Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin (IATA: UPG, ICAO: WAAA) adalah sebuah bandar udara internasional di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Terletak 20 km (12 mi) timur laut dari pusat kota Makassar dan dioperasikan oleh PT Angkasa Pura I. Terminal saat ini dibuka pada tanggal 20 Agustus 2008. Bandara ini merupakan salah satu pintu gerbang utama untuk penerbangan ke bagian timur Indonesia dan dinamai Sultan Hasanuddin, seorang Sultan Gowa, yang berperang melawan Perusahaan Hindia Timur Belanda pada tahun 1660-an.
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin dulunya bernama Lapangan Terbang Kadieng dan sudah melayani rute internasional internasional tapi harus di tutup sejak tahun 2008 karena banyak maskapai penerbangan rute internasional mengalami kerugian.
Lapangan Terbang Kadieng atau Bandara Lama Sultan Hasanuddin beroperasi dengan rute komersil pertama kali dengan tujuan Surabaya. Memanfaatkan landasan pacu dengan jenis rumput sepanjang 1,600m x 45m dan saat ini disebut Runway 08-26. Diresmikan pada tanggal 27 September 1937 dengan pesawat awal Doughlas D2/F6 yang dioperasikan oleh perusahaan penerbangan belanda KNILM (Koningklijke Netherland Indische Luchtvaan Maatschappij).
Bandara mengalami peningkatan kembali di masa penjajahan Jepang dengan melakukan perbaikan landasan pacu yang awalnya rumput menjadi beton. Namanya pun menjadi Lapangan Terbang Mandai. Penambahan landasan pacu pun terjadi dan dilakukan oleh pihak Sekutu pada tahun 1945 dengan kode Runway 13-31 yang dibangun dengan ukuran 1745 m x 45 m. Pekerja saat itu mencapai 4000 orang dan bekas tahanan perang Jepang atau disebut Romusha.
Bandara kembali kepangkuan tanah air pada tahun 1950 dan pengoperasian serta pemeliharaannya di pegang oleh Jawatan Pekerjaan Umum Seksi Lapangan Terbang. Selama pengoperasiannya bandara ini menjadi salah satu bandara tersibuk karena menghubungkan Indonesia bagian Barat dengan Indonesia Bagian Timur.
Tahun 1955 pengoperasiaanya dipegang oleh Jawatan Penerbangan Sipil yang saat ini di sebut Direktorat Jendral Penerbangan Udara. Landasan pacu pun ditambah panjangnya menjadi 2,345 m x 45 m dan diubah namanya menjadi Pelabuhan Udara Mandai.
Nama Sultan Hasanuddin di jadikan nama bandara dimulai pada tahun 1980 sekaligus diperpanjangnya landasan pacu 13-31 yang awalnya 1745 m x 45 m menjadi 2400 m x 45 m. Setahun kemudian bandara ini di fungsikan menjadi bandara embarkasi untuk mengantar calon jemaah haji ke Tanah Suci. Tahun 1985 namanya kembali berganti menjadi Bandara Udara Sultan Hasanuddin.
Bandara Udara Sultan Hasanuddin mengalami peningkatan jumlah penumpang dan wisatawan luar negeri setelah melalui keputusan Menteri Perhubungan Nomor. KM 61/1994 yang keluar pada tanggal 30 Oktober 1994. Melalui keputusan itu Bandara Udara Sultan Hasanuddin resmi menjadi Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin.
Pada tanggal 7 Januari 1995 Bandara Internasional Sultan Hasanuddin diresmikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan saat itu yakni Bapak Zainal Basri Palaguna. Penerbangan Makassar – Kuala Lumpur dibuka pada tanggal 28 Maret 1995 oleh Maskapai Malaysia Airline System (MAS) disusul oleh maskapai Silk Air yang membuka rute Changi Airport Singapore.
