Caroline Kennedy
Caroline Bouvier Kennedy[2][3] (lahir 27 November 1957)[4] adalah seorang penulis, diplomat, dan pengacara Amerika yang menjabat sebagai Duta besar Amerika Serikat untuk Australia sejak 2022. Kennedy sebelumnya menjabat di pemerintahan Obama sebagai duta besar Amerika Serikat untuk Jepang dari tahun 2013 hingga 2017.[5] Sebagian besar kehidupan profesional Kennedy dihabiskan di bidang sastra, hukum, politik, reformasi pendidikan, dan amal. Dia adalah anggota Keluarga Kennedy dan satu-satunya anak presiden AS yang masih hidup dari John F. Kennedy dan Ibu Negara Jacqueline Kennedy. Lahir di New York City, Kennedy berusia dua tahun ketika ayahnya memenangkan pemilihan presiden 1960 dan menghabiskan masa kecilnya di Gedung Putih selama masa kepresidenannya. Dia berusia lima tahun ketika dia dibunuh pada tanggal 22 November 1963. Tahun berikutnya, ia dan adik laki-lakinya John F. Kennedy Jr. pindah bersama ibu mereka Jacqueline ke Upper East Side di Manhattan tempat Kennedy melanjutkan pendidikannya. Kennedy lulus dari Radcliffe College, dan kemudian menghadiri Columbia Law School di mana ia memperoleh gelar Juris Doctor pada tahun 1988. Dia lulus ujian pengacara negara bagian New York tahun berikutnya. Kennedy bekerja di Metropolitan Museum of Art Manhattan, di mana dia bertemu calon suaminya, desainer Edwin Schlossberg. Mereka memiliki tiga anak: Rose, Tatiana, dan Jack. Pada awal pemilihan pendahuluan pemilihan presiden 2008, Kennedy dan pamannya, Ted Kennedy, mendukung kandidat Demokrat Barack Obama. Dia kemudian berkampanye untuknya di Florida, Indiana, dan Ohio, menjabat sebagai wakil ketua Komite Pencarian Wakil Presiden, dan menyampaikan pidatonya di Konvensi Nasional Demokrat 2008 di Denver.[6] Setelah Obama memilih senator Amerika Serikat Hillary Clinton untuk menjabat sebagai menteri luar negeri, Kennedy menyatakan minatnya untuk diangkat ke kursi Senat yang kosong milik Clinton dari New York, namun kemudian menarik diri dengan alasan pribadi. Pada tahun 2013, Presiden Obama menunjuk Kennedy sebagai duta besar Amerika Serikat untuk Jepang, menjadikannya duta besar wanita pertama yang bertugas di negara tersebut.[7] Delapan tahun kemudian, Joe Biden menunjuk Kennedy sebagai Duta besar Amerika Serikat untuk Australia dan ia menjabat setelah konfirmasinya pada 10 Juni 2022.[8] Masa kecilCaroline Kennedy dilahirkan di Cornell Medical Center, New York City. Setahun sebelumnya, kakak perempuannya yang bernama Arabella, meninggal ketika masih dalam kandungan. Nama Caroline berasal dari nama bibi pihak ibu, Caroline Lee Bouvier Radziwill atau buyut perempuan pihak ibu yang bernama Caroline Ewing Bouvier. Adik laki-lakinya, John, Jr. lahir tiga tahun kemudian. Adik laki-laki paling bungsu, Patrick meninggal dunia ketika masih bayi akibat penyakit paru-paru, dua hari setelah dilahirkan prematur pada tahun 1963. Caroline dan John, Jr. dibesarkan oleh kedua orang tuanya di kawasan Georgetown, Washington, D.C.. Pada tahun 1961, ketika Caroline masih berusia tiga tahun, ayahnya dilantik sebagai presiden Amerika Serikat dan keluarganya pindah ke Gedung Putih. Caroline bersekolah di taman kanak-kanak yang dikelola sendiri oleh Jackie ibunya, dan sering dipotret sedang naik kuda poni bernama Macaroni berkeliling halaman Gedung Putih. Foto Caroline kecil naik kuda poni Macaroni yang dilihatnya di sebuah artikel surat kabar menjadi inspirasi bagi penyanyi/pencipta lagu Neil Diamond untuk menulis lagu hit "Sweet Caroline". Neil Diamond memendam rahasia inspirasi lagu tersebut selama berabad-abad, dan baru diungkapkannya ketika tampil menyanyikannya pada perayaan ulang tahun ke-50 Caroline Kennedy, November 2007.