Share to:

 

Daftar patung Buddha di Kofukuji

Kuil Kofukuji

Patung-patung Buddha Kofukuji merupakan hasil karya seni Buddha atau Buddharupa yang dimiliki oleh komplek Kuil Kofukuji di Nara, Jepang. Sebagian besar adalah hasil karya zaman kuno yang dilindungi pemerintah Jepang sebagai properti budaya ataupun pusaka nasional.

Balairung Emas Tengah

Shaka Nyorai (Shakyamuni)

  • Tanggal pembuatan = 1811.[1]
  • Periode = Edo
  • Bahan= Kayu
  • Tinggi = 283,9 cm
  • Pembuat = -
  • Status = -

Patung ini merupakan representasi Shakyamuni yang telah mendapat pencerahan.[1] Shaka Nyorai merupakan tokoh terpenting di komplek Kofukuji.[1]

Postur patung ini terdiri dari tangan kanan yang diangkat sementara telapak mengarah ke depan, posisi ini dinamakan semui-in (mudra yang mengusir rasa takut), sementara tangan kiri dalam posisi diletakkan (yogan-in;mudra yang mengabulkan harapan). Secara bersamaan, postur kedua tangan ini melambangkan rasa pengasih sang Buddha. Patung ini merupakan tiruan dari patung generasi awal (tahun 645).[1]

Yakuo Bosatsu dan Yakujo Bosatsu

  • Tanggal pembuatan (Yakuo) = 1202
  • Periode = Kamakura
  • Bahan= Kayu
  • Tinggi = 362 cm
  • Pembuat = -
  • Status = Properti Budaya Penting
  • Tanggal pembuatan (Yakujo) = 1202
  • Periode = Kamakura
  • Bahan= Kayu
  • Tinggi = 360 cm
  • Pembuat = -
  • Status = Properti Budaya Penting

Dua bodhisatwa Yakuo (Bhaisajyaraja/Raja Pengobatan) dan Yakujo (Bhaisajyasamudgata/Empunya Penyembuhan) sebagai pendamping Sakyamuni, merupakan dua bersaudara yang bersama-sama membagikan obat-obatan kepada orang-orang yang miskin. Walaupun Buddha Sakyamuni lebih sering didampingi oleh bodhisatwa Monju (Manjusri) dan Fugen (Samantabhadra), pengelompokan seperti ini diduga merupakan metode kuno yang juga dapat dilihat di Balairung Emas Horyuji.

Kedua patung ini diukir dengan dana yang disumbangkan oleh para umat kaum wanita, yang menginginkan kebangkitan rohani di antara mereka. Jadi disimpulkan juga bahwa patung yang tampak langsing ditambah raut wajah yang lembut mewakili karakter feminin.

Empat Raja Langit

  • Tanggal pembuatan = abad ke-13
  • Periode = Kamakura
  • Bahan= Kayu
  • Tinggi = 197,2-206,6 cm
  • Pembuat = Unkei
  • Status = Pusaka Nasional

Empat Raja Langit (Shitenno) adalah tokoh-tokoh dari mitologi India yang mendapat tempat dalam Buddhisme sebagai pelindung ajaran Buddha. Keempat tokoh bertugas sebagai pelindung di berbagai arah mata angin. Jikokuten (Dhrtarastra), pelindung di sebelah barat. Zojoten (Virudhaka), pelindung di selatan, Komokuten (Virupaksa) pelindung sebelah barat, Tamonten (Vaisravana) pelindung utara.

Daikokuten

  • Tanggal pembuatan = 1185-1333
  • Periode = Kamakura
  • Bahan= Kayu
  • Tinggi = 93,8 cm
  • Pembuat =
  • Status = Properti Budaya Penting

Daikokuten adalah nama Jepang untuk Mahakaladeva ("Dewa Hitam Besar"), merupakan dewa kekayaan dan kemakmuran, biasanya digambarkan sebagai dewa yang membawa karung dan palu ajaib, berdiri di atas bundelan beras. Di India dan Tibet ia digambarkan sebagai perwujudan kemarahan Maheswara.

Patung Daikokuten Kofukuji memiliki ciri memakai baju yang longgar, celana pendek, sepatu, dan penutup kepala dari kain. Kakinya terpaut seakan hendak berjalan. Tangan kiri menggenggam karung, tangan kanan dikepalkan. Wajah dilapisi pernis, semetara bagian tubuhnya dicat, yang kini sudah luntur.

Kisshoten (Laksmi)

  • Tanggal pembuatan = 1340
  • Periode = Nanbokucho
  • Bahan= Kayu
  • Tinggi = 64,3
  • Pembuat = Kankei di bawah pengawasan Keien (biksu Todaiji)
  • Status = Properti Budaya Penting

Kisshoten mewakili wujud Laksmi, dewi kecantikan dan keberuntungan Hindu yang mendapat tempat di Buddhisme.[1] Sebelum Balairung Tengah hancur pada tahun 1717, pada tahun baru selalu dilaksanakan Ritual Laksmi / Kisshoe untuk memohon kedamaian dan kemakmuran.[1]

Ukiran ini duduk pada tahta dan mengenakan jubah berwarna dan mahkota permata, memegang "permata pengabul harapan" dalam telapak tangan sebelah kiri, sementara telapak tangan kanan menghadap depan.

