Ahazia (bahasa Ibrani: אחזיהו המלך; bahasa Inggris: Ahaziah atau Ochozias) (kira-kira 870 SM — 850 SM) adalah raja ke-9 Kerajaan Israel (Samaria) menurut Alkitab Ibrani. Ia menggantikan ayahnya, Ahab. Ia memerintah 2 tahun lamanya di Samaria. Dalam kitab Raja-raja dicatat bahwa kelakuannya adalah jahat seperti ayahnya dan ibunya (Izebel), tidak menyembah TUHAN, melainkan dewa Baal.[1] Ia meninggal tanpa mempunyai putra, sehingga digantikan oleh saudaranya, Yoram.
Dalam masa pemerintahannya, dicatat hal-hal berikut:
Ahazia terjatuh dari kisi-kisi kamar atasnya. Ia menyuruh anak buahnya menanyakan nasibnya ke kuil Baal di Ekron. Nabi Elia mencegat dan menegur "Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu ini pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebub, allah di Ekron?". Elia menyampaikan Firman TUHAN bahwa Ahazia tidak akan bangun lagi dari ranjangnya sampai meninggal.[3]
Pada bulan Juli 1993, ditemukan 3 potongan batu di pintu gerbang kota Dan, di bagian utara Israel. Batu itu bertuliskan bahasa Aram dari pertengahan abad ke-9 SM yang dibuat oleh raja Hazael (842-805 SM) untuk memperingati kemenangannya. Di situ tertera bahwa Hazael telah mengalahkan "Yoram, anak Ahab, raja Israel" dan "Ahazia, anak Yoram, raja dari rumah Daud" serta menghancurkan kota mereka. Arti penting dari penemuan ini:
Salah satu catatan sejarah tertua mengenai raja-raja Israel dan Yehuda.
Bukti pemerintahan Yoram, raja ke-5 Yehuda, dan anaknya, raja Ahazia.
Bukti pemerintahan Ahab, raja ke-7 Israel, dan anakya, raja Yoram.
Bukti bahwa Daud memang pernah memerintah.
Bukti sejarah kerajaan yang dikuasai oleh keturunan Daud sampai 150 tahun setelah meninggalnya Daud, seperti janji TUHAN.[7]
^Edwin Thiele, The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings, (1st ed.; New York: Macmillan, 1951; 2d ed.; Grand Rapids: Eerdmans, 1965; 3rd ed.; Grand Rapids: Zondervan/Kregel, 1983). ISBN 0-8254-3825-X, 9780825438257