Bokol kalimantan
Bokol kalimantan adalah nama salah satu fauna endemis Kalimantan, Indonesia.[2] Hewan ini memiliki nama ilmiah Lariscus hosei.[3] Bokol kalimantan termasuk dalam hewan Mamalia, yaitu hewan yang berkembang biak dengan cara beranak.[4] Apabila habitatnya rusak, populasi bokol kalimantan tentu juga menjadi berkurang.[2] Hewan ini masih satu ordo dengan tikus yaitu "Rodentia" yang berarti hewan pengerat.[3] Hewan tanah ini termasuk dalam kelas Sciuridae (bajing) dan genus Lariscus (bokol).[2] HabitatBokol kalimantan tersebar di daerah Serawak, Sabah, dan Kalimantan.[2] Bokol kalimantan ini hidup di hutan primer dengan ketinggian tanah sampai siatas 1000 meter di atas permukaan laut.[2] Hewan pengerat ini hidup di hujan tropis kering dan hutan subtopis.[2] Selain di temukan di Indonesia dan Malaysia, hewan ini juga ditemukan di Thailand.[2] Status konservasiBokol kalimantan termasuk hewan yang dilindungi.[2] Hewan ini dilindungi karena keberadaannya sudah langka.[2] Maraknya pembalakan liar dan pembukaan hutan menjadi lahan perkebunan mengakibatkan habitat asi hewan pengerat tersebut menjadi rusak.[2] Apabila habitatnya rusak, populasi bokol kalimantan tentu juga menjadi berkurang.[2] GambaranBokol kalimantan memiliki bentuk seperti pada umumnya bajing, yang membedakan adalah adanya garis berjumlah empat pada punggungnya.[5] Karena hal inilah, hewan tersebut juga dinamakan bajing tanah bergaris empat.[5] Hewan ini memiliki warna cokelat pada bagian punggungnya dan berwarna oranye pada bagian perutnya.[6] Bokol kalimantan betina memiliki tinggi 189 mm sedangkan jantan memiliki tinggi 181 mm.[6] Berat rata-rata bokol kalimantan adalah 215 gram.[6] Seperti halnya hewan mamalia lainnya, bokol kalimantan juga memiliki rambut.[6] Hewan ini juga memiliki rambut yang menutupi seluruh tubuhnya.[6] Warna rambutnya ada tiga macam, yaitu cokelat, hitam, dan oranye.[6] Rambut pada bagian punggung membentuk pola garis yang membedakan hewan ini dengan jenis bajing tanah lainnya.[6] Hewan ini memiliki ekor yang berambut lebat mirip seperti pada tupai.[6] Kakinya berjumlah empat, dua di bagian depan dan dua di bagian belakang.[6] Setiap kaki bajing tanah bergaris empat terdapat jari-jari yang terdiri dari tarsal, metatarsal dan palanges.[6] Setiap jari kakinya dilengkai dengan kuku yang cukup tajam.[6] Hewan ini termasuk hewan nokturnal, karena lebih sering beraktivitas pada malam hari.[6] Rujukan
|