Bani SyaibahBani Syaibah atau anak turunan Syaibah (Arab: Banī Shaybah بني شيبه) adalah segolongan suku Arab yang memegang kunci Ka'bah.[1] Anggota suku ini menemui para peziarah Ka'bah saat acara pembersihan bersama-sama dengan jamaah. Syaikh Abdul-Aziz Asy-Syaibi[2]), yang meninggal pada November 2010, menjaga kunci Ka'bah selama 18 tahun.[3] Adalah saudaranya, Abdul Qadir Asy-Syaibi, menjadi pemegang kunci selanjutnya.[3] Dia meninggal pada 23 Oktober 2014.[4] Sejarah, kiswah, dan sidanahKa'bah telah lama diurus oleh Bani Syaibah. Mula-mulanya, kunci Ka'bah (bahasa Arab: اَلسِّدَانَة)dipegang oleh Nabi Ismail AS, dan kemudian diserahkan kepada anaknya, Nabit bin Ismail.[5] Kemudian dirampas oleh paman-paman dari pihak ibunya, Bani Jurhum selama beberapa abad hingga dirampas oleh Bani Khuza'ah. Hingga akhirnya kunci ini sampai ke tangan Qushay bin Kilab bin Murrah al-Qurasyi (kakek ke-5 Rasulullah ﷺ; dikembalikan dengan perang yang berdarah. Setelah kejadian tersebut, kunci tersebut dipegang oleh putranya Abd ad-Dār, dan kemudian oleh anak-anaknya baik di zaman Jahiliyah ataupun di masa Islam. Tanggung jawab ini kemudian sampailah ke tangan Syaibah bin Utsman yang bernama lengkap Abdul 'Uzza bin Utsman bin Abd ad-Dār bin Qushay. Sidanah ini menjadi tanggung jawab anak laki-laki Bani Syaibah bin Utsman hingga saat ini - dengan jalan mewariskannya di antara mereka dengan penuh keteraturan.[5] Apalagi ini sesuai menurut apa yang disabdakan Rasulullah SAW tentang mereka, "Ambillah kunci ini wahai bani Thalhah, ia akan terus berada pada tangan kalian selama-lamanya, dan tiada yang merebutnya kecuali dia termasuk orang yang zalim." (HR Thabrani dalam "Mu'jam al-Kabir" no.11234, dan "Mu'jam ash-Shaghir" no.488 dari Abdullah bin Abbas. Tapi Syaikh Syu'aib al-Arnauth melemahkan hadits ini dalam "Siyar A'lamin Nubala" 3/12 karena ada perawi lemah bernama Abdullah bin Mu'ammal.).[5] Referensi
|