[9] Sebagai anak presiden Amerika Serikat, Caroline pernah menerima berbagai hadiah dari tokoh dunia, termasuk seekor anak anjing dari Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Khrushchev dan seekor kuda poni Yucatán dari Wakil Presiden Lyndon B. Johnson.[10] Sejarawan menggambarkan kepribadian Caroline kecil sebagai "agak penyendiri dan selalu sedikit pemalu" tetapi "luar biasa tidak dimanja".[11] "Dia masih terlalu kecil untuk menyadari semua kemewahan itu", begitu kata Rose Kennedy mengenai cucunya. "Dia mungkin berpikir biasa saja kalau anak kecil naik pesawat terbang. Tapi ketika bermain bersama saudara sepupunya, beberapa di antara mereka lebih pandai menari dan berenang darinya. Mereka tidak membolehkan [Caroline] untuk diistimewakan. Anak kecil memang mudah menerima."[12] Pada hari setelah ayahnya dibunuh (22 November 1963), pengasuh anak bernama Maud Shaw mengajak Caroline dan John, Jr. keluar dari Gedung Putih, dan membawanya ke rumah nenek dari pihak ibu, Janet Auchincloss yang bersikeras agar Shaw saja yang bercerita kepada Caroline kalau ayahnya sudah meninggal dunia. Namun pada malam harinya, Caroline dan John, Jr. dijemput untuk dibawa pulang ke Gedung Putih. Caroline sudah berada di tempat tidurnya ketika berita tentang kematian ayahnya disampaikan oleh Shaw. Namun, sepucuk surat yang ditujukan kepada Caroline dan John, Jr. sudah ditulis oleh presiden baru Lyndon B. Johnson. Isi surat memberitakan kepada Caroline dan John, Jr. bahwa ayah mereka tewas dibunuh, dan mereka "selalu dapat membanggakan" ayah mereka.[13] Shaw kemudian mengetahui bahwa Jacqueline Kennedy sudah lebih dulu ingin menyampaikan kabar tersebut kepada anak-anaknya, sehingga terjadi keretakan di antara keduanya.[14] Pada Desember 1963, Jackie, Caroline, dan John, Jr. meninggalkan Gedung Putih untuk kembali ke rumah mereka di Georgetown. Rumah kediaman mereka segera menjadi atraksi wisata populer di Washington, D.C. sehingga mereka terpaksa pindah ke lantai paling atas sebuah apartemen di Fifth Avenue, kawasan Upper East Side, Manhattan pada pertengahan 1964. Pada Mei 1967, Kennedy membaptis sebuah kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat USS John F. Kennedy dalam sebuah upacara yang dipublikasikan secara luas di Newport News, Virginia.[15] Pada tahun 1975, Kennedy yang ketika itu berusia 17 tahun, belajar di London untuk menyelesaikan kursus seni selama sembilan bulan di rumah lelang Sotheby's. Pada 23 Oktober 1975, sebuah bom mobil yang dipasang IRA meledakkan mobil anggota parlemen Partai Konservatif Hugh Fraser yang sedang diparkir di luar rumah, beberapa saat sebelum Kennedy dan Fraser berangkat ke Sotheby's. Caroline agak terlambat dan belum siap untuk berangkat, namun seorang pria yang kebetulan lewat, ahli onkologi Gordon Hamilton-Fairley tewas.[16] Pendidikan dan kehidupan pribadiKennedy bersekolah di The Brearley School dan Convent of the Sacred Heart di New York City. Pada tahun 1975, ia lulus dari sekolah menengah atas Concord Academy di Massachusetts.[17] Pada tahun 1980, ia menerima gelar Bachelor of Arts dari Radcliffe College di Universitas Harvard.