Charles Spurgeon
Charles Haddon Spurgeon (19 Juni 1834 – 31 Januari 1892) adalah seorang pengkhotbah Baptis Partikular dari Inggris. Ia turut menjadi salah satu tokoh berpengaruh pada Kebangunan Rohani Inggris abad ke-19.[1][2] Spurgeon tetap sangat berpengaruh di antara orang-orang Kristen dari berbagai denominasi, yang bagi sebagian orang ia dikenal sebagai "Pangeran Pengkhotbah". Dia adalah seorang tokoh yang kuat dalam tradisi Baptis Reformed, yang membela Pengakuan Iman Baptis London 1689, dan menentang kecenderungan teologis liberal dan pragmatis dalam gereja pada zamannya. Spurgeon adalah gembala sidang jemaat Gereja New Park Street (kemudian menjadi Tabernakel Metropolitan) di London selama 38 tahun.[3] Dia terlibat dalam beberapa kontroversi dengan Baptist Union of Great Britain dan kemudian dia keluar dari denominasi tersebut karena perbedaan doktrin.[4] Spurgeon bukanlah seorang yang mempelajari teologi secara formal.[1] Gaya khotbahnya sederhana dan memakai bahasa yang langsung dalam menjelaskan maksudnya.[1] Selama pelayanannya, Spurgeon menerbitkan buku-buku renungan dan buku berisi khotbah sebanyak lebih dari 140 buku, mendirikan sebuah panti asuhan, dan menjadi presiden perkumpulan pembagi Alkitab yang membagikan Alkitab kepada siapa saja.[1] BiografiLatar belakangCharles Spurgeon lahir pada 19 Juni 1834 di Kelvedon, Essex, Inggris. Ia adalah anak sulung dari Eliza Jarvis dan John Spurgeon. Ayah dan kakeknya adalah pengkhotbah yang miskin. Ibunya melahirkan 17 anak, namun sembilan dari mereka meninggal ketika masih bayi.[5] Meskipun kekurangan dalam pendidikan formal, itu tidak menghalanginya untuk belajar. Ia memiliki pemikiran yang luar biasa, dan ia menghargai belajar. Ketika masih berusia 6 tahun, dia telah membaca Pilgrim’s Progress (Perjalanan seorang musafir) hingga 100 kali.[6] Setiap minggu ia membaca sebanyak lebih dari 6 buku.[6] Selain itu ia juga sangat baik di bidang matematika. Sebagai seorang anak muda, ia membaca Kitab Suci dalam ibadah keluarga. Sejak kecil, ia telah menghafal banyak nyanyian rohani, yang banyak di antaranya akan dipergunakannya dalam khotbah-khotbahnya di kemudian hari.[7] Meskipun ia lahir di keluarga pendeta sebuah Gereja Kongregasionalis, Spurgeon baru memutuskan untuk menjadi seorang Kristen pada tahun 1850.[1] Dalam perjalanannya menuju sebuah pertemuan yang telah dijadwalkan, badai salju memaksanya untuk menghentikan perjalanan yang telah direncanakan dan berbelok ke sebuah gereja Metodis Primitif di Jalan Artileri, Newtown, Colchester, di mana ia percaya bahwa Tuhan membuka hatinya untuk menerima berita keselamatan.[8] Ayat yang menggerakkannya adalah Yesaya 45:22 ("Pandanglah kepada-Ku, dan kamu akan diselamatkan, hai ujung-ujung bumi, sebab Akulah Allah, dan tidak ada yang lain."). Di kemudian hari, pada tahun yang sama, di tanggal 4 April, ia diterima di gereja di Newmarket. Pembaptisannya dilakukan pada tanggal 3 Mei di sungai Lark, di Isleham. Kemudian pada tahun yang sama ia pindah ke Cambridge, di mana ia kemudian menjadi seorang guru sekolah minggu. Spurgeon menyampaikan khotbah pertamanya pada musim dingin tahun 1850-51 di sebuah pondok di Teversham ketika sedang menggantikan seorang teman. Sejak awal pelayanan Spurgeon, gaya dan kemampuannya dianggap jauh di atas rata-rata. Pada tahun yang sama, Spurgeon diangkat menjadi pendeta di sebuah Gereja Baptis di Waterbeach.