Bantuan Likuiditas Bank Indonesia
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) adalah skema bantuan (pinjaman) yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas pada saat terjadinya krisis moneter 1998 di Indonesia . Skema ini dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi masalah krisis. Pada bulan Desember 1998, BI telah menyalurkan BLBI sebesar Rp 147,7 triliun kepada 48 bank.[ 1]
Audit BPK terhadap penggunaan dana BLBI oleh ke-48 bank tersebut menyimpulkan telah terjadi indikasi penyimpangan sebesar Rp 138 triliun.[ 1]
Latar Belakang
Lahirnya Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) tidak terlepas dari adanya krisis moneter yang terjadi antara tahun 1997-1998 yang hampir terjadi di seluruh kawasan Asia Tenggara. Akibat terjadinya krisis moneter yang terjadi yang membuat nilai tukar rupiah jatuh ke level yang rendah pada bulan Juni tahun 1997 yaitu Rp. 2,380 perdolar AS, menjadi melambung tinggi menjadi sekitar Rp 17.000/dolar AS pada 22 Januari 1998,[ 2] Akibat kenaikan nilai tukar rupiah yang melemah dan inflasi tinggi menyebabkan jumlah utang meningkat dan pengangguran menjadi merajalela.[ 3]
Untuk mengatasi Nilai Tukar Rupiah yang melambung tinggi akibat krisis moneter pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan diantaranya pemerintah memberlakukan sistem kurs mengambang terkendali (managed floating ) dan mengambangkan nilai rupiah (free floating ). Kebijakan moneter tersebut bertujuan untuk memberikan ruang gerak yang lebih luas pada pengendalian moneter sekaligus menyelamatkan devisa.
Namun ternyata kebijakan tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan kebijakan moneter sangat ketat (tight money policy ) untuk menstabilkan nilai rupiah, justru menciptakan rumor negatif pada dunia perbankan. Rumor yang beredar di masyarakat seperti rugi transaksi valas, kalah kliring, penculikan pemilik bank, dan larinya beberapa bankir ke luar negeri, menyebabkan terjadinya penarikan dana simpanan secara besar-besaran oleh nasabah. Mereka memindahkan dananya dari bank-bank swasta besar ke bank-bank pemerintah atau bank asing.
Akibat penarikan uang yang besar-besaran terhadap Bank dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap perbankan dan juga adanya ketidakstabilan politik dan ekonomi, membuat perbankan menjadi kering dan tidak likuiditas lagi yang pada akhirnya akan mengganggu ke perekonomian nasional. [ 4] Tidak ingin hal itu terjadi pemerintah akhirnya membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) melaluiKeputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1998 yang berfungsi untuk menyehatkan industri perbankan, juga diputuskan pemberian independensi kepada Bank Indonesia. BBPN ini mengelola total sekitar 640 triliun rupiah dana yang dikeluarkan pemerintah untuk penyehatan perbankan. Dana tersebut terdiri dari dana rekapitalisasi perbankan dan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). [ 5] Untuk menyelematkan Bank-bank yang tidak likuiditas tadi akhirnya bank Indonesia menyalurkan bantuan terhadap bank-bank yang kolapas tadi yang dikenal dengan nama Bantuan Likuiditas Indonesia kepada 48 Bank yang bermasalah.
Sejarah
Dalam Perjalanan [ 6]
Daftar Penerima Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)
Berikut ini adalah daftar Penerima Bantuan BLBI kepada bank Swasta[ 7] [ 8] [ 9] [ 10] [ 11]
No
Nama Bank/Perusahaan
Nama Obligor dan atau Debitur
Jumlah Tunggakan
Status
Keterangan
Lunas
Belum
Bank Alfa
Bambang Triatmodjo
Lunas
Bank Aken
I Made Sudiarta
Rp 509,97 Miliar
I Gede Darmawan
Bank Asia Pasific
Setiawan Harjono
Rp 3,57 triliun
Sita[ 12]
Hendrawan Haryono
Bank Asiatic
Rp 797,04 miliar.