[18] Pada tahun 1988, ia lulus dari Columbia Law School dengan gelar Juris Doctor, dan termasuk ke dalam 10 persen siswa dengan nilai terbaik di kelasnya.[19] Sewaktu masih di bangku kuliah, Kennedy "mempertimbangkan untuk menjadi wartawan foto, namun ia segera menyadari kalau dirinya tidak akan pernah dapat mencari makan dari mengamati orang lain karena mereka justru lebih sibuk memperhatikan dirinya."[20] Namun pada Olimpiade Musim Dingin 1976 di Innsbruck, Austria, ia berkesempatan bekerja sebagai asisten fotografer.[20] Pada musim panas tahun 1977, ia magang di New York Daily News dengan upah AS$156 seminggu untuk "mengambilkan kopi untuk redaktur dan reporter yang terburu-buru, mengganti pita mesin tik dan menyampaikan pesan-pesan."[21] Kennedy kabarnya "duduk sendirian di sebuah bangku selama dua jam sebelum pegawai lainnya berani menyapanya."; dan menurut mantan reporter Daily News, Richard Licata, "Semua orang terlalu takut [kepadanya]."[20] Kennedy juga menulis untuk majalah Rolling Stone mengenai kunjungannya ke Graceland tidak lama setelah kematian Elvis Presley.[20] Setelah lulus dari universitas pada tahun 1980, Kennedy bekerja sebagai asisten riset di Departemen Film dan Televisi Metropolitan Museum of Art New York. Ia kemudian menjadi "petugas penghubung antara staf museum dan produser serta sutradara yang melakukan syuting potongan film di museum", serta membantu mengoordinasikan acara spesial Sesame Street, Don't Eat the Pictures.[22] Pada tanggal 4 Desember 1984, Kennedy diancam ketika seorang pria menelepon museum dan menyebutkan nama dan alamatnya sambil melaporkan bahwa ada bom yang ditanam di sana. Tiga hari kemudian, dia ditangkap karena ancaman tersebut.[23] Pada tahun 1988, ia memperoleh gelar Juris Doctor dari Columbia Law School, dan lulus dengan nilai sepuluh persen teratas di kelasnya.[24] Tahun berikutnya, dia lulus ujian pengacara negara bagian New York.[25] Kennedy menjalin hubungan romantis dengan banyak pria terkenal, termasuk Mark Shand, Sebastian Taylor, dan Jonathan Guinness (dari keluarga Guinness).[26] Sewaktu bekerja di museum, Kennedy bertemu calon suaminya, Edwin Schlossberg yang waktu itu bekerja sebagai perancang pameran. Keduanya menikah pada 19 Juli 1986 di Gereja Our Lady of Victory Church di Centerville, Massachusetts.[4][27] Maria Shriver sepupunya menjadi pengiring pengantin wanita, sementara paman dari pihak ayah, Edward M. "Ted" Kennedy mendampinginya ketika berjalan di lorong menuju altar. Meski namanya sering ditulis sebagai "Caroline Kennedy Schlossberg", Caroline Kennedy tidak pernah mengganti namanya setelah menikah.[2][3] Kennedy memiliki tiga orang anak: Rose, Tatiana, dan John, dan sekarang memiliki tanah pertanian Red Gate Farm seluas 151 hektare (7.571,2 m²) di Aquinnah (dulu Gay Head) di Martha's Vineyard.[28] Surat kabar Daily News New York memperkirakan kekayaan bersih Caroline Kennedy pada tahun 2008 di atas AS$100 juta.[29] Ia tinggal di New York City dan agak jauh dari sepupu-sepupunya yang tinggal Hyannis Port.[30] Caroline sangat dekat dengan John, Jr. adiknya, terutama setelah meninggalnya ibu mereka pada tahun 1994.