H. M. Ali Bin Dachlan (lahir 30 Desember 1948) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Bupati Lombok Timur periode 2003 – 2008. Kalah pada Pilkada 2008 dan kembali dicalonkan masyarakat melalui jalur Independen pada Pilkada 2013 dan berhasil sehingga ia kembali menjadi Bupati Lombok Timur untuk periode 2013 - 2018.[1]
Keluarga dan Trah
Ali Bin Dachlan lebih dikenal dengan sebutan Ali BD, memiliki nama lengkap Moch Ali bin Dachlan. Tokoh ini memiliki satu orang Istri bernama Hj. Supinah, dan dua orang anak. Putra sulungnya bernama drg.H. Asrul Sani,M.Kes dan putra bungsunya bernama Ahmad Zulfikar[2]
H.Moch. Ali bin Dachlan merupakan silsilah keturunan atau keluarga dari Tuan Guru Umar Kelayu.[3] Tuan Guru Umar adalah tokoh masyarakat di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Nama Tuan Guru Umar sangat melekat di hati masyarakat Lombok, bahkan sampai manca negara. Oleh masyarakat Lombok, idealisme dan pengabdian Tuan Guru Umar yang pernah menjadi penghulu di Kerajaan Selaparang sebagai bagian dari Sejarah Lombok semakin memberikan keyakinan bahwa Ali Bin Dachlan adalah silsilah keluarganya.[4]
Karena antara Selaparang dan Tuan Guru Umar Kelayu, sering menjadi bagian dari kebijakan Ali Bin Dachlan saat menjadi Bupati Lombok Timur, baik pada periode 2003 - 2008 dan 2013 - sekarang. Bukti yang terlihat adalah adanya nama-nama Selaparang dalam berbagai program pemerintah serta terbitnya buku-buku yang mengenang sejarah Tuan Guru Umar Kelayu. Hasil penelitian dari para penulis buku dan wawancara dengan tokoh yang masih hidup dengan usia 70 tahun ke atas mengakui bahwa Ali Bin Dachlan diperkirakan merupakan trah ke - 5.
Pendidikan
H. Moch. Ali Bin Dachlan mengawali pendidikan formal di Sekolah Rakyat (SR) Dasan Geres, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMPN Selong, SMAN Selong dan mendapatkan gelar sarjana hukum.[5]
Riwayat Pekerjaan
H. Moch. Ali bin Dachlan mengawali karier sebagai guru di SMA Maarif serta menjadi Kepala Sekolah di SMP di bawah naungan lembaga yang sama yaitu Maarif. Ali bin Dachlan juga pernah menjadi wartawan, pegawai negeri sipil, pengusaha dengan mendirikan yayasan hingga menjadi ketua forum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) – NTB.
Pengalaman tersebut membuatnya dikenal oleh masyarakat luas, bahkan karena jasa Ali BD sejak aktif di LSM, ada sebuah jambatan di Langko, Kecamatan Janapria kabupaten Lombok Tengah disebut Jambatan Ali BD, karena Jembatan tersebut dibangun olehnya.[6] Disamping itu, semua bidang yang digeluti Ali BD juga rata-rata sukses. Salah satu contoh kesuksesannya yang bisa dilihat sebagai riwayat karier adalah berdirinya Bank Segara Anak Kencana dan Bank Samawa Kencana yang sama-sama di singkat BSK[7]
Bank Segara Anak Kencana [1] Diarsipkan 2016-11-17 di Wayback Machine. yang merupakan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) banyak membantu pembangunan ekonomi masyarakat Nusa Tenggara Barat. Bersama Ali BD, Bank ini juga aktif menjalankan Syariat Islam, diantaranya melalui moment Peringatan Hari Besar Islam baik di Lombok dan juga Sumbawa - NTB
Sosok Yang Dicintai Rakyat
H. M. Ali bin Dachlan dikenal sebagai Tokoh Pemerintahan (Bupati) yang unik. Seorang pemuda pernah menulis buku tentangnya. Buku tersebut berjudul 10 Alasan "oknum" bertanda kutip membenci H. M. Ali bin Dachlan.[8] Buku tersebut berisi tentang beragam fitnah terhadapnya yang membuat politik di Lombok Timur sempat keruh. Bahkan saat ia dinyatakan menang dalam pilkada 2013 sampai menjelang pelantikan, terjadi demo atau aksi penolakan yang diduga dari lawan politik yang tidak terima dengan kekalahan. Aksi tersebut berujung anarkis[9]
Fitnah-fitnah tersebut diduga tidak terlepas dari sikapnya yang sering bertentangan dengan kebiasaan pemerintahan. Kebijakannya yang selalu melawan arus untuk kepentingan masyarakat selalu membuat geram para "oknum" dibawahnya. Bahkan Media Nasional Metro TV pernah memberitakan dengan judul Aksi Menantang Kebijakan Pak Bupati.[10]
Kebijakannya sebagai Bupati yang selalu berpihak pada kebutuhan rakyat membuatnya tetap ada dihati masyarakat. Buktinya ia sukses menjadi tokoh pertama dalam sejarah yang berhasil menjadi Bupati melalui jalur Independen dan membuat geram para elit Partai Politik dan "oknum" pegawai dibawahnya. Bukti dari kesuksesannya, meskipun membuat benci lawan politiknya dan sempat membuat Lombok Timur panas dalam aksi demo soal kebijakan pemotongan gaji pegawai sebesar 2,5 % untuk zakat.
Prestasi
Ali BD dalam Prestasi secara Nasional ataupun Internasional tidak terlalu pamiliar. Namun kebijakannya sering menjadi referensi Nasional. Karena ia sendiri cendrung menolak lomba-lomba pemerintahan yang menghabiskan anggaran. Salah satunya termuat dalam buku Kekuasaan untuk rakyat. Dalam buku tersebut tercatat bahwa Ali BD pernah melarang Ibu-Ibu PKK agar tidak mengikuti lomba memasak ikan[11] Ali Bin Dachlan lebih senang mendukung program yang bisa memacu inovasi, prestasi dan transparansi.[12]
Manfaat dari kebijakan tersebut bisa dilihat dari pembangunan Kantor Bazda Lombok Timur, Pembangunan Dermaga Labuhan Haji, Pembebasan Lahan DAM Pandandure, Perayaan Tahun Baru Hijriyah dan lain-lain. Bahkan Kantor Bupati Lombok Timur yang pembangunannya sempat molor sejak zaman pemerintahan sebelumnya,[13] dan baru berhasil berdiri di masa pemerintahan Ali BD.[butuh rujukan]
Pro Rakyat dan Dukungan menjadi Gubernur
Di tengah periode pemerintahan, Ali bin Dachlan didorong untuk menjadi Gubernur NTB melalui Pilkada 2018. Dorongan tersebut terbukti melalui inisiatif para relawan yang sudah mulai berkorban untuk mengkampanyekan Ali BD.[14] Pengorbanan sejenis juga pernah terlihat dilaksanakan pada Pilkada sebelumnya. Bentuk pengorbanan tersebut adalah melalui aksi sumbang dana untuk Baju Semeton Ali BD dan berbagai poster yang dirancang bertuliskan Semeton Kance Ali BD sejak akhir 2015.
Pranala luar
Referensi