Cynthia Marshall
Cynthia Marshall atau dikenal juga dengan nama Cynt Marshall (lahir 15 Desember 1959) adalah eksekutif bisnis asal Amerika Serikat.[1] Sejak 2018, ia menduduki posisi CEO Dallas Mavericks dan itu menjadikannya sebagai perempuan kulit hitam pertama yang menduduki jabatan CEO di NBA.[2] Sebelum menduduki jabatan ini, Cynthia telah bekerja selama 36 tahun untuk AT&T dengan posisi terakhir sebagai pejabat yang mengurusi kebijakan inklusi dan keberagaman. Namanya masuk ke dalam daftar Adweek's 30 Most Powerful Women in Sports dan 50 Most Powerful Women in Corporate America versi Black Enterprise.[3] Ia juga dikenal sebagai pejuang hak-hak perempuan melalui filosofinya, "HASU" (Help A Sister Up).[4] Kehidupan awal dan pendidikanCynthia dibesarkan dalam keluarga kelas pekerja di sebuah proyek perumahan di Richmond, California. Ia memiliki 3 saudara kandung.[5] Ibunya bekerja sebagai pegawai sekolah dan pustakawan.[5] Orangtua Cynthia bercerai ketika ia masih berusia belasan tahun. Perceraian tersebut terjadi akibat dari kekerasan domestik yang dilakukan ayahnya. Cynthia sempat mendapat pukulan di wajah hingga batang hidungnya patah saat melindungi ibunya. Kekerasan tersebut mengharuskan Cynthia, ibu, dan saudara-saudaranya yang lain untuk meninggalkan rumah. Sekembalinya mereka ke rumah, tidak ada barang yang tertinggal kecuali sebuah matras. Peristiwa ini membuat Cynthia dan ibunya bertekad untuk hidup lebih baik. Saat itu usianya masih 15 tahun dan ibunya memintanya menjadi orang pertama dalam keluarga untuk masuk ke perguruan tinggi. Cynthia akhirnya mendapatkan beasiswa penuh dari University of California, Berkeley dan lulus dengan gelar di bidang administrasi bisnis dan manajemen sumber daya manusia.[3] Saat kuliah, Cynthia juga aktif menjadi anggota tim pemandu sorak. Pada 1970-an, ia menjadi perempuan kulit hitam pertama di kampus tersebut yang melakukannya.[5] KarierSelepas lulus kuliah pada usia 21 tahun, Cynthia bekerja untuk AT&T sebagai supervisor lokal di kantor California.[5] Ia sempat beberapa kali menduduki jabatan penting dalam perusahaan tersebut. Pada 2007, Marshall diangkat sebagai presiden AT&T untuk North Carolina, dan pada 2012 ia dipromosikan menjadi wakil presiden senior sumber daya manusia/pejabat urusan keberagaman di kantor pusat. Marshall berhasil mengantarkan perusahaannya untuk masuk daftar Fortune’s 100 Best Places to Work karena strategi keberagaman yang ia terapkan.[5] Pada 2017, dia meninggalkan AT&T untuk memulai perusahaan konsultan miliknya sendiri.[3] Pada Februari 2018, ia ditawari posisi CEO sementara di Dallas Mavericks oleh pemilik tim tersebut, Mark Cuban.[3] Saat itu, perusahaan tersebut tengah disorot karena kasus skandal pelecehan seksual dan kekerasan yang terjadi di tempat kerja. Beberapa pegawai perempuan melaporkan telah dilecehkan oleh pegawai laki-laki.[6] Cuban meminta Cynthia untuk memperbaiki kondisi tersebut dengan cara melakukan transformasi budaya organisasi.[3] Dalam pernyataannya, Cynthia menegaskan bahwa perubahan yang ia bawa di Dallas Maverricks adalah dalam rangka untuk membantu sesama kaum perempuan.[3] Kehidupan pribadiCynthia menikah dengan suaminya yang telah dikenalnya sejak kuliah, Kenneth.[3] Dalam perjuangan mereka untuk memiliki anak, Cynthia mengalami empat kali keguguran. Keduanya sempat memiliki anak perempuan yang terlahir secara prematur yang akhirnya meninggal dunia. Pasangan ini akhirnya mengangkat empat anak dari pusat pengasuhan anak.[5] Cynthia merupakan penyintas kanker. Pada 2010, ia divonis menderita kanker kolon.[3] Referensi
|