[1] Di situ, Spurgeon berkhotbah kepada orang-orang yang terkenal sebagai pemabuk.[1] Setelah itu, ia diundang untuk menjadi pendeta di gereja yang lebih besar dan ribuan orang mendengar khotbah-khotbahnya.[1] Dua tahun kemudian, ia menggembalakan Gereja New Park Street di London. Jemaatnya yang berjumlah 200 orang bertumbuh menjadi 6.000 selama 38 tahun pekerjaannya. Gereja New Park StreetPada April 1854, di usia 19 dan setelah ia berkhotbah selama tiga bulan dalam masa percobaan, Spurgeon menjadi pendeta di Gereja New Park Street di London, yang pada saat itu merupakan jemaat Baptis terbesar di kota itu. Gereja tersebut sebelumnya digembalakan oleh Benjamin Keach dan teolog John Gill yang keduanya merupakan Baptis Partikular (yaitu kaum Baptis yang menganut teologi Reformed). Ketika berada di Gereja New Park Street, Spurgeon mendapatkan beberapa teman sesama pendeta. Salah satunya adalah William Garrett Lewis dari Gereja Westbourne Grove, seorang pria tua yang kemudian bersamanya mendirikan London Baptist Association. Hanya dalam beberapa bulan saja sejak kedatangannya di sana, dirinya telah menjadi sangat terkenal karena kemampuannya dalam berkhotbah. Spurgeon menggunakan kata-kata sederhana dalam penyampaian khotbahnya sehingga mudah sekali dimengerti. Sebelum ia berusia 20, Spurgeon telah berkhotbah lebih dari 600 kali.[6] Tahun berikutnya, khotbah pertamanya dalam "New Park Street Pulpit" (Mimbar New Park Street) diterbitkan. Khotbah Spurgeon diterbitkan dalam bentuk cetak setiap minggu, dan dibaca oleh banyak orang.[9] Pada saat kematiannya pada tahun 1892, ia telah mengajarkan hampir 3.600 khotbah dan diterbitkan sebanyak 49 jilid dari komentar, ucapan, anekdot, ilustrasi, dan renungan. Segera setelah ketenarannya, muncullah kritik. Serangan pertama di media massa muncul di Earthen Vessel pada bulan Januari 1855. Khotbahnya, meskipun tidak revolusioner dalam substansinya, merupakan seruan yang jelas dan langsung kepada orang-orang, menggunakan Alkitab untuk memprovokasi mereka untuk merenungkan ajaran-ajaran Yesus Kristus. Serangan kritis dari media terus berlanjut sepanjang hidupnya. . Karena jemaat gereja semakin bertambah besar dan gedung gereja sudah tidak memadai, maka mereka pindah ke Aula Exeter, lalu kemudian ke Aula Musik Surrey, dan akhirnya ke Tabernakel Metropolitan.[10] Pada usia 22 tahun, Spurgeon menjadi pengkhotbah paling populer pada masa itu. Di salah satu dari tempat ini, ia berkhotbah kepada lebih dari 10.000 orang pada suatu waktu.[11] Bahkan sebelum mikrofon diciptakan, ia telah berbicara kepada audiens hampir 24.000 di Crystal Palace.[12] Pada tanggal 8 Januari 1856, Spurgeon menikahi Susannah,[13] putri Robert Thompson dari Falcon Square, London. Dari pernikahan ini, mereka mendapatkan anak kembar, Charles dan Thomas yang lahir pada 20 September 1856.[13] Pada akhir tahun itu, yakni 19 Oktober 1856, ia dilanda sebuah tragedi, yang membuatnya sangat depresi. Ketika itu, Spurgeon berkhotbah di Surrey Gardens Music Hall untuk pertama kalinya, seseorang dalam kerumunan itu berteriak "Api!".