Dilema (film)
Dilema merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada 23 Februari 2012. Film ini menceritakan Jakarta, kota yang mempertemukan berbagai karakter, takdir, kebaikan, kejahatan, cinta, dan ambisi. Kadang berbuah kesuksesan, kadang berbuah kedukaan. Tanpa disadari karakter-karakter penghuni kota Jakarta tersambung dalam garis lurus takdir yang saling berhubungan dan menghadapkan mereka kepada dilema batin yang menjebak mereka sendiri.[1] Segmen FilmThe Big Boss
Adrian (Reza Rahadian), seorang arsitek muda sukses yang mempunyai firmanya sendiri. Suatu hari ia dikejutkan oleh kedatangan seorang wanita paruh baya yang sangat berkuasa,memintanya untuk datang menemui 'Bapak'. Wanita yang bernama Hetty (Jajang C. Noor) tersebut hanya meninggalkan selembar kartu nama berinisial SW. Sedangkan di dalam sebuah istana mewah, seorang lelaki usia baya yang terlihat lemah tak berdaya terbaring di tempat tidur mewahnya yang bergaya Eropa. Sony Wibisono (Roy Marten) sedang menanti ajal. Ditemani mesin-mesin penyambung hidup, ia hanya harus mewujudkan satu rencana lagi sebelum pergi. The Officer
Bayu Sustoyo (Ario Bayu), perwira muda patroli yg ditugaskan bersama Seniornya bersiap menjalani hari pertamanya. Kabar mengenai kerusuhan antar ormas pun membawa mereka ke sebuah masjid yang sedang didemo massa. Pentolan ormas tersebut tertangkap. Bayu yang berusaha menyelamatkan anak kecil justru terpukul keras hingga pingsan. Rendezvous
Di Bali, seorang gadis bernama Dian (Pevita Pearce) sedang berjemur sendirian di cottage mewah miliknya. Namun ia terganggu dengan kedatangan seorang wanita misterius bernama Rima (Wulan Guritno) dan lelaki muda yang sedang mengadakan pesta di cottage sebelah. The Gambler
Di suatu tempat misterius, seorang bapak paruh baya, Sigit (Slamet Rahardjo) mengetuk pintu besi. Setelah mengucapkan kata sandi ia diijinkan masuk ke dalam rumah judi bawah tanah yang ramai. Seorang pegawai menyapanya dan bertanya kenapa Sigit masih juga datang ke sana. Garis Keras
Said (Winky Wiryawan) dan Ibnu (Baim Wong) para pemimpin Ormas sedang dihadapkan pada dilema mempertahankan persahabatan atau meneruskan perjuangan melawan kemaksiatan yang tanpa mereka sadari sudah melewati batas kewajaran kemanusiaan dengan melibatkan korban jiwa. Pemeran
Penghargaan
Referensi
Pranala luar
|