Bencana pertambangan batu giok Hpakant 2020
Bencana pertambangan batu giok Hpakant adalah bencana penambangan berupa tanah longsor menewaskan sedikitnya 174 penambang,[1][2][3] setidaknya 100 hilang, dan 54 orang terluka di lokasi penambangan batu giok di daerah Hpakant di Negara Bagian Kachin di Myanmar.[3][4] Bencana itu terjadi pada 2 Juli 2020 dan merupakan kecelakaan pertambangan paling mematikan hingga saat ini di Myanmar. Industri batu giok Myanmar bernilai US$ 790 juta berdasarkan statistik resmi Myanmar, tetapi perkiraan independen menyebutkannya bernilai US$ 30-31 miliar per tahun. Industri ini terkenal dengan kematian dan bencana yang mematikan dalam beberapa tahun terakhir. Bencana paling mematikan sebelumnya pada tahun 2015 yang menewaskan 116 orang. Sementara pemerintah menanggapi dengan janji untuk melakukan reformasi di tambang, sementara itu para aktivis mengklaim bahwa sedikit yang telah dilakukan dalam praktik. Sehari sebelum otoritas bencana telah memperingatkan para penambang untuk menghentikan aktivitas karena hujan lebat; tetapi sebagian besar ditolak oleh banyak penambang. Para penambang itu adalah "pemetik batu giok" independen yang mengais tailing dari operator yang lebih besar dan yang tinggal di tempat kumuh di dasar gundukan puing-puing besar yang digali dengan mesin-mesin berat. Pada pukul 06:30 waktu setempat, hujan deras memicu runtuhnya tumpukan longsor limbah penambangan yang jatuh ke danau. Longsor kemudian menghasilkan gelombang lumpur dan air sepanjang 6 meter (20 kaki) yang mengubur mereka yang bekerja di lokasi tersebut. Hingga 3 Juli 2020, sekitar 100 orang hilang, dan 54 orang dilaporkan terluka. Referensi
|