Basuki ResobowoBasuki Resobowo (18 Februari 1916 – 05 Januari 1999) adalah seorang seorang pelukis Indonesia yang lahir di Palembang, Sumatera Selatan dan wafat di Amsterdam Belanda.[1][2] Ia pernah melukis bersama S. Soedjojono dan bersekolah di sekolah yang dikelola oleh Ir. Roosseno. Riwayat HidupIa lahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara.[1] Ayahnya yang seorang asal Purworejo, Jawa Tengah (Prawiroatmojo) hidup sebagai mantri ukur di kawasan transmigrasi dan perkebunan di Palembang dan Lampung. Sejak masa kanak-kanak Basuki Resobowo telah senang menggambar.[1] Ia kemudian hijrah ke Jakarta (Betawi) bersama pamannya, seorang polisi pada masa kolonial.[1] Di sana, Ia menempuh pendidian di ELS (Europeesche Largere School).[1] Setelah menamatkan studinya di ELS, ia kemudian tinggal bersama pamannya yang lain, seorang nasionalis terdidik mantan anggota Budi Utomo dan anggota Serikat Theosofi. Pada tahun 1930 saat belajar di MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs), Ia mengikuti kegiatan Kepanduan Bangsa Indonesia dan menjadi anggota perkumpulan Indonesia Muda di samping menjadi anggota pandu National Islamitisch Padvinerij.[1] KaryaTercatat dari tahun 1987 sampai akhir tahun 1989, sudah berjilid-jilid buku ditulisnya dan diterbitkannya sendiri. Judul bukunya tersebut antara lain Becermin Di Muka Kaca, Riwayat Hidupku, Karmiatun (jilid 1 Januari 1988, jilid ke-6 Januari 1989) dan cerita bergambar Cut Nyak Din (jilid ke-1 dan ke-2).[1] Selain itu, Ia juga menerbitkan tulisan-tulisan berbentuk jurnal dan karikatur. Ia juga ikut menyumbangkan esai tentang seni rupa kepada beberapa majalah dan kemudian dicetak dan dibukukan ke dalam buku berjudul Seniman, Seni, dan Masyarakat (1994).[1][2][3] Rujukan
|