[14] Seketika itu menimbulkan kepanikan pada banyak orang yang kemudian berhamburan menuju pintu keluar dan mengakibatkan tujuh orang tewas karena terinjak-injak.[14] Spurgeon secara emosional hancur oleh acara ini dan itu memberikan pengaruh serius pada hidupnya. Dia berjuang melawan depresi itu selama bertahun-tahun. Ia berkata bahwa ia menangis tanpa alasan, namun ia tetap melanjutkan pelayanannya. Pekerjaan Spurgeon berlanjut. Pastors' College didirikan pada tahun 1856 oleh Spurgeon dan berganti nama menjadi Spurgeon's College pada tahun 1923, ketika pindah ke gedungnya yang sekarang di South Norwood Hill, London.[15] Pada Hari Puasa, 7 Oktober 1857, ia berkhotbah di depan orang terbanyak yang pernah ada, yaitu sebanyak 23.654 orang, di Crystal Palace, London. Spurgeon mencatat:
Gereja Tabernakel MetropolitanPada tanggal 18 Maret 1861, jemaat pindah secara permanen ke Tabernakel Metropolitan yang baru dibangun di Elephant and Castle, Southwark, yang dapat menampung 5.000 orang dengan ruang berdiri untuk 1.000 orang lainnya. Tabernakel Metropolitan adalah bangunan gereja terbesar pada zamannya. Spurgeon terus berkhotbah di sana beberapa kali dalam seminggu sampai kematiannya 31 tahun kemudian. Dia tidak pernah memberikan panggilan altar di akhir khotbahnya, tetapi dia selalu menyampaikan undangan bahwa jika ada orang yang tergerak untuk memiliki ketertarikan terhadap Kristus melalui khotbahnya pada hari Minggu, mereka dapat menemuinya di kantornya pada hari Senin pagi. Tanpa gagal, selalu ada seseorang di depan pintunya keesokan harinya. Dia menulis khotbahnya secara lengkap sebelum berkhotbah, tetapi yang dibawanya ke mimbar adalah kartu catatan dengan sketsa garis besar. Para stenografer akan mencatat khotbah tersebut saat disampaikan dan Spurgeon kemudian memiliki kesempatan untuk melakukan revisi terhadap transkrip tersebut keesokan harinya untuk segera diterbitkan. Khotbah-khotbah mingguannya, yang masing-masing dijual seharga satu sen, diedarkan secara luas dan masih menjadi salah satu seri tulisan terlaris.[16]
Selain khotbah, Spurgeon juga menulis beberapa lagu himne dan menerbitkan sebuah koleksi lagu-lagu ibadah pada tahun 1866 yang berjudul "Our Own Hymn Book". Buku ini sebagian besar merupakan kompilasi dari Mazmur dan Himne karya Isaac Watts yang pada awalnya telah dipilih oleh John Rippon, seorang Baptis yang mendahului Spurgeon. Nyanyian di dalam jemaat secara eksklusif dilakukan secara akapela di bawah kependetaannya. Ribuan orang mendengarkan khotbahnya dan dipimpin dalam nyanyian tanpa amplifikasi suara seperti yang ada saat ini. Nyanyian rohani adalah subjek yang ia tangani dengan serius. Ketika Spurgeon masih berkhotbah di New Park Street, ia terlibat dalam kontroversi Rivulet mengenai sebuah buku nyanyian rohani. Ia menemukan bahwa teologinya sebagian besar bersifat deistik. Di akhir ulasannya, ia memperingatkan:
