Alun-alun Tahrir30°02′40″N 31°14′09″E / 30.044422°N 31.235696°E Alun-alun Tahrir (bahasa Arab: ميدان التحرير ; Midan al-Tahrir, IPA: [meˈdæːn el-, ettæħˈɾiːɾ], bahasa Indonesia: Alun-Alun Kebebasan) adalah sebuah alun-alun publik besar di pusat kota Kairo, Mesir. Alun-alun ini awalnya dinamai Midan Ismaileyya (bahasa Indonesia: Alun-alun Ismailiya) sesuai pemimpin abad ke-19, Khedive Ismail, yang memerintahkan perancangan 'Paris di Sungai Nil' terhadap distrik pusat kota yang baru ini. Setelah Revolusi Mesir 1919, alun-alun ini semakin dikenal sebagai Alun-alun Tahrir (kebebasan), namun alun-alun ini tidak berganti nama secara resmi hingga Revolusi Mesir 1952 yang mengubah Mesir dari monarki konstitusional menjadi sebuah negara republik.[1] Tempat menarikDi pusat Alun-alun Tahrir adalah bundaran lalu lintas yang besar dan sibuk. Di sisi timur laut adalah plaza dengan patung warga Kairo, Omar Makram pada masa Mesir Ottoman, dan di belakangnya adalah Masjid Omar Makram.[2] Alun-alun ini adalah ujung utara dari Qasr al-Ayn Street, ujung barat Talaat Harb Street, dan Qasr el-Nil Street yang akses langsung selatannya melewati Jembatan Qasr al-Nil yang melintasi Sungai Nil. Kawasan di sekitar Alun-alun Tahrir meliputi Museum Mesir, kantor pusat Partai Demokratik Nasional-NDP, gedung pemerintah Mogamma, kantor pusat Liga Arab, Nile Hotel, dan kampus pusat kota Universitas Amerika di Cairo. Cairo Metro melayani Alun-alun Tahrir melalui Stasiun Sadat yang merupakan persimpangan dua jalur sistem metro pusat kota, menghubungkan pusat kota dengan Giza, Maadi, Helwan, dan distrik dan pinggiran kota lain di Kairo Raya. Akses bawah tanahnya memberikan rute aman bagi pejalan kaki untuk melintasi jalan raya yang padat di alun-alun ini. Penggunaan publik dan demonstrasiAlun-alun Tahrir telah menjadi tempat yang umum bagi berbagai protes dan demonstrasi besar sepanjang tahun, termasuk Kerusuhan Roti Mesir 1977 dan protes Maret 2003 menentang Perang di Irak.[3] Protes 2011Alun-alun Tahrir adalah titik pusat bagi protes Mesir 2011 melawan presiden Hosni Mubarak.[4] Lebih dari 50.000 pemrotes menduduki alun-alun ini pada 25 Januari, ketika layanan internet nirkabel di daerah ini dilaporkan dimatikan.[5] Pada hari-hari selanjutnya, Alun-alun Tahrir terus menjadi destinasi utama bagi protes di Kairo.[6] Tanggal 29 Januari, pesawat tempur Mesir terbang rendah di atas kerumunan orang-orang yang berkumpul di alun-alun ini. Koresponden BBC melaporkan bahwa jumlah demonstran telah bertambah menjadi sedikitnya 100.000 orang,[7] dan pada 31 Januari, koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa jumlah demonstran bertambah lagi menjadi 250.000 orang.[8] Pada 1 Februari, Al Jazeera melaporkan bahwa lebih dari 1 juta demonstran secara damai berkumpul di alun-alun ini dan jalan-jalan sekitarnya.[9] Alun-alun ini menjadi titik pusat dan simbol bagi demonstrasi demokrasi Mesir yang sedan berlangsung. Pada 2 Februari malam, kerusuhan antara demonstran pro-Mubarak dan pro-demokrasi terjadi di alun-alun ini dan sekitarnya, dengan trotoar dipecahkan untuk dijadikan batu lemparan. Dalam satu minggu, karena liputan media internasional, citra dan nama Alun-alun Tahrir semakin dikenal di seluruh dunia.[10] Sebuah halaman Facebook bernama tahrir square ميدان التحرير dibuat dan dikelola oleh staf yang berjumlah 20 orang pada waktu yang bersamaan selama pemberontakan ini terjadi. Hal ini dilakukan untuk mencegah kelangkaan berita atau berita palsu oleh media dalam negeri.[11][12] Lihat pulaWikimedia Commons memiliki media mengenai Tahrir Square. Catatan kaki
Pranala luarMedia tentang Tahrir Square di Wikimedia Commons |