[31] John, Jr. kemudian tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat terbang pada tahun 1999, sehingga Caroline menjadi satu-satunya keluarga Presiden John F. Kennedy yang masih hidup. KarierKennedy adalah seorang pengacara, penulis, editor, dan menjabat sebagai anggota dewan berbagai organisasi nirlaba. Dari tahun 2002 hingga 2004, ia bekerja sebagai direktur Kantor Kemitraan Strategis untuk Departemen Pendidikan New York City. Ia bekerja tiga hari seminggu dengan menerima gaji hanya satu dolar Amerika Serikat. Tujuannya bekerja untuk mengumpulkan dana dari swasta untuk sekolah-sekolah umum di New York City.[32] Ia berhasil mengumpulkan lebih dari AS$65 juta untuk mendanai sekolah-sekolah umum di kota itu.[4][33] Ia sekarang ini menjabat sebagai salah seorang dari dua wakil ketua dewan direktur The Fund for Public Schools, sebuah kemitraan publik-swasta yang didirikan tahun 2002 untuk mengumpulkan dana swasta bagi sekolah-sekolah umum di New York City.[34] Ia juga menjabat dewan penyantun Concord Academy, sekolahnya sewaktu masih remaja.[35] Caroline bersama anggota keluarga Kennedy lainnya mendirikan Profile in Courage Award pada tahun 1989. Penghargaan ini diberikan kepada pejabat pemerintah atau kelompok pejabat pemerintah telah memperlihatkan kepemimpinan yang berani secara politik dalam tindakannya, sesuai semangat John F. Kennedy yang dituangkan dalam buku Profiles in Courage.[36] Caroline Kennedy juga menjabat ketua Yayasan Perpustakaan Kennedy[4] dan penasihat di Harvard Institute of Politics yang didirikan sebagai memorial untuk Presiden John F. Kennedy. Ia juga anggota asosiasi pengacara di New York dan Washington, D.C.. Selain itu, ia juga menjadi anggota Komisi Debat Presidensial dan NAACP Legal Defense and Educational Fund, serta ketua kehormatan American Ballet Theatre.[36] Kennedy mewakili keluarganya pada pemakaman mantan presiden Ronald Reagan dan Gerald Ford serta Ibu Negara Lady Bird Johnson. Ia juga mewakili keluarganya pada peresmian Pusat Kepresidenan dan Taman Bill Clinton di Little Rock, Arkansas, November 2004. Pemilihan presiden 2008Pada 27 Januari 2008, Kennedy mengumumkan di tajuk rencana berjudul "A President Like My Father" di New York Times bahwa dirinya mendukung Barack Obama dalam pemilihan umum presiden 2008.[37] Kesimpulannya, "Aku tidak pernah punya seorang presiden yang menginspirasi diriku seperti halnya orang-orang telah berkata kepadaku bahwa ayahku telah memberi inspirasi kepada mereka. Namun untuk pertama kalinya, aku yakin aku sudah menemukan pria yang akan menjadi presiden—tidak hanya untukku, melainkan juga untuk sebuah generasi baru Amerika." Satu-satunya kandidat presiden lainnya yang pernah didukungnya adalah pamannya sendiri, Ted Kennedy (pada tahun 1980).[38][39] Komisi Pemilihan Federal mencatat Kennedy pada 29 Juni 2007 memberi sumbangan AS$2.300 kepada komite kampanye presiden Hillary Clinton. Ia sebelumnya menyumbang hingga sejumlah AS$5.000 untuk kampanye senator Clinton pada tahun 2006. Pada 18 September 2007, ia menyumbang AS$2.300 untuk komite kampanye presiden Barack Obama.[40] Pada 4 Juni 2008, Obama menunjuk Kennedy bersama dengan Jim Johnson dan Eric Holder untuk bersama-sama menjadi ketua Komite Pencarian Wakil Presiden.[41] (Johnson mundur seminggu kemudian.) Dalam surat terbukanya, sutradara Michael Moore meminta Kennedy untuk "Mengikuti Jejak Cheney",[42] dan menganjurkan Caroline Kennedy untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden untuk Obama (Dick Cheney mengetuai komite pencarian wakil presiden untuk George W. Bush pada tahun 2000—tapi lalu dia sendiri yang terpilih sebagai mitra Bush[43]). Pada 23 Agustus 2008, Obama mengumumkan bahwa Senator Joe Biden dari Delaware akan menemaninya sebagai wakil presiden. Kennedy berbicara di Konvensi Nasional Partai Demokrat 2008 di Denver, memperkenalkan sebuah film tribut untuk pamannya, Senator Ted Kennedy.