Bandar Udara Pattimura
Bandar Udara Pattimura[1] (IATA: AMQ, ICAO: WAPP) adalah sebuah bandar udara yang terletak di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Indonesia. Bandara ini juga melayani perjalanan dalam negeri. Bandara ini berjarak 35 kilometer di luar Kota Ambon dengan waktu tempuh perjalanan kurang lebih 30—45 menit.[2] Pada bandara ini terdapat fasilitas imigrasi, karantina, bea cukai, gedung kargo, restoran, telepon umum, dan kantor pos. Bandar Udara Pattimura Ambon merupakan daerah yang sangat strategis di Kepulauan Maluku yang terbagi menjadi dua provinsi yaitu, Maluku Utara dan Maluku. Bandar Udara Pattimura Ambon berada di Pulau Ambon yang terletak di Provinsi Maluku. Secara astronomis, bandara terletak pada posisi koordinat 03° 42’ 25’’ S dan 128° 05’ 23’’ T yang dikelilingi oleh Laut Seram di sebelah utara, Laut Banda di sebelah selatan, dan Laut Arafura di sebelah timur. SejarahBandar Udara Pattimura yang dahulu bernama Lapangan Terbang Laha Ambon dibangun pada tahun 1939 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Pada tahun 1942, Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh Jepang untuk melawan pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Lapangan Terbang Laha dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 1975, berdasarkan surat keputusan bersama Menhankam/Pangab, Menteri Perhubungan, dan Menteri Keuangan Pelabuhan Udara Pattimura ditetapkan sebagai lapangan terbang militer Milik TNI AU Lanud Pattimura kemudian dijadikan sebagai Enclave Sipil milik Pangkalan Udara Pattimura atas dasar Sertifikat Hak Pakai Nomor 06 Tahun 2010 Cq. TNI AU dan MOU antara TNI AU dengan Direktorat JenderalPerhubungan Udara, PT AP I (Persero) Nomor: KB/4/I/2011, Nomor: AU/833/KUM.18/I/2011, Nomor: SP.06/HK.09.01/2011/DU, Nomor: PJJ.04.07.01/00/01/2011/010, tentang Pengaturan Penggunaan Bersama Pangkalan Udara dan Bandara Udara. Sejak tahun 1975, Pelabuhan Udara Pattimura telah didarati pesawat asing seperti Airnorth dari Darwin sampai tahun 1998. Pada tanggal 11 Oktober 1995, Pengelolaan Bandar Udara Pattimura Ambon dikelola oleh PT Angkasa Pura (Persero) dan berstatus sebagai bandar udara kelas I dengan sistem pemanfaatan sebagian Aset Pangkalan TNI AU Pattimura. Pada tanggal 3 Maret 2004, proyek pengembangan Bandar Udara Pattimura diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia. Maskapai dan tujuannyaUsulan pengembanganBandara Pattimura memiliki kapasitas sebesar 800 ribu orang, sedangkan pada kenyataannya, bandara sudah melayani 1,3 juta orang per tahun.[4] Oleh karena itu menindak lanjuti perkembangan yang pesat PT Angkasa Pura 1 (Persero) selaku pengelola Bandara rencana akan melaksanakan investasi beutifikasi terminal yaitu di bangun satu terminal, Gerbang (Gate) keberangkatan dan kedatangan serta penambahan Garbarata. Pengembangan Bandar Udara Pattimura dilaksanakan setelah mendapatkan Izin dari pihak Pangkalan TNI AU Pattimura selaku pengelola aset negara di Bandara Pattimura yang terdaftar dalam Inventaris Kekayaan Negara (IKN) di Kementrian Keuangan Republik Indonesia. Transportasi daratBus DAMRIPerum DAMRI memiliki bus yang dioperasikan untuk menghubungkan bandara ini denga daerah sekitarnya. Selama ini, perjalanan bus ini hanya memiilki satu trayek. Trayek itu ialah Bandara Internasional Pattimura—Lapangan Merdeka. Rute bus dari bandara ke Lapangan Merdeka adalah sebagai berikut.
TaksiTaksi pun beroperasi untuk menghubungkan bandara ini. Taksi yang melayani bandara ini memiliki dua jenis mobil, yaitu sedan dan minibus. Dulu, penumpang masih harus membayar kapal feri untuk menyeberangi Teluk Ambon. Namun, kini telah ada Jembatan Merah Putih yang mempersingkat waktu. Komandan Lanud Pattimura
GaleriLihat pulaReferensi
Pranala luar
|