Benjamin Bischoff
KarierBischoff masuk dinas dinas militer sebagai kadet pada tahun 1801, dan pada tahun itu juga bergabung dengan Batalyon IX Jagers ke Tanjung Harapan dan 4 tahun kemudian naik pangkat sebagai letnan dua infanteri. Bischoff kembali ke Belanda setelah lepasnya koloni tersebut dan pada tahun 1807 diangkat sebagai letnan satu, ajudan staf Herman Willem Daendels. Bischoff tiba di Jawa pada tahun 1808, dan pada bulan Mei diangkat sebagai Ajun Kapiten di Resimen Dragonder dan pada tahun 1809 menjadi letnan kolonel. Ia turut dalam serbuan ke Banten dan terluka di sana. Pada tahun 1811 ia terlibat dalam Perang Jawa Britania-Belanda, dan setelah Belanda menyerah Bischoff menjadi tawanan perang di Inggris. Pada akhir tahun 1813, ia kembali ke Belanda. Ia naik pangkat sebagai mayor pada tahun 1814 dan kemudian letnan kolonel infanteri untuk Nusantara. Bischoff sempat berperang dalam Pertempuran Waterloo dan setelah itu bertolak ke Jawa, dan setelah itu ia dikirim bersama pasukannya ke Makassar untuk mengambil alih wilayah tersebut dari Britania Raya. Pada tahun 1817, Bischoff diangkat sebagai kolonel. Dalam pangkat itu, Bischoff menjadi komandan angkatan darat dalam Ekspedisi Palembang I. Pada tahun 1824, ia diangkat sebagai gubernur dan komandan militer di Makassar. Ia turut dalam ekspedisi ke Bone yang dipimpin oleh Jenderal Josephus Jacobus van Geen dan pada tahun 1827 pensiun akibat sakit dan kembali ke Belanda setelah menolak tawaran komandan jenderal Leonard Pierre Joseph du Bus de Gisignies untuk menjadi komandan pasukan. Atas usulan Du Bus de Gisignies kepada Raja Willem I, Bischoff kembali masuk militer dan mengkomandani KNIL. Pada akhir tahun 1828, ia kembali ke Jawa, dan tiba pada bulan Mei, tetapi penyakitnya kambuh lagi dan menyebabkan kematiannya pada usia 42 tahun. Rujukan
|