Pada tanggal 5 Juni 1862, Spurgeon menantang Gereja Inggris ketika ia berkhotbah menentang regenerasi baptisan.[18] Namun, Spurgeon juga mengajar lintas denominasi: sebagai contoh, pada tahun 1877, ia menjadi pengkhotbah dalam pembukaan gedung gereja Gereja Bebas Skotlandia yang baru di Dingwall. Selama periode di Tabernakel yang baru inilah Spurgeon menemukan seorang teman dalam diri James Hudson Taylor, pendiri China Inland Mission yang bersifat lintas denominasi. Spurgeon mendukung pekerjaan misi tersebut secara finansial dan mengarahkan banyak calon misionaris untuk mendaftarkan diri untuk melayani bersama Taylor. Dia juga membantu pekerjaan penginjilan lintas budaya dengan mempromosikan "Buku Tanpa Kata", sebuah alat pengajaran yang dia jelaskan dalam sebuah pesan yang diberikan pada tanggal 11 Januari 1866, mengenai Mazmur 51:7: "Basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju." Buku ini telah dan masih digunakan untuk mengajar orang-orang yang tidak memiliki kemampuan membaca dan orang-orang dari budaya dan bahasa lain – tua dan muda – di seluruh dunia tentang berita Injil.[19][20] Pada saat kematian misionaris David Livingstone pada tahun 1873, sebuah salinan yang sudah berubah warna dan sering digunakan dari salah satu khotbah cetakan Spurgeon, "Kecelakaan, Bukan Hukuman,"[21] ditemukan di antara beberapa barang miliknya di kemudian hari, bersama dengan komentar yang ditulis tangan di bagian atas halaman pertama: "Sangat bagus, D.L." Dia membawanya selama perjalanannya di Afrika. Buku itu dikirim ke Spurgeon dan sangat dihargai olehnya.[22] Perhimpunan dan Institusi Tabernakel MetropolitanPada tahun 1876, 22 tahun setelah menjadi pendeta, Spurgeon menerbitkan "Tabernakel Metropolitan: Sejarah dan Karyanya."[23] Niatnya yang dinyatakan dalam kata pengantar adalah untuk memberikan 'sejarah cetak dari Tabernakel'. Buku ini terdiri dari 15 bab dan 5 di antaranya adalah mengenai apa yang ia sebut sebagai 'Perhimpunan dan Institusi', yaitu:
Delapan tahun kemudian, pada perayaan ulang tahun Spurgeon yang ke-50, sebuah daftar 'Perhimpunan dan Institusi' yang telah diperbaharui dibacakan.[37] Dengan dorongan dan dukungan kuat dari Spurgeon, 24 kelompok yang terdaftar dalam 'Tabernakel Metropolitan: Sejarah dan Karyanya', telah menjadi 69 kelompok. Sebelum dibacakan, Spurgeon berkata: "Saya pikir setiap orang harus mengetahui apa yang gereja telah digerakkan untuk melakukan, dan saya mohon untuk mengatakan bahwa ada kelompok-kelompok lain selain yang akan disebutkan, tetapi Anda akan merasa lelah sebelum sampai pada bagian akhir dari daftar tersebut." dan mengakhiri daftar tersebut dengan mengatakan: "Kita harus memuji Allah karena Ia memampukan gereja untuk menjalankan semua institusi ini." Dukungan Spurgeon kepada para anggota Tabernakel untuk terlibat dalam pelayanan-pelayanan ini sangat kuat. Kontribusi rutin Spurgeon sendiri kepada mereka berarti bahwa ia hanya meninggalkan 2.000 poundsterling untuk istrinya, ketika ia meninggal, meskipun ia telah menghasilkan jutaan poundsterling dari khotbah-khotbah dan buku-bukunya yang telah diterbitkan.[38] Spurgeon membangun satu rumah sakit di Panti Asuhan Stockwell. Namun, ia juga menyadari bahwa orang miskin memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan dan ia juga merupakan pendukung yang antusias terhadap Dana Hari Minggu Rumah Sakit Metropolitan. Ia meninggalkan kutipan ini:[39]
