Dasar-dasar iman Yahudi
Walaupun orang-orang Yahudi dan pemimpin agama berbagi inti berhubungan dengan prinsip monoteisme, di dalam Yudaisme tidak ada pernyataan resmi atas prinsip-prinsip iman seperti kepercayaan yang diakui atau yang diterima. Di dalam Yudaisme tidak terdapat kewenangan atas keagamaan yang dapat merumuskan atau mengeluarkan fatwa. Kewenangan pusat dalam Yudaisme tidak diberikan pada setiap orang atau kelompok dalam Yudaisme akan tetapi hanya berasal dari tulisan-tulisan, hukum, dan tradisi. Dalam hampir semua variasi, Yudaisme mengkukuhkan tentang keberadaan dan keesaan dari Tuhan. Yudaisme lebih menekankan pada ketaatan dalam kinerja perbuatan dibandingkan kepada kepatuhan pada sistem kepercayaan. Ortodoks Judaisme juga menegaskan sejumlah prinsip-prinsip utama dalam program-program pengajaran, yang terpenting adalah kepercayaan bahwa tiada yang satu dan yang maha selain Allah, yang menciptakan alam semesta, Judaisme tradisional mempertahankan bahwa Tuhan membentuk perjanjian dengan orang Yahudi di Gunung Sinai, dan diturunkannya hukum dan perintah kepada mereka dalam bentuk Taurat. Taurat yang terdiri dari tulisan Taurat (Pentateuch) dan tradisi hukum lisan yang kebanyakan kemudian dikodifikasikan dalam tulisan-tulisan. Secara tradisional, praktik Judaisme dikhususkan dalam ilmu Taurat, ketaatan pada hukum dan perintah. Dalam Yudaisme normatif, Taurat dan Yudaisme terdapat pengertiaan bahwa hukum itu sendiri tidak akan pernah dapat berubah, akan tetapi hanya dapat dilakukan interpretasi hukum yang lebih terbuka. Hal ini dianggap sebagai mitzvah (perintah) untuk belajar dan memahami hukum. Prinsip iman dalam YudaismeTerdapat beberapa prinsip dasar yang dirumuskan oleh otoritas berhubungan dengan abad Talmud. Prinsip-prinsip ini kemudian melahirkan sebagai dasar iman dalam penerimaan dan praktik Yudaisme. Konsep TuhanMonoteismeKepercayaan Judaisme secara ketat didasarkan pada Unitarian monoteisme. Doktrin ini mengekspresikan kepercayaan kepada satu Tuhan. konsep Tuhan yang mengambil beberapa bentuk (misalnya Trinitas) dianggap bidaah dalam Judaisme. Dalam doa secara utuh dalam hal mendefinisikan Tuhan adalah Shema Yisrael, awalnya muncul di dalam Alkitab Ibrani: "Dengarkan O Israel, Tuhan adalah Allah kita, Tuhan adalah satu", juga diterjemahkan sebagai "Dengarkan O Israel, Tuhan kami adalah Allah, Tuhan adalah yang tunggal " Allah adalah disusun sebagai zat yang kekal, pencipta alam semesta, dan sumber moralitas. Allah mempunyai kuasa untuk campur tangan di dunia. Istilah Allah sehingga terkait dengan kenyataan sebenarnya, dan bukan hanya proyeksi dari jiwa manusia. Allah dijelaskan dalam pengertian seperti: "Ada satu Zat, sempurna dalam segala cara, yang merupakan penyebab utama dari semua keberadaan. Semua tergantung pada keberadaan Allah dan semua berasal dari Allah. " Dalam Alkitab Bahasa Ibrani klasik yang berhubungan dengann sastra Talmud menegaskan theisme dan menolak deism. Namun, dalam tulisan-tulisan dari abad filosof Yahudi kemudian terlihat adanya pengaruh dari neo-filosofi Aristotel, diistilahkan kemahatahuan yang terbatas. [Lihat: "Tampilan pada kemahatahuan"] Referensi
|