Disforia gender pada anak-anakDisforia gender pada anak-anak, juga dikenal dengan sebutan penyakit identitas gender pada anak-anak atau inkongruensi gender pada anak-anak, adalah diagnosis yang pernah diberikan oleh psikolog untuk anak-anak yang mengalami disforia gender atau ketidaknyamanan dengan jenis kelamin mereka secara biologis atau gender yang diberikan kepada mereka saat lahir, atau keduanya. Istilah "penyakit identitas gender pada anak-anak" diresmikan dalam revisi ketiga Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-III) pada tahun 1980.[1] Istilah ini ada dalam DSM dari tahun 1980 hingga 2013, tetapi kemudian digantikan oleh diagnosis "disforia gender" dalam revisi kelima (DSM-5).[2] Patologisasi disforia gender sendiri telah menjadi subjek perdebatan dalam literatur akademis sejak dasawarsa 1980-an.[1] Para pendukung istilah disforia gender pada anak-anak menyatakan bahwa intervensi dapat membantu anak-anak agar mereka lebih nyaman dengan tubuh mereka. Di sisi lain, para penentangnya mempertanyakan kemujaraban dari intervensi tersebut. Selain itu, World Professional Association for Transgender Health (WPATH) mengatakan bahwa intervensi yang mencoba mengubah identitas gender seseorang agar lebih sesuai dengan jenis kelamin saat lahir "sudah tidak dianggap etis."[3] Selain itu, tindakan semacam itu dianggap memaksa anak-anak untuk mengikuti peran gender tradisional dalam masyarakat mereka.[4] Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa diagnosis ini didasarkan pada reaksi orang lain terhadap sang anak dan bukan perilaku itu sendiri.[5] Referensi
|