[44] Kursi senat Amerika SerikatPada Desember 2008, Kennedy mengumumkan minatnya mengisi jabatan Senat Amerika Serikat yang ditinggalkan Hillary Clinton setelah terpilih menjadi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Kursi senat tersebut berdasarkan mandat Konstitusi New York bisa diisi hingga tahun 2010 oleh tokoh yang ditunjuk oleh Gubernur New York David Paterson.[45] Paman Caroline Kennedy yang bernama Robert F. Kennedy pernah menduduki jabatan senator New York dari Januari 1965 hingga dibunuh pada Juni 1968 ketika ia menjadi kandidat pencalonan presiden dari Partai Demokrat.[46] Penunjukan Caroline Kennedy didukung oleh wanita anggota Kongres Louise Slaughter,[47] anggota dewan negara bagian New York Vito Lopez,[48] Wali Kota New York City Michael Bloomberg,[49] mantan Wali Kota New York City Ed Koch,[50] dan halaman editorial New York Post.[51] Ia dikritik karena tidak ikut memilih dalam sejumlah pemilihan pendahuluan Partai Demokrat dan pemilihan umum sejak terdaftar sebagai penduduk New York pada tahun 1988,[48] dan tidak memberikan pandangan politiknya secara mendetail.[50] Kennedy juga menolak mengungkap transaksi finansial dan urusan pribadi lainnya kepada pers, dan menyatakan hanya akan merilis informasinya kepada publik kalau dirinya sudah dipilih oleh Gubernur Paterson.[52] Ia tidak melengkapi kuesioner wajib pengungkapan data rahasia setebal 28 halaman yang di dalamnya mungkin berisi informasi finansial secara lengkap darinya. Dalam sebuah wawancara dengan Associated Press, Kennedy mengakui bahwa ia perlu membuktikan dirinya sendiri. "Terjun ke politik adalah sesuatu yang terus menerus ditanyakan orang-orang kepadaku," kata Kennedy. "Ketika kesempatan ini tiba, yang memang agak di luar perkiraan, aku pikir, 'Baik, mungkin sekarang. Bagaimana kalau sekarang?'" "[Aku harus] bekerja dua kali lipat lebih keras daripada orang lainnya... Aku adalah pilihan nonkonvensional...Kita mulai melihat ada banyak jalan menuju kehidupan publik dan layanan publik."[53] Pada akhir Desember 2008, Kennedy kembali dikritik oleh beberapa media massa karena kurang jelas ketika diwawancara, dan karena menggunakan kata "you know" sebanyak 168 kali dalam sebuah wawancara berdurasi 30 menit dengan NY1.[54] Beberapa saat sebelum tengah malam 22 Januari 2009, Kennedy merilis sebuah pernyataan tentang pengunduran dirinya dari kesediaan ditunjuk mengisi kursi senator negara bagian New York, karena "alasan pribadi".[55] Laporan-laporan yang diterbitkan kemudian bahwa "masalah pasti soal pajak" dan "masalah pengasuh anak" yang menjadi sebab pengunduran diri Kennedy terbukti tidak akurat dan merupakan bocoran dari pembantu Gubernur Paterson.[56][57] Kennedy menolak untuk menjelaskan lebih lanjut tentang keputusannya untuk mengundurkan diri.[55][58] Sehari setelah pengunduran diri Kennedy, Paterson mengumumkan bahwa ia memilih anggota Kongres Kirsten Gillibrand untuk mengisi kursi senat.[59] Pemilihan presiden 2012Caroline Kennedy termasuk di antara 35 ketua nasional kampanye pemilihan kembali Obama 2012.[60] Pada 27 Juni 2012, Kennedy tampil di Nashua dan Manchester, New Hampshire, berkampanye untuk dipilihnya kembali Presiden Obama.