Daun Dollu
Daun Dollu (Dodonaea viscosa) merupakan tumbuhan endemik yang berasal dari Wamena, provinsi Papua Barat. Daun ini tumbuh di dataran tinggi. Daun dollu sejak dahulu digunakan untuk pengobatan, bahkan sampai sekarang juga masih digunakan. Khasiat dari daun ini telah terbukti. Namun, daun ini masih belum diketahui oleh masyarakat luas. Klasifikasi[1]
DeskripsiTumbuhan jenis pohon ini tergolong tinggi, mencapai puluhan meter, diameter batang antara 20-45 cm, berwarna kecoklatan. Daun tunggal menyebar, agak bervariasi berbentuk oval sampai lancet, berwarna hijau, tulang daun menyirip. Daun tipis, lentur, mengkilat seperti berminyak. Tulang daun menyirip, urat daun paralel ascen.[2] DistribusiTanaman ini dipercaya berasal dari negara Australia, tetapi daun ini tumbuh pada lokasi yang beriklim tropis dan subtropis. Tanaman ini di distribusi di negara-negara lain yaitu Afrika ( Kenya, Tanzania, Uganda, Ethiopia, Somalia, Sudan, Angola, Malawi, Mozambique, Zambia, Zimbabwe, Botswana, South Africa, Ghana, Nigeria, Senegal, Togo, Cameroon, Zaire, Madagascar, Mauritius, Reunion, Seychelles) ; Asia (Saudi Arabia, China, Japan, Afghanistan, Iran, Iraq, India, Pakistan, Sri Lanka, Myanmar, Thailand, Vietnam, Indonesia, Malaysia, Philippines) ; Northern America (Mexico, United States) ; Southern America (Brazil, Bahamas, Bermuda, Cuba, Dominican Republic, Grenada, Guadeloupe, Haiti, Jamaica, Martinique, Puerto Rico, Trinidad dan Tobago, Suriname, Venezuela, Argentina, Chile, Uruguay, Bolivia,Colombia, Ecuador, Peru).[1] Habitat dan PenyebaranTanaman ini banyak tumbuh di pegunungan tengah, di tanah yang gembur dan subur, serta dalam tanaman ini terdapat kandungan air tetapi tidak banyak. Tanaman ini cocok di daerah yang curah hujannya tinggi. Tumbuh baik di tanah yang datar ataupun di tanah dengan kemiringan yang cukup curam. Menyebar di dataran tinggi pegunungan tengah pada ketinggian di atas 1500 dpl.[2] PenggunaanPada cara penggunaannya, daun dollu dipanaskan diatas api atau bara sampai daun tersebut berbentuk seperti bubur yang berminyak kemudian di tempelkan atau dioleskan pada tempat yang terluka lalu ditutup dengan daun dollu yang tidak dipanaskan. Sesudah itu diikat. Daun dollu yang ditempelkan akan menghentikan darah yang keluar dan mencegah terjadinya infeksi penyakit serta mempercepat penyembuhan luka.[2] Budaya AdatDalam budaya adat istiadat warga di Wamena,provinsi Papua, daun dollu digunakan untuk membungkus jari yang habis dipotong ketika ada acara ritual sebagai tanda turut berdukacita yang mendalam jika ada keluarga dekat yang meninggal. Tetapi, budaya adat seperti ini sudah mulai ditinggalkan karena bersamaan dengan masuknya ajaran agama kristiani di provinsi Papua, banyak yang memandang bahwa hal tersebut bertentangan dengan ajaran agama.
|