Biawak tanpa telinga
Kadal Biawak tanpa telinga adalah spesies kadal endemik Indonesia yang hanya terdapat dan hanya bisa ditemukan di Kalimantan.[2] Kadal ini adalah satu-satunya jenis yang masih hidup dari familia Lanthanotidae dan berkerabat dekat dengan jenis-jenis biawak (Varanidae).[3] Ciri-ciriBiawak tanpa telinga memiliki tubuh silindris, leher agak panjang, lengan kaki yang pendek, cakar/kuku yang tajam, mata yang kecil dengan kelopak transparan, serta enam baris sisik menonjol (bintik-bintik) membentang sepanjang tubuhnya, dari kepala hingga ekor.[4][5] Terlepas dari itu, kadal ini sebenarnya masih mampu "mendengar suara" dengan merasakan getaran di tanah.[6] Tubuh bagian atas berwarna cokelat muda atau oranye, sedangkan bagian bawah tubuh berwarna cokelat pucat atau kuning pucat. Ekornya panjang dan berwarna sama dengan tubuh bagian atas. Panjang tubuhnya antara 17.4 sampai 22.1 cm (kepala hingga ekor), sedangkan berat badannya antara e48 sampai 120 gram. Spesimen terbesar yang pernah ditemukan memiliki panjang tubuh total mencapai 47 cm dan berat badannya mencapai 209.3 gram.[7][8] PenyebaranBiawak tak bertelinga hanya bisa ditemukan di pulau Kalimantan. Penyebaran alaminya diketahui meliputi sebagian besar Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, serta Serawak di Malaysia. Kadal ini dapat dijumpai pada ketinggian sampai 300 meter DPL.[9][10][11] Habitat dan PerilakuBiawak tak bertelinga beraktivitas pada malam hari (nokturnal). Akan tetapi, sering kali terlihat di siang hari sedang berkeliaran di dekat sumber air. Habitat utamanya adalah kubangan air atau berlumbur di tepian sungai kecil. Kadal ini sangat pemalu dan biasanya hanya berkeliaran di sekitar sarangnya. Kadal ini mampu bertahan di dalam air selama beberapa jam tanpa harus ke permukaan untuk bernafas. Walaupun dapat memanjat dan memiliki ekor pencengkram (prehensile tail), namun kadal ini lebih banyak berkeliaran di tanah (terrestrial).[12] Makanan dan PerkembangbiakanBiawak tak bertelinga menyukai cacing tanah dan krustasea kecil sebagai makanannya. Spesimen yang dipelihara di penangkaran diketahui mau memakan makanan apapun yang diberikan pemiliknya, termasuk udang, cumi-cumi, daging ayam, tikus, bahkan kuning telur dari telur hewan lain. Terlepas dari semua itu, kadal ini mampu bertahan hidup selama beberapa hari tanpa makanan.[8][12] Biawak tak bertelinga berkembangbiak dengan bertelur (ovipar). Musim kawan kadal ini berlangsung pada bulan Februari hingga April. Jumlah telur yang dihasilkan sebanyak 2 sampai 12 butir. Telur-telur tersebut dijaga oleh kadal jantan. Telur-telur tersebut dapat menetas apabila dierami pada suhu rata-rata 27 °C.[13][14] Daftar pustaka
Wikispecies mempunyai informasi mengenai Lanthanotus borneensis. Wikimedia Commons memiliki media mengenai Lanthanotus borneensis.
|