Dinasti Pallawa
Dinasti Pallawa berdiri dari tahun 275 M hingga 897 M, menguasai sebagian besar wilayah Deccan, yang juga dikenal sebagai Tondaimandalam. Pallawa memainkan peran penting dalam membentuk sejarah dan warisan India bagian selatan.[4][5] Dinasti ini menjadi terkenal setelah jatuhnya Kekaisaran Satavahana, yang sebelumnya mereka bagian dari vasal.[6][7] Pallawa menjadi kekuatan utama di India selatan pada masa pemerintahan Mahendravarman I (600–630 M) dan Narasimhavarman I (630–668 M), dan mendominasi wilayah Telugu selatan serta bagian utara wilayah Tamil selama sekitar 600 tahun, hingga akhir abad ke-9. Sepanjang masa pemerintahan mereka, mereka terus-menerus berkonflik dengan Chalukya di Vatapi di utara, dan kerajaan Tamil di Chola dan Pandya di selatan. Pallawa akhirnya dikalahkan oleh penguasa Chola Aditya I pada abad ke-9 Masehi.[8] Pallawa paling terkenal karena dukungan mereka terhadap arsitektur candi Hindu Waisnawa, contoh terbaiknya adalah Kuil Shore, sebuah Situs Warisan Dunia UNESCO di Mamallapuram. Kanchipuram menjabat sebagai ibu kota kerajaan Pallawa. Dinasti ini meninggalkan patung-patung dan kuil-kuil yang megah, dan diakui telah mendirikan fondasi arsitektur India selatan abad pertengahan, yang menurut beberapa pakar terinspirasi oleh risalah Hindu kuno Manasara.[9] Mereka mengembangkan aksara Pallawa, yang akhirnya menjadi asal muasal Grantha. Aksara ini akhirnya memunculkan beberapa aksara Asia Tenggara lainnya seperti Khmer. Pelancong Tiongkok Xuanzang mengunjungi Kanchipuram selama pemerintahan Pallawa dan memuji pemerintahan mereka yang ramah. Referensi
|