Budi di luar batasDalam filsafat budi, budi di luar batas (bahasa Inggris: the extended mind) adalah gagasan yang menyatakan bahwa beberapa alat dan objek di lingkungan dapat dianggap sebagai bagian dari budi. Karya penting yang menjelaskan gagasan ini adalah "The Extended Mind" yang ditulis oleh Andy Clark dan David Chalmers (1998).[1] Dalam buku tersebut, mereka mengajukan gagasan "eksternalisme aktif", yang menyatakan bahwa objek dalam lingkungan berfungsi sebagai bagian dari budi karena objek luar memainkan peran penting dalam membantu proses kognitif, selama objek luar tersebut berfungsi dengan tujuan yang sama dengan proses internal. Dalam buku tersebut, sebuah percobaan pikiran juga diajukan untuk menggambarkan peran lingkungan terhadap budi. Otto dan Inga hendak mengunjungi museum secara bersamaan. Otto mengidap penyakit Alzheimer dan telah mencatat arah perjalanan untuk membantunya mencapai museum tersebut, sementara Inga mampu mengingat arah ke museum tersebut. Secara tradisional, Ingga dapat dianggap memiliki kepercayaan akan letak museum sebelum menggunakan ingatannya. Dengan pendekatan yang sama, Otto juga dapat dikatakan memiliki kepercayaan akan letak museum sebelum menggunakan buku catatannya. Ingatan Inga diproses secara internal oleh otak, sementara ingatan Otto dibantu oleh buku catatan. Dalam kata lain, budi Otto telah diperluas sehingga meliputi buku catatan sebagai sumber ingatannya. Buku catatan tersebut memenuhi kriteria karena selalu dapat diakses oleh Otto. Rujukan
Bacaan lanjut
Pranala luar
|