Perlu diketahui rute Internasional Bandara Sultan Hasanuddin sudah dimulai 1985 disaat bandara ini di jadikan bandara embarkasi haji yang melayani rute Makassar – Jeddah. Selain itu bandara ini sudah menjadi bandara yuridiksi Indonesia timur yang melalui rute hingga ke Papua Nugini serta Australia
Hal yang mengejutkan terjadi ketika 28 Oktober 2006 sampai pertengahan 2008 rute internasional berhenti total ketika rute Makassar -Singapura di tutup oleh Garuda Indonesia karena mengalami kerugian besar mengikuti jejak Malaysia Airline dan Silk Airline yang lebih dahulu menghapus rutenya ke makassar. Praktis saat itu hanya penerbangan haji menuju jeddah yang tetap beroperasi.
Sejak Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di pindahkan ke gedung terminal baru. Praktis gedung terminal terbengkalai. Walaupun pada awalnya masih ada aktifitas dari manajemen angkasa pura II yang beroperasi namun mulai 2009 semua aktifitas terhenti. Puncaknya pada tanggal 14 Agustus 2016 malam. Gedung terminal bandara lama terbakar dan menghanguskan seluruh bangunan dari ujung barat dan timur. Sebelum kejadian bandara lama sering di jadikan area parkir pesawat perintis dan pesawat TNI AU.
Bandara Sultan Hasanuddin menempati terminal baru dengan konstruksi bangunan yang lebih unik. Di dalam area tunggu terdapat miniatur kebanggan Kapal Phinisi khas Sulawesi Selatan. Di depan terminal juga terdapat air mancur yang menjadi objek foto para wisatawan. Patung perunggu Sultan Hasanuddin akan menyambut kamu ketika masuk menuju area bandara sebagai sambutan selamat datang.
Bandara yang saat ini menyosong tema airport city dilengkapi dengan area rumah sakit yang berada di sekitar bandara, hotel bujet bagi para wisatawan yang tanpa harus keluar bandara untuk menunggu waktu transit di hotel. Disini terdapat juga banyak area makanan dan oleh-oleh yang menjadikan bandara menjadi business center terbaik.
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin kini juga sudah menjadi bandara terpadat dan melayani penerbangan seluruh Indonesia dan terhubung dengan berbagai bandara di kota-kota besar lainnya. Hampir semua maskapai menjual tiket perjalanan ke Makassar baik internasional maupun domestik.
Bandara ini pun mendapat predikat tiga bandara terbaik di indonesia dengan menyabet penghargaan pada tahun 2011 dan juga penghargaan sebagai bandara dengan pelayanan terbaik serta toilet terbersih. Penghargaan tertinggi pada tahun 2012 mendapat penghargaan dari Kementrian Perhubungan dalam Bandara Award sebagai bandara terbaik.[1]
Bandara ini sekarang menangani enam pesawat berbadan lebar per hari - satu Boeing 747-400 ke Medan dan Jeddah dan tiga Airbus A330-300 dan dua Airbus A330-900 ke Jakarta . Pemerintah daerah berencana untuk memperpanjang landasan pacu dari 3100m menjadi 3500m untuk mengakomodasi pesawat yang lebih besar seperti Airbus A380 , dan sedang menunggu izin lokal.
Terminal
Terminal lama benar-benar dikosongkan setelah pembukaan terminal baru pada tahun 2008 dan saat ini digunakan oleh TNI-AU (Angkatan Udara Indonesia) yang menaungi Skadron Udara 11 (Skuadron Udara 11).
Terminal baru terletak tepat di sebelah selatan terminal lama. Terminal ini memiliki kapasitas untuk menangani 7 juta penumpang dan pada tahun 2010 melayani 5 juta, Terminal ini lima kali lebih besar dari terminal lama, dan mencakup enam Garbarata . Ini adalah terminal bandara pertama di Indonesia yang dirancang dengan gaya arsitektur berteknologi tinggi .