Bank Anrico
Rp 137,56 miliar.
Bank Astria Raya
Rp 356 miliar
Bank Citrahasta Danamanunggal
Rp 167,68 miliar
Bank Dwipa Internasional
Rp 75,11 miliar.
Bank Bahari
Santosa Sumali
Rp 406 Miliar
Bank Metropolitan
Rp 70,4 Miliar
Sita
Bank Baja Internasional
Andi Hartawan Sardjito
Thee Ning King Khong
Rp 90,67 miliar
Bank Indonesia Raya
-
Lunas
Atang Latief
Rp 155 Miliar
Bank Budi Internasional
Hendra Liem
-
Lunas
Bank Bumi Daya
Kanapathy Udaya Surya
Rp14,4 miliar
US$ 9,4 juta
Bank Bumi Utama
Suparno Adijanto
-
Lunas
Bank Central Dagang
Hindarto Tantular
Rp 1,47 Triliun
Sita
Anton Tantular
Bank Ciputra
Keluarga Ciputra
-
Lunas
Bank Dana hutama
The Ning King
-
Lunas
Sofyan Wanandi
-
Lunas
Bank Dagang Bali
-
Rp 832,55 miliar.
Bank BNI
Eka Sinto Kasih Tjia
US$ 7,9 Juta
Herman Hakiman
Kristiono Djaja
Mochamad Hendrik
Bank Dagang Industri
-
Bank Dagang Nasional Indonesia
Syamsul Nursalim
-
Lunas
Bank Dewa Rutji
Rp. 470,66 Miliar
Bank Danamon
Usman Atmadjaja
Sita
BCA
Salim Group
-
Lunas
Bank Deka
Dewanto Kurniawan
Bank Dharmala
Sujanto Gondokusumo
Rp 822,25 Miliar
Bank Ficorinvest
-
Bank Guna Internasional
Rp 12,35 miliar
Bank Global Internasional
Rp 473,53 miliar
Bank Harapan Sentosa
Hendra Rahardja
Rp 3,17 triliun
Bank Hastin
The Tje Min
-
Lunas
Bank Hokindo
Ho Kiarto
Ho kianto
Bank Indotrade
Mulyanto Tanaga
-
Lunas
Hadi Wijaya Tanaga
-
Lunas
Iwan Suhardiman
Bank Industri
Rp 147,72 miliar.
Bank Intan
Fadel Muhammad
Rp 136 Miliar
Bank Jakarta
Bank Kosagraha Semesta Sejahtera
Rp 201,81 miliar
Bank Lautan Berlian
Ulung Bursa
Rp 426 Miliar
Bank Mandiri
Judo Hartono
Rp 59,9 Miliar
Sangnata Luman
Gerard Naga Tampusari
Sri Nurhajati Susanto
Bank Mataram Dhanarta
Rp 295,57 miliar
Bank Mashill
Philip S Wijaya
-
Lunas
Bank Moderen
Samadikun Hartono
Rp 2,52 Triliun
Bank Namura
Adiputra Januardy/James
Rp 170 Miliar
Bank Namura
Baringin P/Joseph Januardy
Bank Nusa Nasional
Nirwan Dermawan Bakrie
-
Bank Orient
Kwan Benny Ahadi
Rp 143,43 Miliar
Aldo Brasali
-
Lunas
Bank Pasifik
-
Rp 1,48 triliun
Widjonarko Tjokroadisumarto
US$ 11,5 juta
Haryono Eddyarto
Bank Papan Sejahtera
Honggo Wendratno
Njoo Kok Kiong
Hasyim Sujono Djojohadikusumo
Bank Pelita Istimarat
Agus Anwar
Rp 577,81 Miliar
Bank Pesona Utama
-
Bank Pinaesaan
Rp 612 miliar.
