Bandar Udara Internasional Yogyakarta
Bandar Udara Internasional Yogyakarta (IATA: YIA, ICAO: WAHI) adalah sebuah Bandar Udara Internasional yang terletak 45 kilometer dari Kota Yogyakarta tepatnya di Kapanéwon Temon, Kulon Progo.[1] YIA menggantikan Bandar Udara Internasional Adisutjipto (JOG) yang sudah tidak mampu lagi menampung kapasitas penumpang dan pesawat.[2] Bandara YIA melayani penerbangan domestik ke beberapa kota-kota di Indonesia serta penerbangan internasional ke Kuala Lumpur dan Singapura. Per 29 April 2024, bandar udara ini merupakan satu-satunya bandar udara internasional untuk Daerah Istimewa Yogyakarta dan seluruh Provinsi Jawa Tengah. Penerbangan komersial perdana ditandai dengan mendaratnya pesawat maskapai Citilink QG-132 pada 6 Mei 2019 [3], sementara operasi penuh bandara baru dimulai pada 29 Maret 2020 dengan dipindahkannya seluruh penerbangan berjadwal dari Bandara Internasional Adisutjipto ke bandara ini (kecuali penerbangan dengan pesawat baling-baling, kargo dan non komersial) [4]. Bandara YIA berdiri di tanah seluas 600 hektar dan menelan biaya hingga Rp12 triliun [5]. Pada tahap akhir, YIA direncanakan akan memiliki terminal seluas 210.000 meter persegi dengan kapasitas 20 juta penumpang per tahun dan dilengkapi dengan hanggar seluas 371.125 meter persegi yang sanggup menampung sebanyak 28 unit pesawat. Bandara ini juga dapat menampung pesawat berbadan lebar, seperti B777, B747, A380.[6] ArsitekturBandar Udara Internasional Yogyakarta dibangun dengan arsitektur modern dan desain yang futuristik. Walaupun demikian, bandara ini tetap menonjolkan unsur tradisional dan corak Yogyakarta sebagai daerah istimewa. Atap bandara memiliki motif kawung sehingga apabila dilihat dari atas terlihat seperti kain batik. Pada area kedatangan, terdapat miniatur kolam taman sari, sementara pada area pengambilan bagasi terdapat tiang-tiang dalam bentuk tetanduran (tanaman) dengan motif batik. Selain itu, berbagai karya seni seperti patung Hamemayu Hayuningrat dan patung Bedhaya Kinjeng Wesi turut meramaikan corak ornamen tradisional yang ada di setiap sudut bandara. Sebanyak 43 seniman terlibat dalam mengisi interior YIA [7]. Maskapai penerbanganStatistikSejak dimulai layanan penerbangan komersial di Bandar Udara Internasional Yogyakarta pada pertengahan tahun 2019, jumlah penumpang Bandara YIA terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022, bandara ini melayani 2.940.798 penumpang terdiri dari 2.892.252 penumpang domestik dan 48.546 penumpang internasional. Walaupun demikian jumlah penumpang pertahun tersebut masih relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah penumpang Bandar Udara Internasional Adi Sutjipto yang pada puncaknya di tahun 2018 melayani 8.417.089 penumpang[8]. Pemerintah Daerah DIY menyebutkan bahwa sepinya YIA bukan karena lokasinya yang jauh dari pusat kota, namun karena pengoperasian bandara yang bertepatan dengan pandemi Covid-19[9]. Berikut ini statistik jumlah penumpang YIA dari tahun 2019:
Sumber: Laporan Keberlanjutan Tahunan PT Angkasa Pura I[8], diolah [10][11]. Antarmoda pendukungBandar Udara Internasional Yogyakarta memiliki jarak yang relatif jauh dari pusat Kota Yogyakarta (45 kilometer). Untuk menuju pusat kota atau menuju bandara YIA dari pusat kota, tersedia beberapa pilihan moda yang dapat digunakan di antaranya Bus Travel, Taksi dan Kereta Bandara. Kereta Bandara menjadi pilihan tercepat dibandingkan pilihan moda lainnya. Jalan tol Solo - Yogyakarta yang memiliki ruas Yogyakarta - Bandara YIA direncanakan dibangun untuk memudahkan akses moda darat menuju dan dari Bandara YIA. Bus dan travelLayanan Bus Damri tersedia dari/menuju ke pusat kota Yogyakarta, Wates, Sleman, Wonosari, Purworejo, hingga Magelang. Selain bus DAMRI, terdapat Travel Satelqu yang juga melayani shuttle dari/menuju ke pusat kota Yogyakarta. Perjalanan dari/menuju Bandara YIA menggunakan bus ditempuh dalam waktu kurang lebih 1,5 jam saat kondisi jalanan normal. TaksiLayanan taksi JAS dan Rajawali tersedia di Bandara YIA. Tarif taksi ini tidak berdasarkan argo namun berdasarkan jarak. Untuk transportasi online, tersedia layanan Grab [12]. Kereta api bandaraPembangunanPada 27 Agustus 2021, kereta api bandara (Airport Railink Service/ARS) dari/menuju Bandara YIA diresmikan. Layanan ini tersedia setelah Pemerintah membangun rel sepanjang 5,4 kilometer dari Stasiun Kedundang, Kulon Progo menuju Bandara YIA. Sementara antara Stasiun Kedundang dan Stasiun Yogyakarta menggunakan rel yang sudah ada. Studi pembangunan direncanakan sejak tahun 2015 sementara konstruksi pembangunan dimulai pada tahun 2019 dan menelan biaya sekitar Rp1,1 triliun [13]. LayananJarak tempuh dari/menuju Bandara YIA ke pusat kota Yogyakarta dapat dipersingkat dari sebelumnya 1,5 jam dengan moda darat lain menjadi hanya 40 menit dengan menggunakan kereta api bandara. Pada Mei 2023 diluncurkan layanan ekspres yang mempersingkat waktu hingga tinggal 35 menit saja. Sangat perlu dihindari perjalanan yang waktu on time , harus ada waktu space. Kereta api bandara reguler berhenti di 3 stasiun yaitu Stasiun Yogyakarta (Tugu), Stasiun Wates (Kulon Progo) dan Stasiun Kereta Bandara Yogyakarta. Sementara kereta api bandara ekspres tidak berhenti di Stasiun Wates. Stasiun Bandara YIA dapat dicapai dengan berjalan kaki karena terhubung langsung dengan terminal bandara. Tiket bisa dibeli pada vending machine di stasiun dan situs dengan mencetak kode booking. Pembayaran hanya bisa dilakukan secara non tunai (cashless) [14]. KontroversiGaleri
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|