Agate (perusahaan permainan)
Agate adalah sebuah perusahaan pengembangan permainan video Indonesia yang berbasis di Bandung, Jawa Barat, Indonesia dan dibentuk pada 1 April 2009. Sejarah2007-2009: Ajang lomba dan awal didirikanPada tahun 2007, Arief Widhiyasa, yang saat itu masih kuliah di Institut Teknologi Bandung jurusan Teknik Informatika, bersama teman-temannya mengikuti lomba pengembangan permainan video yang digelar oleh sebuah majalah permainan, menciptakan sebuah permainan pertama mereka bernama Twilight: Altercation. Sayangnya, permainan tersebut gagal meraih juara, karena masih dalam bentuk dokumen.[1] Pada tahun 2008, Arief dan teman-temannya kembali mengikuti lomba Dream Build Play dari Microsoft, kemudian menciptakan sebuah permainan video untuk konsol Xbox 360 bernama Ponporon!. Walaupun memiliki banyak peminat dan disukai banyak orang, permainan tersebut gagal meraih posisi juara.[1] Setelah gagal meraih juara 2 kali, Arief dan teman-temannya kembali mengikuti lomba Imagine Cup pada tahun 2009. Mereka membawakan 3 permainan video sekaligus yaitu, Blank!, Wish!, dan Farewell Night. Ketiga permainan tersebut mendapatkan apresiasi yang cukup besar, bahkan Blank! berhasil mendapatkan penghargaan ICT Awards 2009 untuk kategori permainan 3D,[2] namun kemenangan masih gagal diraih.[1] Pada 1 April 2009, Arief dan teman-temannya memutuskan untuk mendirikan perusahaan permainan video bernama "Agate Studio", karena desakan orang tua salah satu dari mereka yang dipaksa untuk bekerja di perusahaan. Pada waktu itu, para pendiri Agate Studio hanya memiliki penghasilan Rp50.000, sementara modal pertama mereka sebesar Rp100 juta, yang mereka pakai untuk menyewa sebuah kantor seharga Rp80 juta, dan sisanya untuk membeli peralatan kantor.[1] 2009-saat ini: Kesuksesan, penggabunganPada Desember 2009, Agate Studio mengalami masalah finansial, menipisnya biaya modal, hingga menggelar rapat untuk memutuskan berlanjut atau tidaknya Agate Studio. Namun dengan rasa semangat yang tinggi, semua sisa modal yang mereka miliki digunakan untuk mengembangkan sebuah permainan peramban yang kala itu sedang ramai dimainkan, terutama di Facebook. Hingga pada tahun 2012, Agate Studio berhasil meraih keuntungan besar dari permainannya, salah satunya dari Football Saga 2 yang meraih keuntungan hingga Rp200 juta perbulannya.[1] Pada April 2010, Agate Studio membuka bisnis permainan iklan, dengan es krim Cornetto dan Ford Fiesta sebagai permainan pertama mereka. Pada bulan September, Agate Studio menggabungkan Lucidrine, studio permainan yang mengerjakan permainan Valthirian Arc, yang kini menjadi salah satu proyek Agate Studio. Pada bulan Juli, Agate Studio meluncurkan permainan Earl Grey and this Rupert Guy dan berhasil memenangkan 2 penghargaan dalam kompetisi Microsoft IMULAI 3.0. Pada bulan April, Agate Studio mulai mengembangkan permainan Football Saga, dan meluncurkannya pada bulan Juli.[2] Pada Mei 2011, Agate Studio mendirikan Agate Academy dan Agate Simfonia. Pada bulan September, mereka mendirikan kantor pemasaran mereka di Jakarta.[2] Pada bulan Oktober, Agate Studio bersama dengan Kummara dan AnimartDigi mengadakan Indonesia Bermain di Bandung[3] dengan 7000 orang menghadiri acara tersebut.[butuh rujukan] Pada bulan November, Agate Studio mulai memasuki pasar permainan konsol dan ponsel.[1] Pada Januari 2012, Agate Studio mendirikan cabangnya di Yogyakarta. Pada bulan Maret, mereka memprakarsai komunitas Gedebuk. Pada bulan Juli, mereka mendirikan anak perusahaan Gempon sebagai perusahaan patungan dengan mitra.[siapa?] Pada bulan Agustus, mereka meluncurkan permainan sekuel Football Saga 2. Pada bulan September, Agate Games diundang untuk menjadi pembicara di Tokyo Game Show.[2] Pada Februari 2013, Agate Studio meluncurkan permainan Flame dengan kerjasama Chillingo. Pada bulan April, mereka meluncurkan platform permainan seluler, Gempon, untuk membangun ekosistem permainan seluler di Indonesia; sekaligus meluncurkan permainan seluler Perang Mistis di bulan yang sama. Pada bulan Agustus, Agate Games bekerjasama dengan Square Enix, dan meluncurkan permainan hasil kerjasama mereka, Sengoku IXA.[2] Pada bulan Desember, Agate Games meluncurkan permainan sekuel Valthirian Arc 2.[4] Pada tahun 2014, Agate Studio mempunyai keinginan untuk mengubah wajah kampanye yang sebelumnya dikenal cukup buruk di mata masyarakat. Mereka akhirnya menerbitkan permainan untuk mengkampanyekan presiden Jokowi, dan berhasil diunduh sebanyak 1 juta kali.[1] Pada tahun yang sama, Agate Studio bekerjasama dengan Les' Copaque untuk menciptakan permainan ponsel Upin & Ipin: Demi Metromillenium.[5] Pada tahun 2018, Agate meluncurkan permainan sekuel Valthirian Arc: Hero School Story (awalnya direncanakan berjudul Valthirian Arc: Red Covenant), yang dana pengembangannya dikumpul melalui situs web urun dana Kickstarter, bekerjasama dengan PQube untuk penerbitan internasional,[4] dan diluncurkan untuk platform PlayStation 4, Nintendo Switch, dan Steam.[6] Agate menggabungkan studio permainan Ekuator Games pada 5 Januari 2019,[7] kemudian Freemergency pada Juni 2021.[8] Pada 1 September 2021, Agate mendirikan Agate Skylab Fund untuk mendukung industri permainan video di Indonesia dengan menyediakan pendanaan mulai dari US$100.000 hingga US$1.000.000.[9] Permainan
Referensi
Pranala luar
|