Share to:

 

Degradasi hutan


Degradasi hutan adalah keadaan dimana hutan yang menurun tingkat anekaragam flora dan faunanya, merupakan akibat dari adanya penebangan pohon secara terus menerus atau cuaca alam yang tidak menentu sehingga terjadinya penurunan jumlah flora maupun fauna yang sangat besar dan mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati. Degradasi hutan ini merupakan masalah yang serius bagi seluruh negara. Apabila degradasi hutan tidak diatasi secepatnya, maka populasi yang ada di dalam hutan tersebut akan hilang atau punah. Dengan terjadinya degradasi, hewan-hewan tidak akan memiliki tempat tinggal yang dapat ditinggali dan pohon-pohon pun tidak dapat tumbuh bahkan manusia pun cepat atau lambat akan merasakan dampak dari degradasi hutan. Sehingga degradasi hutan ini harus secepatnya diatasi.[1]

Pada saat terjadi degradasi, hutan masih tetap ada namun tidak dapat berfungsi dengan baik dan hanya tinggal "cangkang"-nya saja. Contohnya seperti fungsi hutan sebagai penyuplai oksigen. Hutan yang mengalami degradasi tidak dapat menjalankan fungsi ini dikarenakan hutan telah kehilangan berbagai macam tumbuhan hijau yang berguna untuk pemberian oksigen bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.

Namun, degradasi ini dapat kita atasi dengan melakukan reboisasi dan pencegahannya dapat dilakukan dengan pemberian kebijakan atau hukuman yang berat bagi para pelaku penebangan liar ataupun pengambilan hasil hutan secara besar-besaran tanpa memikirkan kerusakan yang didapat dari aktivitas tersebut.

Penyebab

Terdapat beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya degradasi hutan selain dari penebangan pohon secara terus-menerus yaitu seperti perubahan temperatur yang tinggi sehingga dapat terjadinya kebakaran hutan, cuaca yang tidak dapat diprediksi seperti adanya angin puting beliung, dan penyakit dari tumbuhan itu sendiri. Tapi, hal yang paling berperan besar terjadinya degradasi hutan adalah adanya penebangan liar.[2]

  1. Perubahan iklim. Perubahan iklim di dunia karena adanya perubuhan ekstrem suhu atmosfer. Perubahan iklim secara ekstrem ini dapat mengakibatkan kekeringan yang berkepanjangan. Bila ini terjadi, maka akan tercipta kondisi lingkungan yang tidak stabil yang nantinya akan membuat pohon-pohon tidak dapat tumbuh dengan baik. Bahkan bila cuaca terlalu panas bisa menyebabkan kebakaran hutan. Kebakaran hutan terjadi hampir setiap tahunnya yang dapat mengakitbatkan flora dan fauna yang akan rusak bahkan punah. Tidak hanya flora dan fauna namun ekosistem dalam hutan akan benar-benar terganggu dan sistem pengairan yang melalui hutan pun mengering atau tidak dapat berfungsi dengan baik lagi.[1] Kebakaran hutan juga dapat mempengaruhi kondisi tanah, yaitu dapat merusak struktur dan nutrisi yang diperlukan tanah sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas tanah dan dapat menyebabkan erosi.[3]
  1. Hama dan penyakit. Seperti dalam pertanian, petani banyak yang kehilangan bibit tumbuhan maupun ketidakmampuan hewan ternaknya menghasilkan sebuah produksi, seperti sapi yang menghasilkan susu, yang diakibatkan oleh adanya hama dan penyakit yang menyerang hewan maupun tumbuhan. Kerusakan yang paling umum terjadi yang mengakibatkan penurunan kualitas aspek-aspek spesifik hutan seperti hubungan keanekaragaman hayati dan rantai makanan adalah dikarenakan kematian spesies tanaman dan hewan tertentu.
  1. Polusi udara dan tanah. Polusi udara adalah faktor penyebab terjadinya degradasi hutan. Polusi udara yang diakibatkan oleh adanya gas berbahaya di atmosfer dan hujan asam yang dapat merusak flora dan fauna yang terdapat dalam hutan tersebut. Hujan asam akan merusak daun dari pohon yang nantinya akan mengurangi fungsi daun sebagai tempat berfotosintesis dan mengubah keasaman sistem air yang terdapat di hutan. Salah satu efek yang paling berbahaya dari polusi tanah adalah menghilangkan hutan bersama dengan semua ekosistem yang terdapat di dalam hutan tersebut. Pembuangan berbagai macam bahan-bahan kimia secara sembarangan dapat mengganggu rantai makanan hewan yang dikarenakan bahan kimia tersebut mencemari tanaman dan air yang dikonsumsi oleh hewan.
  1. Adanya fragmentasi dan deforestasi hutan. Hal ini disebabkan oleh penebangan tanpa adanya reboisasi dalam jangka waktu yang panjang sehingga hutan tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik.
  1. Perbuatan manusia. Perbuatan manusia yang dapat menyebabkan degradasi hutan adalah penebangan liar, pertambangan, pemanenan kayu bakar secara besar-besaran, konversi kawasan hutan secara permanen yang digunakan untuk pemukiman, pertanian, perkebunan, dan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.[4] Tata kelola hutan yang kurang baik juga merupakan salah satu penyebab terjadinya degradasi hutan.[5] Bila hutan tidak terkelola dengan baik maka hutan tidak dapat memberikan hasil yang maksimal.

