Share to:

 

Damaru

Damaru

Damaru (Sanskerta: डमरु, IAST: ḍamaru; Tibet: ཌ་མ་རུ་ atau རྔ་ཆུང) adalah alat musik berupa drum kecil berkepala dua yang digunakan dalam tradisi Hindu dan Buddhisme Tibet [1]. Dalam agama Hindu, damaru dikenal sebagai alat musik yang melambangkan dewa Siwa dan memiliki kaitan dengan tradisi Tantrik. Konon, alat musik ini diciptakan oleh Dewa Siwa untuk menghasilkan suara spiritual yang menjadi sumber penciptaan dan pengaturan alam semesta. Dalam Buddhisme Tibet, damaru digunakan dalam praktik meditasi sebagai alat pendukung[2].

Deskripsi

Damaru umumnya dibuat dari bahan kayu atau logam, dengan bagian kepala drum yang dilapisi kulit di kedua sisinya. Bagian resonatornya terbuat dari kuningan. Tingginya mencapai sekitar 6 inci, sementara beratnya berkisar antara 250 hingga 330 gram. Dimensi damaru dapat bervariasi, mulai dari beberapa inci hingga lebih dari satu kaki. Alat musik ini dimainkan dengan satu tangan, dengan pemukul berupa manik-manik yang diikatkan pada ujung tali kulit yang melingkari bagian tengah drum[3]. Selain manik-manik, simpul pada tali kulit atau bahan rajutan juga sering digunakan sebagai pemukul. Saat pemain menggoyangkan damaru dengan gerakan memutar pergelangan tangan, pemukul akan memukul permukaan drum secara bergantian[4].

Etimologi

Damaru adalah alat musik yang tersebar luas di seluruh wilayah anak benua India. Drum ini sering disebut sebagai “drum kekuatan” karena dipercaya mampu menghasilkan energi spiritual saat dimainkan. Alat musik ini memiliki hubungan erat dengan dewa Hindu, Siwa, dan dipercaya bahwa bunyi ketukannya menjadi dasar pengenalan bahasa Sanskerta (sebagaimana tercatat dalam Shiva Sutra)[5]. Selain itu, damaru juga diasosiasikan dengan tarian kosmik tandava yang dilakukan oleh Siwa. Berkat ukurannya yang kecil dan portabel, damaru sering digunakan oleh musisi keliling dari berbagai kalangan[6].

Simbolisme Damaru

Bentuk damaru yang menyerupai perisai memiliki makna simbolis: segitiga yang mengarah ke atas melambangkan kekuatan prokreasi laki-laki (lingam), sedangkan bagian bulat yang mengarah ke bawah mewakili kekuatan prokreasi perempuan (yoni)[7]. Penciptaan dunia secara simbolis digambarkan terjadi ketika lingam dan yoni bersatu di titik tengah damaru, sementara kehancuran terjadi ketika keduanya terpisah[8].

Koin Berbentuk Damaru di Kosambi

Pada masa pasca-Maurya, masyarakat suku di Kosambi (yang kini berada di wilayah distrik Allahabad) mencetak koin tembaga yang desainnya menyerupai drum damaru. Koin-koin ini, dengan atau tanpa tanda pukulan, dianggap berasal dari wilayah tersebut. Banyak koleksi koin ini disimpan di museum-museum India, termasuk Museum Nasional[9].

Lihat Juga

Referensi

  1. ^ Damaru, 19th century, diakses tanggal 2024-12-01 
  2. ^ "Skull drum (Damaru) on Exhibit at the National Music Museum". web.archive.org. 2009-01-10. Diakses tanggal 2024-12-01. 
  3. ^ Damaru, 19th century, diakses tanggal 2024-12-01 
  4. ^ "Skull drum (Damaru) on Exhibit at the National Music Museum". web.archive.org. 2009-01-10. Diakses tanggal 2024-12-01. 
  5. ^ Numismatic Digest (dalam bahasa Inggris). Numismatic Society of Bombay. 1981. 
  6. ^ "Dhaddi and Dhadd Sarangi". punjabijanta.com. Diakses tanggal 2024-12-01. 
  7. ^ Tewari, Sahil (2019-03-04). "Divine Intervene: Lord Shiva and his Damru". InstruRentals (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-01. 
  8. ^ "Skull drum (Damaru) on Exhibit at the National Music Museum". web.archive.org. 2009-01-10. Diakses tanggal 2024-12-01. 
  9. ^ Numismatic Digest (dalam bahasa Inggris). Numismatic Society of Bombay. 1981. 
Kembali kehalaman sebelumnya