Asam etakrinat
Asam etakrinat adalah diuretik loop yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi dan sembap yang disebabkan oleh penyakit seperti gagal jantung kongestif, gagal hati, dan gagal ginjal. Kekurangan asam etakrinat dibandingkan dengan obat diuretik loop lainnya seperti furosemid adalah ia memiliki kurva dosis-respons yang sangat curam, yang berarti dosis obat sangat penting karena varians kecil dalam dosis dapat menyebabkan perbedaan yang signifikan dalam respons biologis. Tidak seperti diuretik loop lainnya, asam etakrinat bukanlah sulfonamida[1] dan dengan demikian dapat digunakan pada individu dengan alergi sulfa yang mana diuretik loop sulfonamida akan dikontraindikasikan. Fitur strukturalAsam etakrinat merupakan turunan asam fenoksiasetat dan mengandung gugus keton tak jenuh α,β. Kegunaan dalam medisAsam etakrinat adalah diuretik yang digunakan untuk mengobati edema saat agen yang lebih kuat dibutuhkan. Obat ini tersedia dalam bentuk pil atau suntikan. Pil ini digunakan untuk mengobati edema yang terkait dengan gagal jantung kongestif, sirosis dan penyakit ginjal, penumpukan cairan di perut yang terkait dengan kanker atau edema, dan penanganan anak-anak yang dirawat di rumah sakit dengan penyakit jantung bawaan atau sindrom nefrotik. Bentuk suntikan digunakan untuk mengeluarkan air dari tubuh dengan cepat saat dibutuhkan, misalnya pada edema paru akut, atau saat seseorang tidak dapat meminum obat dalam bentuk pil.[2] Efek sampingSebagai diuretik, asam etakrinat dapat menyebabkan sering buang air kecil, tetapi biasanya akan membaik setelah mengonsumsi obat tersebut selama beberapa minggu. Asam etakrinat juga dapat menyebabkan kadar kalium rendah, yang dapat bermanifestasi sebagai kram otot atau kelemahan. Obat ini juga diketahui dapat menyebabkan kehilangan pendengaran yang reversibel atau permanen (ototoksisitas)[3] dan kerusakan hati[4] jika diberikan dalam dosis yang sangat tinggi. Jika diminum secara oral, obat ini menyebabkan diare; pendarahan usus dapat terjadi pada dosis yang lebih tinggi. Mekanisme kerjaAsam etakrinat bekerja dengan menghambat NKCC2 di lengkung Henle asenden tebal dan makula densa. Kehilangan ion kalium tidak terlalu kentara tetapi kemungkinan alkalosis hipokloremik lebih besar. Kurva respons dosis asam etakrinat lebih curam daripada furosemid, dan secara umum kurang dapat diatur. Kisaran dosisnya adalah 50–150 mg. Asam etakrinat dan adisi glutationnya merupakan penghambat kuat anggota famili glutation S-transferase, yang merupakan enzim yang terlibat dalam metabolisme xenobiotik. Famili enzim ini telah terbukti memiliki tingkat variabilitas genetik yang tinggi. Referensi
|