Balairung Emas Timur

Yakushi Nyorai (Bhaisajyaguru)

Altar utama yang ditempati Triad Yakushi Nyorai
  • Tanggal pembuatan = antara 1411-1415.[2]
  • Periode = Muromachi
  • Bahan= campuran tembaga
  • Tinggi = 255 cm
  • Pembuat =
  • Status = Properti Budaya Penting.[2]

Patung Yakushi Nyorai / Bhaisajyaguru di Balairung Timur duduk pada seroja dengan jubah bagian bawah yang menutupi ujung tahta. Tangan kiri diletakkan pada lutut memegang guci obat, sementara telapak tangan kanan diangkat menghadap ke depan. Patung generasi sekarang terbuat dari campuran tembaga, meniru patung terdahulu yang aslinya dari periode Nara yang hancur karena kebakaran tahun 1411.[2] Patung ini ditempatkan di altara pada tahun 1415.[2]

Nikko dan Gakko Bosatsu

  • Tanggal pembuatan (Nikko) = akhir abad ke-7
  • Periode = Hakuho
  • Bahan= campuran tembaga
  • Tinggi = 300 cm
  • Pembuat =
  • Status = Properti Budaya Penting
  • Tanggal pembuatan (Gakko) = akhir abad ke-7
  • Periode = Hakuho
  • Bahan= campuran tembaga
  • Tinggi = 298 cm
  • Pembuat =
  • Status = Properti Budaya Penting

Patung Bodhisatwa Nikko (Suryaprabha) dan Gakko (Candraprabha) ditempatkan sebagai pendamping Yakushi Nyorai. Nikko Bosatsu di sebelah kanan dan Gakko di sebelah kiri. Kedua patung ini awalnya berada di Yamadadera lalu dipindahkan ke Balai Timur pada tahun 1187.

Yuima Koji

Yuima Koji
  • Tanggal pembuatan = 1196
  • Periode = Kamakura
  • Bahan= kayu cypress/hinoki
  • Tinggi = 88,5 cm
  • Pembuat = Jokei
  • Status = pusaka nasional

Patung Yuima/Vimalakirti digambarkan sebagai pria tua lemah dan penyakitan namun berhasil mendapatkan pencerahan. Ia duduk bersila di atas tahta yang berukir singa dan bunga botan. Yuima mengenakan tutup kepala dan jubah. Tangan kiri digenggam sambil diletakkan di dada, sementara tangan kanan diletakkan di atas lutut dengan telapak tangan menghadap ke atas. Menurut informasi yang diukir di balik patung, patung ini diukir pada tahun 1196 dalam waktu 53 hari oleh Jokei, selanjutnya diwarnai oleh pelukis bernama Koen.

Monju Bosatsu

Monju Bosatsu
  • Tanggal pembuatan = akhir abad ke-12
  • Periode = Kamakura
  • Bahan= kayu cypress/hinoki
  • Tinggi = 94 cm
  • Pembuat = Jokei
  • Status = pusaka nasional

Monju/Manjusri melambangkan kebijaksanaan dan pelindung kitab suci. Patung ini duduk pada tahta seroja dengan seekor singa. Tangan kiri diletakkan pada atas lutut dengan telapak tangan terbuka ke atas, sementara tangan kanan digenggam di depan tubuh. Jubah diperkirakan meniru gaya periode Heian, namun keseluruhan penampilannya dibuat dengan meniru patung Dinasti Sung.

Empat Raja Langit

Jikokuten
  • Tanggal pembuatan = abad ke-9
  • Periode = Heian
  • Bahan= kayu
  • Tinggi =153–164 cm
  • Pembuat =
  • Status = pusaka nasional

Keempat patung Empat Raja Langit (Shitenno) diukir dari kayu cypress / hinoki utuh bergaya ichiboku zukuri.

Dua Belas Jendral Langit

  • Tanggal pembuatan = awal abad ke-13
  • Periode = Kamakura
  • Bahan= kayu
  • Tinggi =113-126,3 cm
  • Pembuat = (beberapa orang tak dikenal), juga ada kemungkinan Jokei
  • Status = pusaka nasional

Berdasarkan inskripsi yang ditemukan di salah satu patung (Haira), sekelompok patung penjaga ini berangka tahun 1207.[2] Walau identitas pengukir tak diketahui, kemungkinan besar berasal adalah anggota dari pabrik yang dikelola Jokei.[2] Keduabelas ukiran memiliki gaya dan teknik yang berbeda antara satu sama lain, dipercaya masing-masing diukir oleh seorang pengrajin yang berbeda. Kepala tiap jenderal dihiasi dengan salah satu dari dua belas shio.

Balairung Segi Delapan Utara

Miroku Bosatsu

  • Tanggal pembuatan = 1212
  • Periode = Zaman Kamakura
  • Bahan= kayu
  • Tinggi =
  • Pembuat = Unkei
  • Status = pusaka nasional

Balairung Segi Delapan Selatan

Fukukensaku Kannon (Avalokitesvara)

  • Tanggal pembuatan = 1189.[3]
  • Periode = Kamakura
  • Bahan= kayu
  • Tinggi =
  • Pembuat = Koukei.[3]
  • Status = pusaka nasional.[3]

Pranala luar

Referensi

  1. ^ a b c d e f Arca-arca di Balairung Emas Tengah, kohfukuji. Akses: 21-01-2022.
  2. ^ a b c d e f Arca-arca di Balairung Emas Timur Kofukuji, kohfukuji. Akses: 21-01-2022.
  3. ^ a b c Arca-arca di Balairung Segi Delapan Selatan, Kofukuji. Akses: 22-01-2022.
Kembali kehalaman sebelumnya