[61] Duta besar Amerika Serikat untuk Jepang (2013-2017)Pada 24 Juli 2013, Presiden Barack Obama mengumumkan dirinya mencalonkan Kennedy sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Jepang menggantikan Duta Besar John Roos.[62][63] Kemungkinan dinominasikannya Kennedy sebagai duta besar pertama kali dilaporkan pada bulan Februari 2013,[64] dan persetujuan resmi secara diplomatik dikabarkan sudah diterima dari Pemerintah Jepang pada pertengahan Juli 2013.[65] Pada 19 September 2013, Kennedy tampil di depan Komite Hubungan Luar Negeri Senat untuk menjawab berbagai pertanyaan dari senator-senator Partai Republik dan Partai Demokrat sehubungan kemungkinan dirinya ditunjuk sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Jepang. Bila dirinya diangkat sebagai duta besar, Kennedy berharap dapat meningkatkan hubungan militer, perdagangan, dan pertukaran pelajar antarkedua negara.[66] Pada 16 Oktober 2013, Senat Amerika Serikat setuju dengan suara bulat untuk mengangkat Kennedy sebagai duta besar Amerika Serikat untuk Jepang yang berikutnya. Dengan demikian, Caroline Kennedy adalah wanita duta besar Amerika Serikat pertama untuk Jepang.[67] Pada 12 November 2013, ia disumpah oleh Menteri Luar Negeri John Kerry.[68] Kennedy tiba di Jepang pada 15 November 2013[69] dan bertemu dengan diplomat-diplomat Jepang pada 18 November 2013 sebagai bagian dari rapat-rapat resmi pertamanya sejak menjabat duta besar.[70] Pada hari berikutnya, saluran televisi nasional Jepang menayangkan secara langsung kunjungan Kennedy ke Istana Kekaisaran Tokyo untuk menyampaikan surat kepercayaan diplomatik kepada Kaisar Akihito.[71] Pada Desember 2013, ia berkunjung ke Nagasaki untuk menemui korban yang selamat dari serangan bom atom Amerika Serikat.[72] MenjabatPada bulan Desember 2013, ia mengunjungi Nagasaki untuk bertemu dengan para penyintas pengeboman atom di kota tersebut pada tahun 1945.[73] Pada tanggal 5 Agustus 2014, ia menghadiri upacara peringatan untuk para korban pengeboman atom Hiroshima; ia merupakan duta besar AS kedua yang menghadiri upacara peringatan tahunan tersebut. Ini adalah kunjungannya yang kedua ke Hiroshima, setelah berkunjung pada tahun 1978 bersama pamannya, Senator Ted Kennedy.[74][75] Pada bulan Februari 2014, Kennedy mengunjungi pulau Okinawa di Jepang bagian selatan, lokasi pangkalan militer besar Pasukan Amerika Serikat di Jepang, dan disambut dengan protes terhadap kehadiran militer Amerika dan plakat yang bertuliskan "tidak ada pangkalan". Para pengunjuk rasa menentang kehadiran militer Amerika dengan mengutip berbagai kekhawatiran atas serangan seksual dan dampak lingkungan dari pangkalan tersebut.[76] Kennedy kemudian bertemu dengan gubernur Okinawa, Hirokazu Nakaima, yang terpilih kembali pada tahun 2010 sebagai oposisi terhadap pangkalan tersebut. Ia berjanji untuk mengurangi beban kehadiran militer Amerika di Okinawa.[76] Pada bulan April 2015, Kennedy mengunjungi Museum Peringatan Perdamaian Hiroshima, yang memamerkan dampak dari bom atom tahun 1945. Kennedy menyebut kunjungannya sebagai "kehormatan yang khusyuk" dan juga menanam pohon dogwood di jalan, berpartisipasi dalam proyek AS untuk menyebarkan 3.000 pohon dogwood di seluruh Jepang.[77] Pada tanggal 6 Agustus 2015, Kennedy menemani Wakil Menteri Luar Negeri untuk Pengendalian Senjata dan Urusan Keamanan Internasional AS Rose Gottemoeller ke tugu peringatan untuk pengeboman atom Hiroshima, Jepang oleh Amerika Serikat pada Perang Dunia II. Peristiwa ini menandai peringatan 70 tahun pengeboman tersebut, dan Gottemoeller menjadi pejabat senior Amerika pertama yang menghadiri peringatan tahunan tersebut.