Bahkan menurut laman IUCN, sudah setengah dari hutan tropis dunia telah hancur sejak 1960-an dan setiap detiknya lebih dari satu hektar dari hutan dihancurkan dan hasilnya digunakan untuk kepentingan pribadi atau bahkan untuk bisnis akibat adanya permintaan yang tinggi akan barang tersebut, misalnya seperti peningkatan kebutuhan kertas.[6]

Dampak

Degradasi hutan merupakan salah satu dari kerusakan hutan yang sudah sangat parah. Hal ini memberikan banyak kerugian seperti hutan tidak dapat berfungsi menjaga konservasi tanah dan air sehingga dapat mengakibatkan banjir pada saat musim penghujan, daerah resapan air hujan menurun sehinga pada saat musim kemarau banyak terjadinya kekeringan, punahnya flora dan fauna yang ada di hutan tersebut, berkurangnya pemasok oksigen dunia, dan masih banyak lagi kerugian yang manusia dan makhluk hidup lainnya bila terjadi degradasi hutan ini.[7] Selain itu, kualitas dari hutan pun juga akan menurun. Ini dikarenakan hutan tidak dapat berfungsi sebagai mana mestinya, yaitu salah satu fungsi terpenting dari hutan adalah sebagai pemasok oksigen.[3]

Solusi

Hal yang dapat kita lakukan bila hutan telah terdegradasi salah satunya adalah dengan penanaman pohon kembali agar dapat menggantikan pohon-pohon yang telah mati, penggunaan barang-barang yang ramah lingkungan, konservasi dan pengelolaan alam, pengendalian kebakaran hutan dan hama, dan yang paling penting adalah tidak menebang pohon sembarangan hanya untuk kepentingan pribadi.

  1. Menggunakan pasar. Penggunaan pasar di sini maksudnya adalah menggunakan kekuatan dalam bidang perekonomian. Bila kita bisa menggunakan pasar sebagai jembatan untuk merusak hutan, maka pasar pun dapat membuat hutan kembali hidup. Menurut laman Greenpeace, perusahaan dapat menerapkan konsep nol deforestasi. Konsep ini menerapkan bahwa perusahaan meminta pemasok mereka bertanggungjawab dalam memproduksi komoditas seperti kayu, minyak kelapa sawit, dan kertas dengan cara tidak memicu deforestasi maupun degradasi hutan dan meminimalkan dampak yang ditimbulkan untuk iklim kita. Dan juga perusahaan harus menuntut pemasok mereka agar mengubah cara perekonomian mereka sehingga alam dapat terjaga dengan baik.
  1. Memberikan pilihan yang lebih baik. Kita dapat mengubah pilihan-pilihan yang biasa kita ambil dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dengan menggunakan lebih sedikit barang, menghindari pengemasan sekali pakai, dan memilih produk kayu daur ulang atau produk yang diproduksi secara bertanggungjawab.[8]
  1. Restorasi lanskap hutan. Restorasi lanskap hutan adalah proses yang dilakukan untuk memulihkan fungsi ekologi dan meningkatkan kesejahteraan manusia. Restorasi ini mengutamakan keseimbangan antara ekologi, sosial, dan ekonomi sehingga manusia dapat hidup tanpa merusak hutan ataupun alam sekitarnya.[9]
  1. Pendidikan, pelatihan dan penelitian. Dengan memberikan pelatihan dan pendidikan mengenai hutan, cara penggunaannya, dan dampak yang dapat ditimbulkan, kita dapat menghindari terjadinya penebangan liar karena akan lahir rasa ingin menjaga hutan dan menggunakan kekayaan hutan tanpa perlu merusaknya.
  1. Mempertegas hukum yang berlaku. Hal ini merupakan peran yang hanya dapat dilakukan oleh pemerintah. Pemberian hukum yang tegas bila mendapati pemasok-pemasok komoditas maupun untuk pembuatan lahan baru yang melakukan penebangan liar ataupun pembakaran hutan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam menjalankan bisnis yang mereka lakukan. Karena bila ini terus berlanjut maka hutan akan rusak dan degradasi hutan pun terjadi.

Referensi

  1. ^ a b "What is Forest Degradation and What are Various Causes of it". Earth Eclipse. 19 April 2016. Diakses tanggal 9 November 2019. 
  2. ^ "What is forest degradation and why is it bad for people and wildlife?". World Wildlife Fund. Diakses tanggal 9 November 2019. 
  3. ^ a b Tamam, Mh Badrut (15 Februari 2018). "Dampak Degradasi Hutan". Generasi Biologi. Diakses tanggal 9 November 2019. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ "Deforestation causes". WWF. Diakses tanggal 9 November 2019. 
  5. ^ "FGD Identifikasi Penyebab Deforestrasi dan Degradasi Hutan serta Aktivitas yang Menyebabkan Pengurangan Emisi, Peningkatan Serapan dan Stabilisasi Stok Karbon Hutan di Provinsi Riau". Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim. Diakses tanggal 9 November 2019. 
  6. ^ "Deforestation and forest degradation". IUCN. 10 November 2017. Diakses tanggal 9 November 2019. 
  7. ^ Wibowo, Ari; Gintings, A. Ngakolen. "Degradasi dan Upaya Pelestarian Hutan" (PDF). 
  8. ^ "Solutions to Deforestation". Greenpeace USA. Diakses tanggal 9 November 2019. 
  9. ^ "What is Forest and Landscape Restoration?". Forest Landscape Restoration. Diakses tanggal 9 November 2019. [pranala nonaktif permanen]
Kembali kehalaman sebelumnya