Perluasan terminal saat ini sedang dalam pembangunan dan diharapkan selesai pada pertengahan tahun 2021. Terminal akan menjadi 3 kali lebih besar dan dapat menampung sekitar 15 juta penumpang. Beberapa garbarata akan ditambahkan untuk Penerbangan Domestik dan Internasional.
Ke depannya, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar yang dikelola PT Angkasa Pura I terus dikembangkan hingga tahap ultimate, di mana pengembangan dibagi ke dalam empat tahap.
Setelah pengembangan Tahap I dimulai pada awal tahun ini, pengembangan Tahap II akan dimulai pada 2024 di mana pada tahap ini kapasitas penumpang akan bertambah menjadi 21 juta penumpang per tahun dan kapasitas parking stand menjadi 47 parking stand.
Pengembangan Tahap III akan dimulai pada 2034 dengan penambahan kapasitas terminal menjadi 30,8 juta penumpang per tahun dengan 64 parking stand. Sementara pengembangan Tahap IV akan dimulai pada 2044 dengan kapasitas ultimate terminal mencapai 40 juta penumpang per tahun dengan 78 parking stand.[2]
Akan ada terminal internasional khusus dan drop off keberangkatan yang ditinggikan, gedung parkir. Grand design terminal didasarkan pada kupu-kupu.
Angka lalu lintas
Sejak awal milenium baru, jumlah penumpang telah meningkat lebih dari enam kali lipat. Secara historis lalu lintas angkutan udara memainkan peran kecil di Makassar dari sudut pandang ekonomi. Perkembangannya lambat sebagian karena biaya lisensi yang relatif tinggi oleh operator, saat ini 25 rupiah per kg konstruksi bodi dan 15 rupiah per kg untuk pengenalan barang.
Total penumpang Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (Juta)
Sumber:
Bandara Internasional Sultan Hasanuddin – angka lalu lintas[3][4][5][6]
^Garuda Indonesia Penerbangan dari Makassar ke Jeddah termasuk transit di Medan. Namun, Garuda Indonesia tidak mempunyai hak untuk mengangkut penumpang hanya antara Makassar dan Medan.
^Langgur merupakan kelanjutan dari penerbangan Ambon dengan nomor penerbangan yang sama
Sudiang - BTP - UNHAS - Tello - TMP - UNIBOS - Rs. Awal Bros - Bawakaraeng - Kartini - Kajolalido - Bato Lempangan - Best Western Hotel - Hj.Bau - Jl. Penghibur - Pantai Losari
Jam Operasional : (Berangkat setiap 1 jam sekali)
Bandara Ke Citraland Celebes: 08.00 WITA s/d 17.00 WITA
Bandara ke Pantai Losari : 08.00 WITA s/d 17.00 WITA
Taksi Daring
Grab Airport
Grab resmi meluncurkan layanan GrabCar Airport di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.[53]
Waktu : 04:00 -21.00 WITA
Gocar Instan
GoCar instan hadir di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin[54]
Waktu : 04:00 -22.00 WITA
Mobil & taksi
Seperti bandara lainnya di Indonesia, Taksi menjadi angkutan umum utama yang ada. Taksi di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar ada taksi resmi dan taksi tidak resmi. Anda akan langsung ditawari oleh banyak orang yang menawari angkutan taksi ini. Bila Anda akan menggunakan angkutan taksi, sebaiknya Anda menggunakan taksi resmi. Taksi resmi ini berbaris di dekat pintu keluar. Tarifnya untuk menuju ke pusat kota Makassar berkisar Rp. 80.000 s/d Rp. 100.000, tergantung tempat tujuan.
Kecelakaan dan insiden
31 Oktober 2003, Lion Air Penerbangan 787, MD-82 rute Ambon-Makassar-Denpasar, keluar jalur saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
3 Februari 2005, Lion Air dengan penerbangan 791, MD-82 rute Ambon-Makassar tergelincir saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar.
6 Mei 2005, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Jakarta-Makassar pecah ban saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. Tidak ada korrban jiwa dalam kasus kecelakaan itu.
