Aryojeding, Rejotangan, Tulungagung
SejarahBerdasarkan sejarah, di Desa Ariyojeding Kecamatan Rejotangan terdapat tempat bersejarah petilasan Kadipaten Ariyo Blitar. Petilasan yang sebelumnya oleh masyarakat setempat dikenal keramat ini adalah tempat berdirinya Kadipaten Ariyo Blitar. Kadipaten ini dipimpin oleh seorang adipati, Adipati I bernama Nilo Suwarno, Adipati II bernama Ki Ageng Sengguruh, sedangkan Adipati III bernama Joko Kandung. Namun Joko Kandung tidak meneruskan kekuasaannya melainkan meninggalkan kadipaten dan tidak pernah kembali. Sehingga Kadipaten Ariyo Blitar terjadi kekosongan kekuasaan dalam waktu yang cukup lama. Petilasan ini banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah dengan tujuan berbeda-beda. Pada masa G-30S/PKI tahun 1965 petilasan ini pernah dihancurkan warga. Makam Adipati II Ariyo Blitar Ki Ageng Sengguruh terdapat di dusun Pundensari Desa Rejotangan, bersebelahan dengan makam istrinya. Di sekelilingnya terdapat makam-makam keturunannya. Makam ini juga banyak dikunjungi orang dari berbagai daerah. Warga Dusun Pundensari beranggapan mereka yang tinggal di Dusun Pundensari dilarang menikah dengan warga Desa Ariyojeding. Warga Pundensari juga dilarang menggelar kesenian Tayuban dan berpoligami. Jika dilanggar akan sering mendapat musibah. GeografiDi Kadipaten Ariyo Blitar terdapat dua desa, yaitu Desa Ariyoblitar dan Desa Jeding. Desa Ariyoblitar terbagi atas 2 dusun, yaitu dusun Ariyoblitar dan dusun Dungmanten. Desa Jeding terbagai atas 3 dusun, yaitu dusun Gludug, dusun Jeding Lor dan dusun Jeding Kidul. Kemudian kedua desa ini dijadikan satu menjadi Desa Ariyojeding dan terbagi menjadi lima dusun sampai dengan sekarang. Luas Desa Ariyojeding adalah 287.061 Ha dengan batas-batas:
KependudukanSampai tahun 2010 jumlah penduduk Desa Ariyojeding sebanyak 5.387 jiwa, terdiri atas 2.782 laki-laki dan 2.605 perempuan. PemerintahanJumlah Kepala Desa Ariyojeding sampai dengan tahun 2013 adalah sebanyak 22 orang, yaitu:
|