Ahmed Adeeb
Awal karier dan kehidupan keluargaAhmed Adeeb lahir dan besar di Kota Male'. Adeeb adalah putra dari Abdul Ghafoor Adam dan Shaheema Mohamed. Ahmed Adeeb memperoleh pendidikan dasar dan menengah di Sekolah Majeediyya. Ia memperoleh gelar sarjana dari Universitas Staffordshire pada tahun 2007 dan gelar Master of Business Administration dari Universitas Edith Cowan pada tahun 2008. Adeeb memulai kariernya tahun 2001 di Pelayanan Kepabeanan Maladewa. Setelah lulus tahun 2008 ia mulai bekerja sebagai Chief Operating Officer di Millenium Capital Holdings Pvt Ltd sebelum terpilih sebagai Bendahara Kamar Dagang dan Industri Nasional Maladewa (Maladewa National Chamber of Commerce and Industries atau disingkat MNCCI) pada tahun yang sama. Ia kemudian terpilih sebagai Presiden MNCCI pada tahun 2011. Adeeb mulai menjadi sorotan nasional pada tahun 2009 sebagai seorang akademisi muda yang mengangkat berbagai isu-isu ekonomi yang berkaitan dengan pemerintah. Ia menjadi Wakil Presiden Maladewa kelima pada 22 Juli 2015. Tanggal 24 Oktober 2015 diumumkan bahwa Adeeb ditangkap oleh polisi Maladewa sehubungan dengan sebuah serangan bom pada 28 September 2015 yang ditargetkan pada Presiden Abdulla Yameen. Pada 5 November, Adeeb dicopot dari jabatannya sebagai Wakil Presiden berdasarkan mosi tidak percaya dari Majelis Rakyat.[1] Karier politikSetelah pengunduran diri Presiden Mohamed Nasheed yang kontroversial pada tanggal 7 Februari 2012, Presiden Waheed menunjuk Ahmed Adeeb sebagai Menteri Pariwisata.[2] Setelah Abdulla Yameen dilantik sebagai Presiden Maladewa, Ahmed Adeeb diangkat sebagai Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya pada tanggal 17 November 2013.[3] Selain menjadi menteri, Ahmed Adeeb juga menjadi Ketua Dewan Ekonomi. Ahmed Adeeb adalah seseorang yang memiliki kepentingan besar dalam dunia politik Maladewa. Kehidupan pribadiAhmed Adeeb menikahi Fathimath Liusha pada tahun 2006. Keluarga Fathimath termasuk keluarga kaya di Male'.[4] Mereka memiliki dua orang anak, seorang putra dan seorang putri. Wakil PresidenPada Juli 2015, Presiden Abdulla Yameen menunjuk Ahmed Adeeb sebagai Wakil Presiden Maladewa. Pengambilan sumpah dilakukan di Kantor Presiden yang dipimpin oleh Ketua Pengadilan Abdulla Saeed. Majelis Rakyat menyetujui pencalonannya dengan dukungan 70 suara. Ahmed Adeeb adalah wakil presiden termuda di dunia pada saat itu. PenahananPada 24 Oktober 2015, Ahmed Adeeb ditangkap atas pemasangan bahan peledak di kapal presiden. Ahmed Adeeb dan pamannya pergi ke Aarah menggunakan kapal presiden pada 25 September, tiga hari sebelum Presiden kembali ke Male' dari kunjungannya ke luar negeri. Mereka tiba di Aarah saat waktu Salat Magrib. Adeeb dan pamannya memerintah awak kapal untuk Salat Maghrib. Menurut awak kapal dalam penyelidikan, hanya saat itu kapal presiden dibiarkan tanpa awak (iItu adalah saat kritis bagi Adeeb dan pamannya untuk memasang bahan peledak yang dibuat untuknya oleh seorang perwira tentara Maladewa). Dua bahan peledak yang dipasang meledak dikendalikan dari jarak jauh menggunakan koneksi GSM. Presiden sedang menggunakan kapal tersebut ketika ledakan terjadi di kapal pada 28 September 2015. Yameen tidak terluka dan ibu negara selamat dengan tulang punggung mengalami cedera parah.[5] Adeeb juga ditahan atas hilangnya $79 juta dari badan pariwisata Maladewa.[6] Ia divonis hukuman penjara selama tiga puluh tahun karena berusaha membunuh Presiden. Referensi
|