Bank Sentral Eropa
Bank Sentral Eropa (bahasa Inggris: European Central Bank, ECB) adalah komponen utama dari Eurosystem dan Sistem Bank Sentral Eropa (ESCB), serta salah satu dari tujuh lembaga Uni Eropa.[2] ECB merupakan salah satu bank sentral terpenting di dunia dengan total neraca sekitar 7 triliun euro.[3] Dewan Pengurus ECB menetapkan kebijakan moneter untuk zona euro dan Uni Eropa, mengelola cadangan devisa negara-negara anggota, melakukan operasi valuta asing, dan menetapkan tujuan moneter menengah serta suku bunga utama UE. Dewan Eksekutif ECB menegakkan kebijakan dan keputusan Dewan Pengurus, dan dapat memberikan arahan kepada bank sentral nasional dalam pelaksanaannya.[4] ECB memiliki hak eksklusif untuk mengizinkan penerbitan uang kertas euro. Negara anggota dapat menerbitkan koin euro, tetapi jumlahnya harus disetujui terlebih dahulu oleh ECB. Bank ini juga mengoperasikan sistem pembayaran TARGET2. ECB didirikan melalui Perjanjian Amsterdam pada Mei 1999 dengan tujuan menjamin dan menjaga stabilitas harga. Pada 1 Desember 2009, Perjanjian Lisbon mulai berlaku dan ECB memperoleh status resmi sebagai lembaga UE. Saat didirikan, ECB mencakup zona euro yang terdiri dari 11 anggota. Sejak itu, Yunani bergabung pada Januari 2001, Slovenia pada Januari 2007, Siprus dan Malta pada Januari 2008, Slowakia pada Januari 2009, Estonia pada Januari 2011, Latvia pada Januari 2014, Lituania pada Januari 2015, dan Kroasia pada Januari 2023.[5] Presiden ECB saat ini adalah Christine Lagarde. Bermarkas di Frankfurt, Jerman, bank ini sebelumnya menempati Eurotower sebelum pembangunan kantor pusat barunya. ECB diatur langsung oleh hukum Uni Eropa. Modal sahamnya, senilai €11 miliar, dimiliki oleh 27 bank sentral negara anggota UE sebagai pemegang saham.[6] Alokasi modal awal ditentukan pada tahun 1998 berdasarkan populasi dan PDB negara-negara tersebut, namun sejak itu telah disesuaikan.[6] Saham di ECB tidak dapat dipindahtangankan dan tidak dapat digunakan sebagai jaminan. Lihat pula
Referensi
Pranala luar |