Busur Banda adalah busur vulkanik yang aktif dan sangat kompleks. Disebut sangat kompleks karena busur Banda memiliki arah subduksi melengkung sebesar 180 derajat. Meskipun studi geologi dan geofisika telah banyak dilakukan, banyak aspek geologi busur Banda tetap belum diketahui dengan baik, dan bahkan masih merupakan subyek kontraversi para ahli. Hal yang paling dikontraversikan adalah busur Banda, yaitu apakah busur tersebut merupakan subduksi antara 2 lempeng kerak bumi (Hamilton, Katili), atau merupakan triple junction antara 3 buah lempeng melalui subduksi-sesar transform (Cardwell dan Isacs). Busur Banda dicirikan oleh 2 ridge melingkar (setengah lingkaran) yang konsentris. Busur Banda adalah formasi geologi di dasar laut banda yang berbentuk busur sepanjang 1000 km dan melengkung 180 derajat. Bentuknya seperti ia ditabrak sesuatu dari barat dengan sangat kuat sehingga melengkung demikian.
Deformasi menyebabkan elevasi yang cepat pada kepulauan di busur Banda, terutama yang terbesar yaitu pulau Seram dan Timor, dimana keduanya muncul dari beberapa kilometer di bawah permukaan laut hingga sekarang. Hanya dalam beberapa juta tahun, kedua pulau ini sudah terangkat 3 km di atas permukaan laut.
Inner/Outer ridge
Inner Ridge
ditandai oleh batuan vulkanik calk-alkaline Cenocoic atas. Inner ridge ini muncul diatas air laut sebagai pulau-pulau yang cukup besar dari Bali, Lombok, sampai Wetar dan dilanjutkan dengan pulau-pulau kecil yaitu Roma, Damar, Teon, Nila, Serua, Manuk, dan Banda Api (beberapa merupakan gunung api aktif).
Outer Ridge
umumnya terbentuk oleh melange subduksi tersier dan imbricated complexes, yang muncul sebagai deretan pulau Sawu, Roti, Timor, Leti, Babar, membelok ke utara melalui Kepulauan Tanimbar ke Kepulauan Kei, dan akhirnya membelok kebarat melalui ke Pulau Watubela, Pulau Seram dan Buru. Kontur kedalaman lempeng subducting juga akan melengkung seperti permukaan sebuah sendok.
Dua ridge tersebut merupakan outer arc basin. Di bagian barat merupakan kelanjutan dari basin di selatan Jawa, Bali, memisah ke sebelah utara dan selatan Pulau Sumba, menyatu kembali di sebelah timur Pulau Sumba, dan menerus ke timur dari Savu Basin dan membelok keutara kemudian kebarat sampai di selatan Pulau Seram. Menurut Hamilton dan Katili, Busur Banda merupakan satu kesatuan dengan Sunda arc membentuk Sunda-Banda arc. Namun banyak ahli yang berpendapat bahwa Busur Banda bukan merupakan kelanjutan dari Busur Sunda. Busur Banda yang membentang dari pulau-pulau kecil di sebelah timur Pulau Timor, melalui Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Kei, membelok keutara kemudian kebarat sampai Pulau Seram dan Pulau Buru mempunyai kenampakan yang berbeda dengan Busur Sunda.
Referensi
Audley-Charles, MG (1986). "Timor–Tanimbar Trough: the foreland basin of the evolving Banda orogen". Spec. Publs int. Ass. Sediment. 8: 91–102.