Begum Om Habibeh Aga Khan
Begum Om Habibeh Aga Khan (15 Februari 1906 – 1 Juli 2000) adalah istri keempat dan terakhir dari Sir Sultan Muhammad Shah, Aga Khan III. Pasangan ini menikah tiga belas bulan setelah Aga Khan III dan istri ketiganya bercerai karena kesepakatan.[1] Begum dikenal sebagai pribadi yang murah hati dan mengasihi orang miskin serta orang tua.[2] Yayasannya, Egyptian Om Habibeh, bekerja untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup di daerah sekitar Aswan, Mesir, dan Le Cannet tempat dia menetap untuk pensiun. Dia berpartisipasi dalam gerakan-gerakan yang mengangkat masalah perempuan dan dan seniman ahli dalam bidang pemahatan. Dia tertarik di berbagai kesenian antara lain musik klasik, balet, dan opera. Begum meninggal pada usia 94 tahun di Le Cannet dan dimakamkan di dekat makam suaminya di Aswan. BiografiAwal kehidupanYvette Labrousse yang memiliki nama asli Yvonne Blanche Labrousse lahir di Sète, France pada 15 Februari 1906. Dia adalah puteri dari Adrien Labrousse, seorang kondektur trem, dan Marie Brouet, seorang penjahit. Keluarganya pindah di Cannes dan kemudian di Lyon di mana Yvette muda menghabiskan sebagian masa kanak-kanaknya. Tahun 1929, saat dia berusia dua puluh tahun, dia menjadi Miss Lyon dan satu tahun kemudian dia memenangi kontes kecantikan Miss Prancis. Sebagai ratu kecantikan Prancis, dia berkunjung ke beberapa negara. Dia pindah ke Kairo dan memeluk agama Islam.[3] Masa menikahYvette Labrousse bertemu Sir Sultan Muhammad Shah, Aga Khan III di Mesir dan menikah pada 9 Oktober 1944 di Swiss. Nama baru Begum diasumsikan kepada nama Om Habibeh setelah salah satu istri Nabi Muhammad.[3] Suaminya memberi nama panggilan "Yaky", yang disusun dari inisial "Yvette", "Aga" and "Khan". Begum merancang villa mereka di Le Cannet dekat Cannes dan bernama "Yakymour", kombinasi dari nama panggilannya "Yaky" dan "Amour", kata dalam bahasa Prancis untuk "cinta".[4] Pasangan itu hidup dengan mesra, saling mengasihi satu sama lain. Pada tahun 1954, Om Habibeh diberikan gelar Mata Salamat, yang artinya tenang atau ibu yang damai. Atas pernikahannya dengan Begum Om Habibeh, Aga Khan III menulis memoar, "I can only say that if a perfectly happy marriage be one in which there is a genuine and complete union and understanding, on the spiritual, mental, and emotional planes, ours is such."[1] Tak lama sebelum meninggalnya, Aga Khan III memilih sebuah lokasi di West Bank Nile sebagai peristirahatan terakhirnya.[5] Lokasi ini memiliki simbol, abad sebelum nenek moyang Aga Khan mendirikan dinasti Fatimid yang beribu kota di Kairo.[5][6][7][8][9] PenghargaanPenghargaan dari Iran
Referensi
|