Lion Air dengan penerbangan 792, MD-82 rute Jakarta-Makassar-Gorontalo pada 24 Desember 2005, roda pesawat tergelincir keluar landasan saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
Pada 24 Desember 2006, pesawat boeing 737-400 dengan nomor penerbangan 792, PK-LIJ rute Jakarta-Makassar-Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
18 Januari, pesawat MD-82 milik Lion Air rute rute Ambon-Makassar-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar.[55]
Pesawat Wings Air nomor penerbangan IW-1205 tergelincir di Runway 03-21, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, ketika sedang melakukan pendaratan sekitar pukul 16.30 WITA, Pesawat jenis ATR 72-500 yang berangkat dari Pomala, Sulawesi Tenggara, dengan tujuan Makassar itu mengangkut 73 penumpang: 53 laki- laki, 17 perempuan, satu anak-anak, dan dua bayi. “Seluruh penumpang selamat"[56]
Pada tanggal 25 September 2014 pesawat Boeing 737 Sriwijaya Air melakukan hard landing dan 4 ban meledak. Tidak ada korban yang terjadi.[57]
Pada 2 Juni 2015 sebuah Boeing 737-800 Garuda Indonesia menabrak landasan pacu saat mendarat di Bandara Makassar. Tidak ada korban yang terjadi.
Pada 1 Juli 2020, Pesawat Garuda Indonesia bertipe Airbus 330-300 dengan nomor registrasi PK-GHD melayani rute Makassar (UPG) - Jakarta (CGK) dengan nomor penerbangan GA-613 yang mengalami insiden (tergelincir) di Runway 21, pesawat tersebut mengangkut 14 penumpang dan 12 kru pesawat. Tak ada korban jiwa dari insiden tersebut.[58]
Pada tanggal 17 Februari 2021, pesawat Garuda Indonesia Boeing 737-800 terdaftar PK-GFF harus kembali ke bandara setelah lepas landas dengan penerbangan GA-642 tujuan. Gorontalo, setelah melaporkan kerusakan mesin; mesinnya, kanan pesawat atau mesin nomor 2, keluar asap hitam. Pesawat mendarat dengan selamat dan tidak ada cedera yang dilaporkan, tetapi pesawat mengalami kerusakan pada mesin yang disebutkan di atas.[59]
Pada tanggal 18 Mei 2022, pesawat Lion Air Boeing 737-900ER registrasi PK-LHR tujuan Surabaya-Makassar terpaksa dialihkan setelah pesawat JT-800 itu menabrak burung atau bird strike ketika menuju Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Maros, Sulawesi Selatan (UPG).[60]
Pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ567 mendarat darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar setelah mengalami gangguan mesin sebelah kiri. Kerusakan terjadi saat pesawat dalam perjalanan dari Makassar tujuan Surabaya. Sebanyak 177 penumpang dan kru selamat.[61]
Penghargaan
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar meraih penghargaan ASQ Awards sebagai “The Most Imoroved Airport in Asia Pacific 2016”.[62]
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar meraih penghargaan ASQ Awards sebagai "Best Airport by Size in Asia-Pacific - dengan trafik 5-15 juta penumpang/tahun 2022".[62]
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar meraih penghargaan ASQ Awards sebagai "Airport with the Most Dedicated Staff in Asia-Pacific 2022".[62]
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar meraih penghargaan ASQ Awards sebagai "Easiest Airport Journey in Asia-Pacific 2022".[62]
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar meraih penghargaan ASQ Awards sebagai "Most Enjoyable Airport in Asia-Pacific 2022". [62]
Bandara Sultan Hasanuddin Makassar meraih penghargaan ASQ Awards sebagai "Cleanest Airport in Asia-Pacific 2022".[62]
^"Data dan Statisik". www.hasanuddin-airport.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 January 2012. Diakses tanggal 7 January 2017.Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)