Da adalah salah satu aksara wianjana (huruf konsonan) dalam sistem penulisan aksara Bali yang melambangkan bunyi /d̪/. Jika Da dari aksara Bali disalin dengan huruf Latin, maka akan ditulis "da".
Bentuk dan kemiripan
Bentuk gantungan aksara Da sangat mirip (atau bahkan persis) dengan angka 6 (dalam aksara Bali) dan huruf E (dalam aksara Bali). Gantungan itu disebut Da lindung. Perbedaannya dapat diketahui dari letak dan aturan penulisan. Gantungan Da lindung hanya boleh ditulis di bawah aksara yang dilekatinya. Huruf E ditulis sewajarnya, sejajar dengan huruf-huruf lainnya. Jika menulis angka 6 di tengah kalimat, maka harus diawali dan diakhiri dengan tanda carik siki (atau dengan carik kalih, jika di akhir kalimat).
Fonem
Da diucapkan seperti huruf "d" pada kata: "dapat" (bahasa Indonesia), "dapur" (bahasa Indonesia), daśa (bahasa Sanskerta), dados (bahasa Bali). Bunyi /d̪/ (konsonan gigi) berbeda dengan bunyi /d/ (konsonan rongga-gigi), seperti yang terdapat dalam bahasa Inggris.
Penggunaan
Dalam sistem penulisan dengan aksara Bali, Da digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi /d̪/, baik dari bahasa Bali, maupun bahasa non-Bali.
Referensi
- Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
- Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.