Bank Putra Surya Perkasa
Trijono Gondokusumo
Rp. 4,89 Triliun
Hengky Wijaya
Bank Prasida Utama
Rp 206,24 miliar
Bank Risjad Salim Internasional
Ibrahim Risjad
Rp 664 Miliar
Lunas
Bank Sanho
Ganda Eka Handria
-
Lunas
Bank Sewu Internasional
Husodo Angkosubroto
-
Lunas
Bank Sertivia
David Nusa Wijaya
Rp 4,31 Triliun
Tarunojoyo Nusa
Bank Sino
Suryadi Tanuwidjaja
-
Lunas
Subandi Tanuwidjaja
Bank Subentra
-
Rp 58 Miliar
Sita
Bank Surya
Sudwikatmono
-
Lunas
Bank Tata Internasional
Hengky Wijaya
Rp 596 Miliar
Bank Tamara
Omar Putihrai
Lidia Muchtar
Rp 188,48 Miliar
Iwan Suhardiman
-
Lunas
Bank Tiara Asia
HR Pandji M. Noe
Bank Umum Nasional
PT Celebesagro Perdana
US$14,7 juta
Ignatius Iwan Hensrayanta
Muhammad "Bob" Hasan
-
Lunas
Kharudin Ongko
Rp 7,831 Triliun
Bank Arya Panduartha
Rp 359 Miliar
Bank Umum Servitia
David Nusa Wijaya
Tarunodjojo
Bank Umum Majapat Jaya
Rp 6,05 miliar
Bank Umum Sejahtera
Rp 450,23 miliar
Bank Upindo
-
Rp 12 miliar
-
US$ 19,6 juta
Bank Centris Internasional
Paul Banuara Silalahi
South East Asia Bank
Rp 699,35 miliar
Bank Yama
Siti Hardiyanti Rukmana
PT.Citra CS
Rp 191,6 miliar
PT Citra Mataram Satriamarga
Rp 471,4 miliar
PT Marga Nurindo Bhakti
US$ 6,52 juta
PT Citra Bhakti Margatama Persada
Rp 14,79 miliar
Bank Putra Multikarsa
pengurus PT Wiajayapertama Adhiindustri
Rp 167 Miliar
Tri Goestoro
Rp. 142 Miliar[ 13]
Dwi Kornianto
Ichlasiah
Bayoe Pramoedji
Boedi Siswanto
Marimutu Sinivasan
Rp Rp 790 Miliar
Group Texmaco
Rp 31,72 triliun
US$ 3,91 juta
PT Timor Putra Nasional
Tommy Soeharto
Rp 2,61 triliun
PT Usaha Mediatronika Nusantara
Andrus Roestam Moenaf
Rp 22,7 miliar[ 14]
Pinkan Warrouw
Nirwan Dermawan Bakrie
Indra Usmansyah Bakrie
Anton Setianto
PT Jakarta Kyoei Steel Works
The Ning Khong
Rp 378,4 miliar[ 15]
The Kwen Ie
PT Jakarta Steel Megah Utama
Rp 69 Miliar
PT Jakarta Steel Perdana Industry
Rp 69,3 Miliar
PT Samaeri Mitracipta Nias
Rp 49,23 miliar
Daftar Aset yang telah disita oleh Satgas BLBI
Berikut ini adalah Daftar Aset yang telah disita oleh Satgas BLBI
No
Nama Obligor dan atau Debitur
Nama Bank/Perusahaan
Daftar Aset yang disita
Lokasi
Nominal Aset
1
PT Eraska Nofa
168 bidang tanah seluas 290.810 meter persegi (m2)
Kabupaten Bekasi
.Rp. 1,6 Triliun[ 16]
2
PT Detta Marina
1 bidang tanah berikut bangunan diatasnya seluas 35.765 m persegi
Kota Jakarta Timur
3
PT Samaeri Mitracipta Nias
Empat bidang tanah berikut bangunan di atasnya dengan luas keseluruhan 62.140 m2
Kabupaten Nias Selatan
4
Bank Indonesia Raya
Tanah seluas 85,84 Ha
Kabupaten Tangerang
Rp. 171,68 Miliar[ 17]
5
-
Tanah dengan luas total 85.176 m2 dan bangunan dengan luas total 13.213 m2
Wilayah Sumatera Utara
Rp 288 Miliar
6
Bank PDFCI (BTO)
Tanah dengan luas keseluruhan 36.795 m2
Kabupaten Cianjur
Rp 220 Juta
7
Bank Umum Servitia
Tanah Seluas 124.283 m²
Kota Bandar Lampung
Rp 149 Miliar
8
Bank Danamon (BTO)
Tanah seluas 126.471 m²
Tanah seluas 36.914 m²
9
Atang Latief dan Lidia Muchtar
Bank Indonesia Raya (BIRA) dan Bank Tamara
Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 00469/Karet tahun 2005 dengan luas 3.744 m2
Kec. Setiabudi, Kota Jakarta
Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 00499/Karet tahun 1990 dengan luas 1.850 m2
Sertipikat Hak Guna Bangunan Nomor 00510/Karet tahun 1991 dengan luas 2.981 m2
3.490.025 lembar saham PT Pantoru Mas (18,13%) yang dimiliki oleh PT Unggul Makmur Utama
-
3.632.475 lembar saham PT Pantoru Mas (18,87%) yang dimiliki oleh Veeras Limited.
