Air France Penerbangan 447
Air France Penerbangan 447 (AF447/AFR447) adalah armada Air France berjenis Airbus A330-200, dengan kode pendaftaran F-GZCP, yang beroperasi sebagai pesawat penumpang internasional. Pesawat ini mengangkut penumpang dari Bandar Udara Internasional Rio de Janeiro/Galeão di Rio de Janeiro, Brasil menuju Bandar Udara Paris-Charles de Gaulle di Paris, Prancis. Setelah terbang dari Rio de Janeiro, Brasil, pesawat ini hilang dari radar di Samudra Atlantik pada 1 Juni 2009, di mana terdapat 216 orang penumpang dan 12 orang kru pesawat berada di dalamnya. Pesawat itu meninggalkan Rio de Janeiro, Minggu pukul 19.00 waktu setempat, dan diperkirakan akan tiba di Paris, Senin pukul 11.15 waktu setempat (sekitar 16.15 WIB).[2]. Hasil penyelidikan sementara menemukan pesawat tercebur ke laut akibat kru salah membaca indikator kecepatan pesawat, yang mengakibatkan pesawat mengalami stall. Hall ini diduga disebabkan membekunya tabung pitot[3][4] sehingga mengganggu aliran udara, yang akhirnya mengganggu instrumen kecepatan. Data pesawatPesawat yang digunakan dalam penerbangan ini adalah pesawat Airbus A330-200, dengan dua mesin General Electric CF6-80E1, serta memiliki kode pendaftaran F-GZCP.[5] Pesawat ini pertama kali terbang pada tanggal 25 Februari 2005.[5] Upaya pencarianUpaya pencarian terhadap korban dan bangkai pesawat ini pun dilakukan. Hingga hari Minggu, 7 Juni 2009, telah ditemukan 17 jenazah korban.[6] Guna melancarkan pencarian, Angkatan Laut AS mengirimkan dua perlengkapan pelacak ke beberapa kapal Prancis guna membantu melacak kotak hitam pesawat Air France tersebut. Alat pelacak ini memiliki nama Towed Pinger Locators, memiliki ukuran panjang 1,5 meter dan diameter 1,8 meter.[7] Tanggal 8 Juni, stabilizer vertikal pesawat ini ditemukan.[8] Tanggal 17 Juni, 50 mayat telah ditemukan.[9][10] Tanggal 26 Juni, pencarian dihentikan. Pada tanggal 6 Mei 2010, kotak hitam pesawat ini akhirnya diketahui lokasinya, namun sampai saat ini belum dapat diambil dari dasar laut. Operasi pengambilan direncanakan dilaksanakan tahun 2010 ini. Pada tanggal 1 Mei 2011, kedua kotak hitam pesawat bisa ditemukan dan diangkat dari dasar samudra. Keduanya dalam keadaan baik. Penumpang dan kru
Penerbangan 447 membawa 216 penumpang dan 12 kru dalam 2 kelas. Penumpang terdiri dari 1 bayi, 7 anak-anak dan 208 dewasa. Terdapat 3 pilot, Kapten Marc Dubois, 58 tahun, bergabung dengan Air France pada 1988 dan memiliki sekitar 11,000 jam terbang, termasuk 1,700 jam dengan Airbus A330; 2 kopilot, David Robert, 37 tahun dan Pierre-Cedric Bonin, 32 tahun memiliki sekitar 9,000 jam terbang di antara mereka. Di antara 12 kru, 11 di antaranya berkebangsaan Prancis dan 1 orang berkebangsaan Brasil. Mayoritas penumpang Penerbangan 447 berkewarganegaraan Prancis, Brasil, dan Jerman. Banyak penumpang dalam manifes (dalam tabel di sebelah kanan), memiliki kewarganegaraan ganda atau bahkan lebih, sehingga menyulitkan identifikasi kebangsaan penumpang. Tanggal 20 Juni, Air France mengumumkan akan memberikan santunan mula-mula kepada setiap keluarga korban sebesar €17,500. Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat tabel di samping. InvestigasiInvestigasi awal menemukan adanya laporan dari sistem pesan otomatis pesawat (ACARS) yang menandakan pesawat mengalami masalah instrumen (terutama pada pembacaan indikator kecepatan udara, yang menandakan ada masalah pada sistem pitot-statik, diperkirakan pipa pitot ini terhalang, sehingga menggangu pembacaan indikator[19]) dan kelistrikan, bersama dengan dekompresi akibat turbulensi, diduga akibat cuaca buruk (badai tropis) yang dilaporkan terjadi oleh otoritas cuaca setempat. Sementara, pipa pitot diduga terhalang butiran-butiran es, yang sering terlihat ketika berada di dalam awan badai. Pesawat itu diketahui pernah mengalami ketidaksamaan pembacaan kecepatan udara pada instrumen. Laporan lain menyebutkan bahwa kejadian ini juga pernah dialami beberapa pesawat Airbus A330, A320, dan A340. Pihak Airbus membenarkan masalah ini dan merekomendasikan operator pesawat yang memiliki pipa pitot yang sama dengan pesawat naas tersebut untuk menggantinya (pipa pitot tersebut bermerek Thales. Pihak Airbus merekomendasikan penggantian dengan merek Goodrich[20][21]). Hasil penyelidikan sementaraTanggal 27 Mei, pihak penyelidik kecelakaan udara Prancis, Bureau d'Enquêtes et d'Analyses pour la Sécurité de l'Aviation Civile (BEA), mengumumkan hasil sementara penyelidikan setelah menganalisis perekam data penerbangan (FDR). Hasilnya, ditemukan bahwa pesawat jatuh ke laut dalam keadaan utuh akibat aerodynamic stall, tidak seperti spekulasi sebelumnya yang menyatakan pesawat hancur di udara. Penyebab stall bukan akibat kesalahan mekanis maupun cuaca buruk, melainkan akibat kru yang menaikkan hidung pesawat hingga kecepatan pesawat tidak cukup untuk mempertahankan gaya angkat yang memadai.