Pantai Senggigi, Lombok Barat. ACS kemudian juga membuka kantor cabang di Bandara Polonia. Pada bulan November 1988, perusahaan ini mendirikan PT Mandira Erajasa Wahana untuk menyediakan jasa transportasi darat. Pada tahun 1989, bisnis AJP dialihkan menjadi agen penjualan umum dari American Airlines. Pada tahun 1991, nama PT Angkasa Citra Sarana diubah menjadi PT Aerowisata Catering Service (ACS). Dalam rangka restrukturisasi anak usaha, Garuda Indonesia juga menyerahkan saham PT Mitra Hotel Development ke perusahaan ini. ACS kemudian membuka kantor cabang di Bandar Udara Juanda. Pada tahun 2005, perusahaan ini mendirikan PT Aerojasa Cargo untuk menyediakan jasa pengiriman kargo. Pada tahun 2008, perusahaan ini mendirikan Garuda Indonesia Holidays Co. Ltd di Seoul, Korea Selatan. Nama tiga anak usaha dari perusahaan ini juga diubah, yakni nama PT Aerowisata Catering Service diubah menjadi PT Aerofood Indonesia, nama PT Mandira Erajasa Wahana diubah menjadi PT Aerotrans Services Indonesia, dan nama PT Biro Perjalanan Wisata Satriavi diubah menjadi PT Aero Globe Indonesia. Pada tahun 2009, nama ACS kembali diubah menjadi PT Aerofood Indonesia, dan perusahaan ini juga mendirikan Garuda Orient Holidays Japan, Co. Ltd di Jepang. Pada tahun 2010, perusahaan ini mendirikan Garuda Orient Holidays Pte. Ltd. di Tokyo dan Osaka. Pada tahun 2012, perusahaan ini mendirikan PT Citra Lintas Angkasa. Pada tahun 2017, perusahaan ini membuka Garuda Orient Holidays China sebagai penjual paket wisata di Chengdu. Aerofood ACS juga membuka tiga dapur satelit, yakni di Cilegon, Jatake, dan Cikarang. Pada tahun 2018, melalui Aerofood ACS, perusahaan ini ditunjuk sebagai penyedia makanan untuk para atlet yang berpartisipasi dalam Asian Para Games 2018 di Indonesia. Pada tahun 2019, bersama Citilink, perusahaan ini membentuk sebuah perusahaan patungan yang diberi nama PT Garuda Indonesia Air Charter untuk menyediakan jasa penyewaan pesawat terbang.[2][3] Pada bulan Juni 2021, perusahaan ini resmi menyerahkan satu hotel miliknya ke Wika Realty, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menyatukan kepemilikan hotel milik BUMN.[4] Anak usahaHingga akhir tahun 2019, perusahaan ini memiliki 14 anak usaha, yakni:
HotelAerowisata memiliki bisnis pengelolaan hotel melalui salah satu anak usahanya, PT Aero Hotel Management. Hotel-hotel tersebut dipasarkan melalui tiga merek, yakni Prama (bintang lima), Kila (bintang empat), dan Asana (bintang tiga). Saat Pemerintah Indonesia memulai proses konsolidasi hotel-hotel milik negara pada tahun 2016, Aerowisata tercatat mengelola tujuh hotel.[5] Satu hotel (Kila Senggigi Beach Lombok, sekarang Merumatta Senggigi Lombok) sudah diserahkan ke Hotel Indonesia Natour, sementara empat yang lain berganti manajemen atau tutup, sehingga pada akhir tahun 2023, Aerowisata hanya mengelola dua hotel saja.[6]
Catatan kaki
Referensi
Pranala luar |