10
Setiawan dan Hendrawan Harjono
Bank Asia Pasifik
Tanah Seluas 26.715,59 M2
Kota Jakarta Selatan
Rp 786 miliar
77 satuan rumah susun dengan total luas 20.265,76 m2,
11
Santoso Sumali.
Bank Metropolitan dan Bank Bahari
Tanah seluas 100.000 m2
Kab. Dompu, NTB
12
PT Tjitajam
Tanah dengan luas keseluruhan 538.000 m2, atau 53,8 ha
Kota Depok
13
Sugeng Basuki
PT Sejahtera Wira Artha
Sebidang tanah dan Bangunan
Kota Jakarta Utara
Rp 75,3 miliar
Lenny Widjaya
14
PT Samaeri Mitracipta Nias
Empat biang tanah berikut bangunan di atasnya, dengan luas keseluruhan 64.140 m2
Kab. Nias Selatan
15
Grup Texmaco[ 18]
519 bidang tanah seluas 3.333.771 meter persegi
Kab. Subang
54 bidang tanah seluas 1.248.885 meter persegi
Kab. Sukabumi
3 bidang tanah seluas 2.956 meter persegi
Kota Pekalongan
10 bidang tanah seluas 83.230 meter persegi
Kota Batu
1 bidang tanah seluas 125.360 meter
Kota Padang
16
Tommy Soeharto
PT Timor Putra Nasional (PT TPN)
Menyita seluruh aset industri yang ada di dalam tanah tersebut.
Kab. Karawang
Tanah seluas 530 ribu meter persegi
Tanah seluas 98 ribu meter persegi
Tanah seluas 100 ribu meter persegi
Tanah seluas 518 ribu meter
17
Lippo Karawaci
44 bidang tanah seluas 251.992 meter persegi
Kota Tangerang
Tanah seluas 3.295 meter persegi
Kota Medan
Tanah seluas 15.785 meter persegi
Sali, Bukit Raya
dua bidang tanah total seluas 5.004.420 meter perseg
Bogor
18
Lanny Trisnawaty Suyatno
Bank Central Dagang[ 19]
1 (satu) unit bangunan dan tanah seluas 364 m2
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
Rp11.4 Miliar
-
73 (tujuh puluh tiga) bidang tanah seluas ± 600.000 m2
Kab. Bekasi
Rp 150 Miliar
19
PT. Primaswadana Perkasa Finance
Tanah seluas 1.690 m2
Kota Bogor
Rp 27 Miliar
Tanah seluas 1.388 m2
Kota Depok
Rp 34 Miliar
20
Trijono Gondokusumo
Bank Putra Surya Perkasa
73 (tujuh puluh tiga) bidang tanah seluas 313.143 m2
Kab. Lebak, Banten
Rp, 7,83 Miliar
21
Bank Asiatic
1 bidang tanah seluas 223 m2
Kota Depok
Rp 1,445 miliar
1 (satu) bidang tanah seluas 57.605 m2
Kab. Sukabumi
Rp 8,28 Miliar
1 (satu) bidang tanah seluas 96.908 m2
I Nyoman Suwirya[ 20]
1 unit bangunan dan tanah seluas 335 m2
Duren Sawit, Jakarta Timur
Rp 4,35 miliar.
