Asam paya
Eleiodoxa adalah genus tumbuhan berbunga monotipe dalam keluarga palem yang ditemukan di Asia Tenggara . Satu-satunya spesies, Eleiodoxa conferta, merupakan tumbuhan dioecious yang tinggal di rawa, biasa disebut dalam bahasa Melayu sebagai asam kelubi atau asam paya . Walaupun lima nama spesies telah diterbitkan, empat nama lainnya biasanya dikenali sebagai sinonim dari lectotype E. conferta .[2] Genus ini dinamai dari dua kata Yunani yang berarti "air" dan "kemuliaan" dan nama spesiesnya adalah bahasa Latin untuk "menyakitkan", sebuah singgungan pada duri bunga.[3] KeteranganMeski berada di bawah tanah, batang pohon palem ini bergerombol dan membentuk semak belukar yang lebat. Sebagai salah satu dari tanaman hapaksan, batang individu bersifat determinasi dan mati setelah berbunga. Daun dewasa panjangnya mencapai 3,5 m dengan tangkai daun 3 m yang dipersenjatai dengan lingkaran 5 – 7 duri sepanjang cm. Pinnae berwarna hijau hingga hijau tua tersusun teratur di sepanjang tulang rusuk, panjang 1,5 m, dan bergerigi di sepanjang tepinya. Perbungaannya muncul di permukaan tanah, menghasilkan bunga jantan atau betina, yang terakhir membentuk buah merah bersisik dengan satu atau kadang-kadang dua biji . Distribusi dan habitatDitemukan di daerah tropis Thailand, Malaysia, Kalimantan dan Sumatra pada fasies hutan rawa gambut dan rawa air tawar, mereka sangat suka berteman dan membentuk koloni besar. Budidaya dan kegunaannyaSaat pohon palem ini dibudidayakan, ia membutuhkan banyak air, tanah yang subur dan asam, serta naungan atau cahaya yang disaring. Di habitatnya, jantung palem dikonsumsi dan daunnya digunakan untuk jerami. Buahnya sering diasamkan dan dijadikan pengganti asam jawa atau dibuat manisan.[4] Referensi
|