Bale KanemBale Kanem adalah sebuah bangunan kayu yang terdiri dari enam tiang. Tiangnya terbuat dari kayu jati dan atapnya terbuat dari anyaman daun ilalang kering.
GeografisBale kanem berlokasi di belakang Masjid Jami Nurul Huda dusun Seborokarang. Tepatnya di depan pekarangan rumah warga. FilosofiDisebut Bale Kanem karena bangunannya yang mirip sebuah bale pendapa kuno dan kata "Kanem' berasal dari tiang/saka yang berjumlah enam. Tidak diketahui secara pasti siapa dan kapan bangunan Bale Kanem berdiri. KeunikanSalah satu keunikan pada Bale Kanem adalah konstruksi kayunya, karena sama sekali tidak menggunakan paku atau kawat. Pada bagian tiang/saka disambung dengan pasak kayu, kemudian bagian usuk dibuat dari belahan bambu dan hanya diikat menggunakan tali ijuk. Cerita PopulerMenurut cerita yang populer di masyarakat, Bale Kanem awalnya terletak di Desa Secang, Ngombol, Purworejo yang kemudian secara tiba-tiba bangunan tersebut berpindah ke Dusun Seborokarang, Seboro Pasar.[1] Peristiwa tersebut hanya terjadi satu malam, dan sebab itu Bale Kanem juga disebut omah tiban (rumah tiban). Letaknya sekarang berada dibelakang masjid, persis di halaman depan rumah warga. FungsiBale Kanem dahulu memiliki fungsi sebagai tempat yang digunakan oleh Sunan Geseng untuk mengajar ngaji muridnya. Hal MenarikSetiap bulan Mulud atau Bakdamulud pada kalender Jawa, atap yang terbuat dari daun ilalang kering diganti dengan daun ilalang kering yang baru. Saat ini untuk menjaga bangunan asli dari Bale Kanem, maka dibangun rumah kecil supaya terhindar dari panas dan hujan. Cerita WargaMenurut warga setempat dahulu terdapat beberapa peninggalan buku atau kitab, namun kabarnya buku atau kitab tersebut sudah tidak ada. Tidak diketahui secara pasti pihak yang mengambilnya. Perawatan dan RenovasiSaat ini Bale Kanem dirawat oleh masyarakat disekitarnya, sehingga kondisi aslinya masih berdiri kokoh. Namun dikarenakan kondisi yang sudah termakan usia, akhirnya diputuskan untuk melakukan perbaikan. Pada tahun 2018 Bale Kanem mengalami renovasi yang cukup besar, meliputi; 1. Balok kayu (blandar) 2. Tembok bagian luar 3. Pengecatan ulang tembok 4. Pintu Proses yang paling lama untuk dikerjakan adalah membuat anyaman atap atau welitan, karena daun ilalang kering harus diwelit (dianyam) pada bambu kecil dan diikat menggunakan tali yang namanya gêbêg. Biasanya atap dibuat oleh orang tua yang telah menguasai cara untuk menganyam ilalang. note: Renovasi dilakukan dengan tidak mengubah konstruksi bangunan asli Pranala MenarikCatatan Kaki
|