22
PT Bank Niaga
Tanah seluas ± 10.859 m2
Kab. Bandung
Rp 52,5 Miliar
23
Bank Dewa Rutji
1 bidang tanah seluas 3.949 m2
Jagakarsa, Jakarta Selatan
Rp 7,95 Miliar
24
Andri Tedjadharm
PT Bank Centris Internasional
1 bidang tanah seluas 68 m2
Kembangan, Jakarta Barat
Rp 4,5 miliar
8 bidang tanah seluas 35.465 m
Kab. Bandung Barat
Rp 70 Miliar
Kasus Korupsi BLBI dan penanganannya
Dana BLBI banyak yang diselewengkan oleh penerimanya. Proses penyalurannya pun banyak yang melalui penyimpangan-penyimpangan. Beberapa mantan direktur BI telah menjadi terpidana kasus penyelewengan dana BLBI, antara lain Paul Sutopo Tjokronegoro , Hendro Budiyanto , dan Heru Supratomo .[ 21]
Bank Ficorinvest : mantan presdir Ficorinvest, Supari Dhirdjoprawiro dan S. Soemeri divonis hukuman 1,5 tahun penjara oleh PN Jakarta Selatan pada tanggal 13 Agustus 2003 . Saat ini masih bebas karena mengajukan kasasi.[butuh rujukan ]
Bank Umum Servitia : dirut Servitia, David Nusa Wijaya divonis 8 tahun penjara oleh MA pada tanggal 23 Juli 2003 , sempat melarikan diri ke AS namun tertangkap di sana.[butuh rujukan ]
Bank Harapan Sentosa : Hendra Rahardja dihukum seumur hidup, tetapi melarikan diri ke Australia dan meninggal di sana, Eko Adi Putranto dan Sherly Konjogian, divonis 20 tahun, tetapi juga melarikan diri ke Australia.[butuh rujukan ]
Bank Surya : Bambang Sutrisno dan Adrian Kiki Ariawan , dihukum seumur hidup, tetapi melarikan diri ke Singapura . Pada Januari 2014, Adrian Kiki akhirnya diekstradisi dari Australia.[ 22]
Bank Modern : Samadikun Hartono, divonis 4 tahun, melarikan diri. Pada April 2016, Samadikun tertangkap oleh intelijen Tiongkok dan kemudian diekstradisi ke Indonesia[ 23]
Bank Pelita : Agus Anwar , Alexander PP dalam proses pengadilan, tetapi sudah melarikan diri.[butuh rujukan ]
Bank Umum Nasional : Sjamsul Nursalim, penyidikan dihentikan.[ 24]
Bank Asia Pacific (Aspac): Hendrawan Harjono, mantan wakil dirut Aspac divonis 1 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan .[butuh rujukan ]
Bank Indonesia Raya (Bank Bira) : Atang Latif , melarikan diri ke Singapura sebelum kasusnya disidangkan[butuh rujukan ]
Referensi
^ a b "Fraksi PKB Inginkan Timwas Century Juga Usut Kasus BLBI" . www.fraksipkb.com (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2025-01-16 .
^ Hasan, Zulkifli. "Memori Krisis Moneter 1997/1998" . detiknews . Diakses tanggal 2024-07-07 .
^ "Rupiah Sempat Terpuruk Hingga Rp 16.650/Dolar AS Pada 1998 | Databoks" . databoks.katadata.co.id . Diakses tanggal 2024-07-07 .
^ "UPAYA PENYELESAIAN BLBI (BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA)" (PDF) . Diakses tanggal 2024-07-07 .