[4] Meskipun masalah pada pipa pitot diduga menjadi penyebab terputusnya autopilot, alasan pilot kehilangan kendali dalam situasi seperti itu tetap menjadi misteri, karena pada umumnya pilot akan berusaha menurunkan hidung pesawat ketika mengalami stall.[22][23][24] Apalagi, dalam pesawat A330, terdapat beberapa sensor pesawat yang memberi informasi ketinggian dan tidak ada indikasi bahwa ada sensor yang tidak berfungsi.[25] Satu faktor yang diduga mempengaruhi adalah karena komputer pesawat A330 umumnya tidak menyetujui input kontrol yang dapat mengakibatkan stall, kru tidak menyadari bahwa stall dapat terjadi ketika komputer memasuki mode alternatif akibat kegagalan indikator kecepatan udara.[26] Dugaan kesalahan manusiaHasil investigasi sementara tersebut menimbulkan dugaan bahwa kecelakaan ini disebabkan kesalahan manusia. Pada bulan Oktober 2011, sebuah transkrip percakapan pilot pesawat naas tersebut dibocorkan dan dipublikasikan dalam sebuah buku "Erreurs de Pilotage" (Kesalahan Pilot) oleh Jean Pierre Otelli,[26][27] Berdasarkan buku tersebut, salah satu ko-pilot menarik tongkat kendali ke belakang ketika pesawat mengalami stall, memperparah keadaan hingga hilang kendali dan tercebur ke laut.[26] Pihak BEA dan Air France menyayangkan munculnya informasi tersebut. Air France menyatakannya sebagai "sensasional dan tidak dapat dibuktikan" yang "tidak menghargai ingatan akan kru dan penumpang yang menjadi korban."[28]. Kasus ini seperti pembocoran rekaman suara kokpit dalam kasus Adam Air Penerbangan 574 beberapa tahun lalu. Dalam buku tersebut dan analisis sebuah majalah Amerika, Popular Mechanics, yang berdasarkan buku tersebut, yang terbit pada 6 Desember 2011, disebutkan salah satu faktor penyebab utama adalah kegagalan dalam pelaksanaan manajemen sumber daya awak; utamanya fakta bahwa tepatnya pada pukul 2 dini hari waktu setempat, kapten Marc Dubois meninggalkan kokpit untuk istirahat, menyerahkan kontrol kepada kru cadangan yang ternyata belum begitu berpengalaman. Pierre-Cedric Bonin, pilot yang memegang kendali, ternyata baru mengumpulkan sekitar 800 jam terbang dengan A330, dan belum memenuhi ketentuan Air France untuk menjadi kopilot A330. Ialah yang menarik tongkat kendali ke belakang ketika pesawat mulai mengalami stall. Ditambah lagi, pilot yang lebih senior, David Robert tidak menyadari situasi dalam pesawat 3 menit sebelum menghantam air. Kesalahan yang lain, tambah majalah tersebut, adalah kru tidak menganalisis kondisi cuaca dengan baik dan menyiapkan rute alternatif jika ada badai, serta laporan cuaca yang tidak memadai. Kemudian, penyebab lainnya adalah Air France tidak memberikan pelatihan yang memadai mengenai pengoperasian kontrol Airbus A330 ketika komputer pengendali dalam mode alternatif, seperti jika terjadi kegagalan mekanis, dan inilah faktor kopilot Pierre-Cedric Bonin melakukan kesalahan kontrol yang fatal (menarik tongkat pengendali ke belakang, padahal seharusnya ke depan) berulangkali hingga pesawat mengalami stall. Keputusan kapten Marc Dubois juga dikritik dalam analisis tersebut, padahal ia mengetahui bahwa pesawat akan menghadapi turbulensi akibat perubahan cuaca dan ditambah kesalahan memberikan kendali kepada kopilot yang paling junior dan belum berpengalaman.[26] Laporan akhirPada 5 Juli 2012, BEA mengeluarkan laporan akhir investigasi kecelakaan tersebut. Hal-hal yang terdapat dalam laporan tersebut sesuai dengan laporan awal, dan BEA memberi beberapa rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut.[1] Menurut laporan tersebut, kecelakaan ini disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
Faktor penyebabnya adalah sebagai berikut:
Lihat pula
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Air France Penerbangan 447. |