Bahasa di JambiProvinsi Jambi, terdapat 7 jenis bahasa yang digunakan oleh penduduknya, yaitu bahasa Bajau Tungkal Satu, Banjar, Bugis, Jawa, Kerinci, Melayu, dan Minangkabau.[1] Tidak menutup kemungkinan bahwa masih terdapat bahasa yang belum terpetakan karena melihat dari luas wilayah, batas wilayah, sejarah, hingga perkembangan Provinsi Jambi. Bahasa-bahasa yang ada di daerah Jambi sejalan dengan penyebaran penduduknya, sehingga bahasanya ditemukan pada daerah tertentu dan memiliki ciri khas dialeknya masing-masing.[2] Dari sekian banyak bahasa, Bahasa Kerinci dan Bahasa Melayu merupakan bahasa asli provinsi Jambi. Bahasa Melayu yang dominan digunakan masyarakat provinsi Jambi adalah Bahasa Melayu Jambi. Bahasa Melayu Jambi juga sebagai pemersatu dialek bahasa Melayu di daerah setiap kabupaten/kota dan juga digunakan untuk berinteraksi antar suku yang ada di Provinsi Jambi Bahasa Bajau Tungkal SatuBahasa Bajau Tungkal Satu merupakan bahasa yang dituturkan di Desa Tungkal Satu, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Dari hasil hitungan dialektometri, isolek bahasa ini memiliki persentase 81 hingga 100 persen jika dibandingkan dengan bahasa Kerinci. Bahasa Bajau Tungkal Satu ini juga berbeda jika dibandingkan dengan bahasa Bajo yang ada di Pulau Sulawesi dengan persentase perbedaannya sebesar 85,5 persen.[3] Bahasa BanjarBahasa Banjar yang ada di Provinsi Jambi dituturkan di Desa Parit Pudin, Kecamatan Pangabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat; Desa Pembengis, Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat; serta Desa Sungairambut, Kecamatan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Bahasa Banjar ini memiliki tiga dialek yang digunakan oleh masyarakat, yaitu dialek Paritpudin, dialek Pembengis, dan dialek Sungairambut. Jika dilihat dari hasil perhitungan dialektometri, ketiga dialek tersebut memiliki perbedaan sekitar 53,75 hingga 56 persen. Sedangkan, perbedaan bahasa Banjar yang ada di Kalimantan Selatan dan yang ada di Jambi sekitar 72,75 persen.[4] Bahasa BugisMasyarakat yang ada di Provinsi Jambi juga menggunakan bahasa Bugis untuk kesehariannya. Bahasa ini ditemukan di Desa Sungai Jambat, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur; Kelurahan Kampunglaut, Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur; serta Desa Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi. Persentase perbedaan bahasa Bugis dengan bahasa Bajau Tungkal Satu, Kerinci, maupun Melayu adalah 81 hingga 100 persen.[5] Bahasa JawaMasyarakat Jambi juga menggunakan bahasa Jawa pada beberapa daerah seperti Kelurahan Senyerang, Kecamatan Senyerang, Kabupaten Tanjung Jabung Barat; Desa Rantau Jaya, Kecamatan Rantau Rasau, Kabupaten Tanjung Jabung Timur; Desa Pematang Kancil, Pemenang, Kabupaten Merangin; Desa Semaran, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun. Dilihat dari jumlah daerah yang menggunakan bahasa Jawa, dialek yang digunakan di setiap daerah tersebut berbeda-beda. Terdapat lima dialek yang digunakan yaitu dialek Senyerang, dialek Rantau Jaya, dialek Pematang Kancil, Kuala Tungkal, serta dialek Semarandan.[6] Bahasa KerinciSesuai dengan namanya, bahasa Kerinci ini digunakan oleh masyarakat yang tinggal di Kabupaten Kerinci, meliputi Desa Pengasih Lama, Kecamatan Bukitkerman; Desa Koto Tuo Ujung Pasir; Desa Seleman, Kecamatan Danau Kerinci; Desa Hiang Tinggi, Kecamatan Sitinjau Laut; Desa Koto Lebu dan Desa Koto Loko, Kecamatan Pondong Tinggi; Desa Sungaiabu, Kecamatan Kerinci; Desa Belui, Kecamatan Air Hangat Timur; serta Desa Mukai Tinggi dan Desa Sung Betung Ilir, Kecamatan Gunung Kerinci, Kabupaten Kerinci. Terdapat tujuh dialek bahasa Kerinci yang digunakan, yaitu dialek Gunung Raya, dialek Danau Kerinci, dialek Sitinjau Laut, dialek Sungai Penuh, dialek Pembantu Sungai Tutung, dialek Belui Air Hangat, serta dialek Gunung Kerinci. Perbedaan dari ketujuh dialek ini sekitar 51 hingga 65,5 persen dan memiliki perbedaan sebesar 81 hingga 100 persen jika dibandingkan dengan bahasa Bengkulu dan bahasa Minangkabau.[7] Bahasa Melayu JambiBahasa Melayu Jambi merupakan bahasa asli Provinsi Jambi. Bahasa Melayu Jambi memiliki delapan dialek meliputi dialek Tanjung Jabung, dialek Kota Jambi, dialek Muaro Jambi, dialek Batanghari, dialek Tebo, dialek Bungo, dialek Sarolangun, serta dialek Merangin. Bahasa Melayu ini digunakan untuk berinteraksi antar suku yang ada di Provinsi Jambi. Perbedaan setiap dialek dalam bahasa Melayu adalah 51 hingga 80 persen.[2][8] Bahasa MinangkabauProvinsi Jambi merupakan daerah yang berbatasan dengan daerah Sumatera Barat, sehingga terdapat bahasa Minangkabau yang digunakan masyarakat. Bahasa ini digunakan oleh masyarakat yang berada di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan; Desa Tanjung Raden, Kecamatan Danau Teluk; serta Desa Rantau Panjang, Kecamatan Batang Asai Kabupaten Sarolangun. Perbedaan dialek bahasa yang digunakan oleh masyarakat Jambi dengan masyarakat Sumatera Barat mencapai 62,25 persen, sehingga menandakan bahwa bahasa yang digunakan memiliki dialek yang berbeda dengan masyarakat Sumatera Barat.[9] Khusus daerah Tanjung JabungPada daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdapat beberapa suku pendatang, yakni suku Banjar, Jawa, Bajau, dan Bugis. Sedangkan untuk Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdapat tiga suku pendatang, yakni suku Bugis, Jawa, dan Banjar.
Referensi
|