[78] Kennedy adalah duta besar AS kedua yang hadir. Dengan kehadiran perwakilan dari 100 negara, perdana menteri Jepang Shinzō Abe menegaskan kembali dukungan resmi Jepang terhadap penghapusan senjata nuklir.[79] Pada tanggal 15 Agustus 2015, Kennedy dinobatkan sebagai sponsor untuk USS John F. Kennedy (CVN-79) kedua, sebuah kapal induk super kelas Gerald R. Ford yang dinamai sesuai nama ayahnya.[80] Kennedy menamainya CVN-79 pada tanggal 7 Desember 2019, peringatan 78 tahun Serangan Pearl Harbor.[81] Secara tradisional, seseorang hanya mensponsori satu kapal angkatan laut Amerika Serikat; namun, Kennedy adalah salah satu pengecualian langka yang mensponsori dua kapal dan satu-satunya orang yang diketahui mensponsori dua kapal induk.[82] Kennedy mengundurkan diri sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Jepang sesaat sebelum Donald Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45. Ia secara resmi meninggalkan Jepang sebagai Duta Besar pada tanggal 18 Januari 2017.[83] Sebagai bentuk pengakuan atas jasanya, Kennedy dianugerahi Grand Cordon of the Order of the Rising Sun Jepang pada tahun 2021.[84] Duta Besar Amerika Serikat untuk Australia (2022–sekarang)
Pada bulan Agustus 2023, Kennedy mengusulkan potensi "resolusi" dan kesepakatan tawar-menawar pembelaan, untuk menyelesaikan proses ekstradisi jurnalis Julian Assange (warga negara Australia) dari Inggris ke Amerika Serikat.[90][91] Pada bulan September 2024, Kennedy mengumumkan bahwa ia akan meninggalkan jabatan duta besarnya terlepas dari hasil pemilihan presiden.[92] Pandangan politikMelalui seorang juru bicara, Kennedy mengatakan bahwa dirinya mendukung legislasi yang melegalkan pernikahan sejenis, pro-choice, pendukung sepenuhnya pengendalian senjata api, menentang hukuman mati,[93] dan mendukung diaktifkan kembalinya Federal Assault Weapons Ban yang kedaluwarsa pada tahun 2004.[94] Ia percaya bahwa North American Free Trade Agreement (NAFTA) harus ditinjau kembali, mendukung program federal penyelamatan dari utang untuk produsen otomotif Amerika Serikat, dan berkata bahwa dirinya "sejak awal menentang Perang Irak."[95] Kennedy telah menyatakan bahwa dia percaya Jerusalem adalah sepenuhnya ibu kota Israel.[96] Ia juga berkata bahwa "Keputusan keamanan Israel harus berada di tangan Israel."[97] Mengenai konflik Israel dan Palestina, Kennedy menyatakan bahwa dirinya "mendukung solusi damai dua negara untuk Israel, asalkan ada mitra untuk perdamaian yang sebenarnya di kalangan orang Palestina, dan asalkan keamanan Israel terjamin."[98] TerbitanKennedy bersama Ellen Alderman menulis dua buku mengenai kebebasan sipil: Ia juga menulis buku-buku yang masuk daftar buku laris New York Times:
Ia juga menerbitkan koleksi puisi, prosa, dan catatan pribadi dari sejarah keluarga Kennedy. Buku tersebut diberi judul A Family Christmas (2007, ISBN 978-1-4013-2227-4). Pada April 2011, terbit sebuah buku koleksi puisi lainnya, She Walks In Beauty – A Woman's Journey Through Poems yang disunting dan diberi kata pengantar oleh Caroline Kennedy. Peluncuran buku tersebut dilakukan di Perpustakaan & Museum John F. Kennedy di Columbia Point, South Boston. Catatan kaki
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Caroline Kennedy.
|