Budi Darma
Prof. Dr. H. Budi Darma, M.A. (25 April 1937 – 21 Agustus 2021) adalah seorang sastrawan, kritikus sastra dan akademikus Indonesia yang pernah bekerja sebagai dosen dan guru besar di Fakultas Keguruuan Sastra dan Seni Universitas Negeri Surabaya (dulu IKIP Surabaya) sejak tahun 1963.[1][2] Riwayat hidupBudi Darma berasal dari suku Jawa dan beragama Islam.[1] Dia merupakan putra keempat dari enam bersaudara yang semuanya laki-laki. Ayahnya bernama Munandar Darmawidagdo merupakan pegawai kantor pos yang karena penugasan, tempat tugas sang ayah selalu berpindah-pindah dari kota yang satu, seperti Bandung, ke kota yang lainnya. Dengan demikian, seluruh keluarga turut berpindah.[1][3] Keluarganya yang suka bacaan, ibunya bernama Sri Kunmaryaty sering membaca cerita wayang dan mitologi Jawa.[1] Dia menyelesaikan pendidikan di Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (1963) dan masa kuliah tinggal di rumah pamannya Prof. Mr. Notosusanto. Saat tamat pula menerima Bintang Bakti Wisuda, pernah mendalami pengetahuan di Universitas Hawaii, Honolulu, AS (1970-1971), kemudian meraih Magister of Arts dari Universitas Indiana, Bloomington, AS (1976), dan meraih gelar Ph.D. in English Creative Writing (Doktor) dari universitas yang sama (1980) dengan tesis Character and Moral Judgment in Jane Austien's Novel.[1][4] Jabatan Visiting Research Associate pernah diembannya di Universitas Indiana.[1][3] Di tanah airnya, pada umumnya, dia menjabat selaku guru besar dan Ketua Jurusan Sastra Inggris (1966–1970, 1980–1984), Dekan Fakultas Keguruuan Sastra dan Seni (1963–1966, 1970–1974), dan Rektor Universitas Negeri Surabaya (dulu IKIP Surabaya) (1984–1988).[1] Dia menjadi anggota Modern Language Association (MLA), New York pada tahun 1977–1990. Nama Budi Darma sempat pula diabadikan dalam Who's Who in The World dan Ensiklopedi Pengarang Indonesia.[1][3] KaryaBudi Darma mulai menulis sejak tahun 1969. Ia menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Beberapa cerpennya dalam bahasa Inggris pernah dicetakan di media massa kota Bloomington, AS, pada masa pelajarannya sana.[1][5] Tulisannya pernah diterbitkan di beberapa majalah dan surat kabar. Antara lain, Horison (Jakarta), Basis (Yogyakarta), Gema (Yogyakarta), Indonesia (Jakarta), Roman (Jakarta), Gelora (Surabaya), Jawa Pos (Surabaya). Selain itu, ia pernah mengisi siaran sastra dan budaya di RRI (Semarang, Yogyakarta, Surabaya) dan TVRI (Surabaya).[1][6] Tulisan-tulisannya berupa cerpen, novel, esai, puisi, atau makalah-makalah untuk berbagai pertemuan. Buku-buku Budi Darma yang telah terbit, yakni meliputi: Novel:
Cerpen:
Puisi:
Esai:
Terjemahan:
Non-sastra:
Novel Budi Darma yang pertama adalah Olenka. Novel yang telah banyak mendapat perhatian dan telah mengantarkannya ke berbagai upacara pemberian hadiah. Rafilus adalah novel keduanya. Novel ini mulai ditulisnya ketika dia mendapat undangan untuk mengunjungi Inggris pada tahun 1985. Meskipun peristiwa-peristiwa dalam Rafilus terjadi di Surabaya, dia berhasil mengungkapkan segi-segi gelap kehidupan manusia pada umumnya. Dia lebih banyak mengamati masalah manusia sebagai gejala umum, bukan semata sebagai produk gejala sosial.[7] Kumpulan cerita Orang-Orang Bloomington ditulis pada saat dia berada di Bloomingtoon, Amerika Serikat. Dalam bukunya, Modern Indonesian Literature jilid ke-2, Prof. Dr. A. Teeuw mengupas karya-karya Budi Darma dalam bab tersendiri. Ia mencirikan gaya karya Budi Darma, semisal cerpen Kritikus Adinan, bagai bersifat fiksi absurd.[8] Sebuah cerpen Budi Darma yang dimuat dalam majalah Horison, Sang Anak oleh Satyagaraha Hoerip dimasukkan ke dalam antologi Cerita Pendek Indonesia jilid ke-3, diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I (1980).[9] PenghargaanBudi Darma dinyatakan sebagai warga Surabaya berprestasi dibidang kesusastraan selama dua kali berturut-turut pada tahun 1987 dan 1988 oleh Walikotamadya Surabaya saat itu, dr. H. Purnomo Kasidi. Tahun 2004, dia mendapatkan penghargaan warga berprestasi seni oleh gubernur Jawa Timur.[3] Novelnya, Olenka (1983), mendapat Hadiah Pertama Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 1980 dan sekaligus memperoleh Hadiah Sastra DKJ 1983. Tahun 1984 dia menerima Hadiah Sastra ASEAN (SEA Write Award) atas Orang-Orang Bloomington.[1][4] Selain itu, penghargaan yang pernah diterimanya, adalah Anugerah Seni Pemerintah RI (1993).[1] Sebagai akademisi, ia kerap diundang untuk berceramah, mengajar, menguji calon sarjana atau doktor sastra, baik dalam negeri ataupun luar negeri. Ia juga sering diundang untuk melakukan penelitian, khususnya mengenai sastra Inggris atau Amerika. Di samping itu, ia tercatat sebagai Chief Editor Modern Literature of ASEAN terbitan COCI (Committee on Cultural Information) ASEAN, 2000. Buku ini membahas tentang sastra di tujuh negara ASEAN, yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.[1][2] Rujukan
|