Bahasa isyarat bayi adalah bahasa isyarat khusus yang biasa digunakan untuk berkomunkiasi dengan bayi dan balita. Ketika bayi dan balita ingin mengunkapkan keinginan dan maksud mereka, mereka tidak mampu untuk melakukannya karena kemampuan untuk berbicara tertinggal dari kemampuan cognitif mereka pada bulan bulan atau tahun tahun awal umur mereka.[1] Kesenjangan antara keinginan berkomunikasi dengan ketidakmapuan mereka untuk berkomunikasi bisa menimbulkan rasa frustasi. Akan tetapi karena koordinasi mata-tangan terbangun lebih awal daripada kemampuan untuk berbicara maka balita bisa belajar isyarat sederhana untuk kata kata sederhana seperti "makan", "tidur", "lagi", "peluk", "main", "kue", "teddy bear", sebelum mereka mampu menggunakan kata-kata yang mampu dimengerti.
Galeri
Referensi
Bacaan lanjutan
- Cesafsky, M. (2009). Baby Sign Language: Hindering or Enhancing Communication in Infants and Toddlers? (Tesis). University of Wisconsin-Stout. http://www2.uwstout.edu/content/lib/thesis/2009/2009cesafskym.pdf. Diakses pada 28 February 2013.
- Dickinson, A. (16 October 2000). "Signs of the Times". Time. 156 (16): 93. Diakses tanggal 28 February 2013.
- Goodwyn, S. W.; Acredolo, L. P.; Brown, C. A. (2000). "Impact of Symbolic Gesturing on Early Language Development". Journal of Nonverbal Behavior. 24 (2): 81–103. doi:10.1023/A:1006653828895.
- Nelson, L. H.; White, K. R.; Grewe, J. (2012). "Evidence for Website Claims about the Benefits of Teaching Sign Language to Infants and Toddlers with Normal Hearing". Infant and Child Development. 21 (5): 474–502. doi:10.1002/icd.1748.
- Pizer, G.; Walters, K.; Meier, R. P. (2007). "Bringing up Baby with Baby Signs: Language Ideologies and Socialization in Hearing Families". Sign Language Studies. 7 (4): 387–430. doi:10.1353/sls.2007.0026.
Pranala luar