Tahun-tahun akhir dan kematianIstri Spurgeon sering kali terlalu sakit untuk meninggalkan rumah untuk mendengarkannya berkhotbah. Spurgeon memiliki sejarah panjang tentang kesehatan yang buruk. Dia sudah dilaporkan menderita asam urat saat berusia 33 tahun.[40]
Pada tahun 1871, saat berusia 37 tahun, ia telah disarankan oleh dokternya untuk meninggalkan kota demi kesehatannya.[41] Tempat kesukaannya untuk beristirahat adalah Menton di Prancis Selatan. Dia sering berada di sana pada bulan-bulan musim dingin.[42] Dia cukup sering berada di sana untuk menerima tamu, dengan George Müller berkunjung pada tahun 1879[43] dan anggota Serikat Baptis pada tahun 1887, berusaha membuatnya bergabung kembali dengan Serikat.[44] Ketika ia sedang dalam masa pemulihan di Menton, ia berkhotbah di gereja setempat,[45] atau menulis, seperti pada tahun 1890 ketika ia menulis sebuah tafsiran atas kitab Matius ketika ia sedang "beristirahat."[46] Keadaannya semakin memburuk dan pada bulan Mei 1891 dia dipaksa 'beristirahat'. Pada tahun 1891 ia beristirahat di Menton, dan tinggal di sana selama tiga bulan. Selama periode ini ia menulis 180 halaman tafsiran.[47] Namun, ia tidak pulih dan meninggal pada usia 57 tahun, ketika masih di Menton, akibat penyakit asam urat dan penyumbatan pada ginjal.[48] Sejak Mei 1891 hingga kematiannya pada Januari 1892, ia menerima 10.000 surat 'ucapan duka cita dan pernyataan simpati'.[49] Setelah dikembalikan ke Inggris, jenazahnya dibaringkan di Tabernakel Metropolitan.[50] Dua hari sebelum pemakaman, empat kebaktian peringatan diadakan di Metropolitan Tabernacle. Kebaktian pertama pada pukul 11.00 adalah untuk mereka yang memiliki kartu komuni, kebaktian kedua pada pukul 15.00 untuk para pendeta dan pendeta mahasiswa, kebaktian ketiga pada pukul 19.00 untuk orang-orang Kristen yang belum masuk dan kebaktian terakhir pada pukul 23.00 untuk anak-anak yatim piatu Stockwell. Polisi mengatur kerumunan orang yang menunggu untuk masuk pada siang hari, dan untuk membantu ketertiban, pada akhir kebaktian orang-orang keluar melalui pintu belakang.[51] Pada hari pemakaman, delapan ratus polisi tambahan bertugas di sepanjang rute yang dilalui kereta jenazah,[52] dari Tabernakel Metropolitan, melewati Panti Asuhan Stockwell dan ke Pemakaman Norwood. Spurgeon meninggalkan seorang istri dan dua orang putra. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Norwood Barat di London. Putranya, Thomas, menjadi pendeta di Tabernakel Metropolitan setelah ayahnya meninggal. Karya
Karya Spurgeon telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, antara lain: Arab, Armenia, Bengali, Bulgaria, Kastilia (Republik Argentina), Cina, Kongo, Ceko, Denmark, Belanda, Estonia, Prancis, Gaelik, Jerman, Hindi, Hungaria, Italia, Jepang, Kaffir, Karen, Lettish, Maori, Norwegia, Polandia, Rusia, Serbia, Spanyol, Swedia, Syriac, Tamil, Telugu, Urdu, dan Welsh. Ia juga telah menulis banyak jilid dari komentar, ucapan, dan literatur lainnya.[53] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai C. H. Spurgeon. Wikiquote memiliki koleksi kutipan yang berkaitan dengan: Charles Spurgeon.
|