Bandar Udara Dhoho
Bandar Udara Dhoho (bahasa Inggris: Dhoho Airport) adalah sebuah bandar udara yang terletak di Kabupaten Kediri. Nama Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri berasal dari kata Daha atau Dahanapura yang memiliki arti Kota Api. Dulunya Daha merupakan sebuah kota kuno yang pernah menjadi pusat pemerintahan dari Kerajaan Kadiri dan Kerajaan Majapahit. Bandar udara ini dimiliki oleh PT Surya Dhoho Investama, anak perusahaan dari PT Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam, perusahaan rokok terbesar keenam di Indonesia, dan dioperasikan oleh Injourney Airports. Bandara ini merupakan proyek percontohan pertama di Indonesia dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha unsolicited, yaitu pemrakarsa dan pendanaannya berasal dari pihak swasta (non APBN).[2] SejarahPembangunan bandara ini diinsiasi oleh pemilik Gudang Garam, Susilo Wonowidjojo setelah bertemu dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan tahun 2016.[3] Pada september 2022 penandatanganan perjanjian kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) yang diprakarsai badan usaha (KPBU unsolicited) Bandara Baru Kediri. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Menko Luhut pada April 2020 secara online dikarenakan kondisi Covid-19.[4] Nantinya kapasitas penumpang bandara untuk tahap I (2023) mampu menampung 1,5 juta penumpang per tahun, tahap II sebanyak 4,5 juta penumpang per tahun, dan tahap III bisa 10 juta penumpang per tahun.[3] Hingga bulan Juni 2022, progres pembangunan bandara ini secara keseluruhan sudah mencapai sekitar 50%.[3] Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, meresmikan Bandara Dhoho di Kediri pada Jumat, 18 Oktober 2024. Peresmian ini juga dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Direktur Utama PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airpots) Faik Fahmi dan Presiden Direktur PT Surya Dhoho Investama, Istata T Siddharta. Sejak dilakukannya soft launching pada 5 April 2024 sampai waktu peresmian, Bandara Dhoho Kediri telah melayani lebih dari 20 ribu penumpang dengan total 175 perjalanan.[2] Maskapai Penerbangan dan TujuanTerminal penumpang
PembangunanBandara Dhoho memiliki landasan pacu 3.300 x 60 meter, apron komersial 548 x 141 meter, apron VIP 221 x 97 meter, empat taxiway dan lahan parkir seluas 37.108 meter persegi. Bandara ini memiliki terminal penumpang seluas 18.224 meter persegi dengan kapasitas 1,5 juta penumpang per tahun.[2] Bandar udara dengan perkiraan total nilai investasi mencapai Rp 10,8 triliun[3] tersebut direncanakan akan beroperasi secara komersial di Januari 2024.[6] Tahap soft launching bandara tersebut dilakukan pada tanggal 5 April 2024. Setelah itu, bandara ini diresmikan oleh Pemerintah pada tanggal 18 Oktober 2024. Saat peresmian, total nilai investasi tercatat di angka Rp 12 triliun. [2] Tujuan pengembangan bandar udara ini adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di bagian selatan provinsi Jawa Timur, serta menjadi suplemen Bandar Udara Internasional Juanda.[7] Bandara tersebut juga direncanakan menjadi embarkasi Haji.[8] PT Angkasa Pura I menyetujui pengelolaan bandar udara tersebut melalui nota kesepahaman dengan PT. Gudang Garam pada 10 Maret 2020, yang sebelumnya Gudang Garam menawarkan pengelolaan kepada Angkasa Pura II.[9] Referensi
|