^ Nurmillah, Aminah (2021-11-10). "Memahami Aset Peninggalan BPPN, Hak Tagih Negara Dana BLBI Dan Permasalahannya" . Kementrian Keuangan Republik Indonesia . Diakses tanggal 2024-07-07 .
^ Tri. "BPPN 'Hadiahkan' Surat Tanda Lunas untuk Delapan Obligor" . hukumonline.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2024-07-08 . Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link )
^ "Daftar 18 Eks Bank Dalam Likuidasi yang Belum Lunasi Utang BLBI | Databoks" . databoks.katadata.co.id . Diakses tanggal 2024-07-08 .
^ Wijaya, Indra (2021-08-27). "Para Obligor BLBI" . Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-07-08 .
^ Idris, Muhammad (2021-09-11). "Daftar Obligor BLBI yang Dikejar Sri Mulyani, Ada Nama Tutut Soeharto" . Kompas.com . Diakses tanggal 2024-07-08 .
^ Harjanto, Setyo Aji (2022-10-10). "Daftar Obligor Penunggak BLBI, Ada Besan Setya Novanto hingga Kaharudin Ongko" . Bisnis.com . Diakses tanggal 2024-07-08 .
^ "Daftar Penerima Dana BLBI: Dari Tommy Soeharto Hingga Sjamsul Nursalim" . Asumsi . 2022-06-14. Diakses tanggal 2024-07-07 .
^ Irawati (2023-07-24). "Satgas BLBI Sita The East Tower Milik Obligor Bank Asia Pacific, Segini Nilainya" . Infobanknews (dalam bahasa American English). Diakses tanggal 2024-07-07 .
^ Suwiknyo, Edi (2022-09-22). "Satgas BLBI Panggil 8 Debitur Eks BLBI, Ini Daftarnya!" . Bisnis.com . Diakses tanggal 2024-07-08 .
^ Fernando, Aldo. "Nunggak Duit BLBI, Begini Sepak Terjang Duo Taipan Baja Ini - Halaman 2" . CNBC Indonesia . Diakses tanggal 2024-07-08 .
^ Suwiknyo, Edi (2021-09-14). "Satgas BLBI Tagih Tunggakan Taipan Baja Thee Ning Khong & Petinggi JKSW" . Bisnis.com . Diakses tanggal 2024-07-08 .
^ "Pemerintah Sita Aset 3 Debitur Terkait Tunggakan Utang BLBI Rp1,6 T" . CNN Indonesia . 2023-05-11. Diakses tanggal 2024-07-08 .
^ Liputan6.com (2023-10-18). "Daftar 10 Aset Pengemplang Sudah Disita Satgas BLBI" . liputan6.com . Diakses tanggal 2024-07-08 . Pemeliharaan CS1: Nama numerik: authors list (link )
^ "Daftar Aset BLBI yang Sudah Disita Satgas" . CNN Indonesia . 2022-01-21. Diakses tanggal 2024-07-08 .
^ Nugroho, M. Rosseno Aji. "Nunggak Utang, Harta 6 Pengusaha Ini Disita Satgas BLBI!" . CNBC Indonesia . Diakses tanggal 2024-07-08 .
^ "Satgas BLBI Sita 6 Aset Eks BLBI Senilai Rp 122,49 Miliar" . Kompas.com . 2024-04-03. Diakses tanggal 2024-07-08 .
^ Librianty, Andina (3 April 2021). Deny, Septian (ed.). "Perjalanan Kelam Mega Korupsi BLBI, Rugikan Negara Rp 138 T hingga Dihentikan KPK" . Liputan6.com . Diakses tanggal 6 Mei 2021 .
^ http://lilianyoscar.com/1418/kriminalisasi-kpk-untuk-bungkam-kasus-blbi.html [pranala nonaktif permanen ]
^ http://fokus.news.viva.co.id/news/read/763794-deal-tiongkok-dan-akhir-pelarian-samadikun
^ SULISTYO, PRAYOGI DWI (2021-04-08). "Di Balik Terbitnya Keputusan Penghentian Penyidikan BLBI" . kompas.id . Diakses tanggal 2025-01-21 .