Bebek Goreng H. Slamet
Bebek Goreng H. Slamet adalah jaringan rumah makan asal Indonesia yang menyajikan hidangan bebek goreng. Didirikan di Kartasura, Sukoharjo pada tahun 1986 oleh Slamet Rahardjo (H. Slamet) dan Baryatin, jaringan ini dapat berkembang pesat melalui kemitraan yang dijalin oleh keluarga Slamet. Per tahun 2024, terdapat lebih dari 130 gerai Bebek Goreng H. Slamet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. SejarahKisah Bebek Goreng H. Slamet berawal dari Slamet Rahardjo, seorang anak juragan batik asal Kartasura, Sukoharjo. Dilahirkan di keluarga serba berkecukupan, Slamet meniti karirnya sebagai pedagang es, rujak, lotis, soto, dan rawon. Pada tahun 1986, bersama dengan istrinya, Baryatin, Slamet merintis gerai pertama Bebek Goreng H. Slamet di tepi Jalan Ahmad Yani, jalan raya yang menghubungkan Surakarta dengan Semarang dan Yogyakarta, awalnya hanya sebagai warung kaki lima. Bebek dagangannya dikenal karena keempukan dan kelezatannya. Menurut Slamet, dia hanya menggunakan bahan makanan berupa daging bebek jenis super, atau disebut pula bebek afkir, yang sudah empat kali bertelur dalam dua tahun. Sebelum digoreng, bebek tersebut direbus dengan bumbu, sehingga rasa rempahnya lebih teresapi. Ciri khas lain dari restoran ini adalah "sambal korek", sambal yang disantap dengan cara dicungkil atau dikorek menggunakan sendok. Resep sambal tersebut diciptakan sendiri oleh Baryatin. Selain bebek goreng, restoran ini juga menyediakan menu alternatif berupa ayam goreng.[1][2] Pada tahun 1992, Slamet diperintahkan untuk menutup gerainya akibat proyek pelebaran Jalan Ahmad Yani yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Dia memutuskan untuk memindahkan usaha tersebut ke halaman rumahnya di Jalan Sedahromo Lor.[3] Usaha Slamet dapat bertahan melewati perpindahan ini dan terus berkembang dengan membuka gerai-gerai lain di seluruh Indonesia. Alih-alih menggunakan sistem waralaba, Slamet mempercayakan keluarganya untuk meneruskan usaha, sementara rekan-rekannya diperbolehkan untuk berdagang melalui kemitraan.[4] Kesuksesan usaha restoran Bebek Goreng H. Slamet mengilhami berbagai macam peniru usaha dagang bebek goreng dengan sambal korek yang mengatasnamakan dirinya, hingga Slamet sampai harus mengganti nama usahanya menjadi "Bebek Goreng H. Slamet (Asli)" untuk menandai usaha-usaha yang resmi bermitra dengan dirinya.[1] Slamet Rahardjo menghembuskan napas terakhirnya pada tanggal 30 September 2019.[1] Usaha Bebek Goreng H. Slamet saat ini dilanjutkan oleh anak-anak Slamet dan mitra-mitra resmi seperti Salsabila Group, Assalam Sejahtera Group, dan Waroeng Group.[5][6][7] Selain di Jawa, Bebek Goreng H. Slamet dapat ditemukan di Bali,[8] Sumatra,[9] Kalimantan,[10] dan Sulawesi.[11] Bebek Goreng H. Slamet by Waroeng
Pada tahun 2007, Waroeng Group bermitra dengan keluarga Slamet untuk merintis jaringan Bebek H. Slamet di bawah naungan mereka. Per tahun 2024, gerai-gerai restoran ini dapat ditemukan di Yogyakarta, Bandar Lampung, Batu, Malang, Makassar, Medan, Padang, Jakarta, Depok, dan Cirebon. Meskipun menyajikan menu yang serupa dengan warung-warung Bebek Goreng H. Slamet lain, restoran di bawah Waroeng Group cenderung lebih bersifat "premium", seperti penggunaan pengondisi udara sesuai dengan standar baru Waroeng Steak. Gerai-gerai mereka juga kebanyakan terletak berdampingan dengan gerai restoran Waroeng Steak dan Obonk Steak & Ribs.[12] Rujukan
Pranala luar |