Share to:

 

Elang Kusnandar

H.
Elang Kusnandar Prijadikusuma
S.I.P., M.Si.
Lahir3 Desember 1969 (umur 55)
Cirebon, Indonesia
AlmamaterSekolah Tinggi Akuntansi Negara
Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
Universitas Indonesia
PekerjaanPolitikus
Partai politikPartai Keadilan Sejahtera

H. Elang Kusnandar Prijadikusuma, S.I.P., M.Si. adalah seorang politikus Indonesia dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Pada Pemilihan Umum Bupati Cirebon 2013, ia mencalonkan diri sebagai calon Wakil Bupati Cirebon mendampingi Ason Sukasa yang diusung oleh Partai Golkar dan PKS. Awalnya mereka mempunyai jargon "SADAR", namun mengubah jargonnya menjadi "Ason-Elang Cirebon Gemilang".[1]

Biografi

Masa Kecil

Elang Kusnandar lahir di Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Elang kecil hidup di Desa Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Seiring dengan perbaikan ekonomi orang tuanya, Elang Darmakusuma dan Neni Kunaeni, keluarga Kusnandar pindah ke Kesambi, Kota Cirebon, sehinnga ia kemudian bersekolah di SD Cenderawasih hingga lulus. Saat naik ke kelas tiga, Kusnandar mendapatkan rangking ketiga di kelasnya. Prestsinya itu harus ia pertahankan hingga ia senantiasa masuk pada posisi tiga besar hingga lulus SD. Karena ketekunannya, ia akhirnya lulus SD dengan nilai cukup memuaskan.[2] Dan setelah melalui tes tertulis pada saat itu, akhirnya ia pun diterima di SMP Negeri 2 Cirebon.Berkat ketekunannya dalam belajar, Kusnandar akhirnya lulus dengan nilai yang sangat baik. Pada saat itu Nilai Ebtanas Murni (NEM) pertama kalinya diterapkan. Ia meraih nilai NEM tertinggi ke 3 di SMP Negeri 2 Cirebon.

Ditinggal Oleh Ayahanda

Nasib manusia memang tidak bisa diramalkan. Saat kebahagiaan menghampirinya karena mendapatkan NEM yang tinggi pada saat yang bersamaan Kusnandar menerima berita duka. Sang ayah yang selama ini menjadi tumpuan hidup keluarga meninggal dunia akibat kecelakaan saat dalam perjalanan untuk urusan dinas. Padahal saat itu ia telah diterima di SMA Negeri 2 Cirebon, salah satu sekolah favorit pada saat itu. Kusnandar berada pada pilihan yang cukup sulit karena dengan meninggalnya sang ayah otomatis kondisi keuangan keluaga jatuh.[3]

Kejatuhan keluarga tidak membuat Kusnandar berputus asa untuk meraih impian dan terus bersekolah. Dengan biaya seadanya ia memutuskan tetap bersekolah di SMAN 2 Cirebon. Kegigihannya untuk tetap melanjutkan sekolah tidak sia - sia, Kusnandar mendapatkan nilai yang baik di tiap semester hingga pada penelusuran minat dan kemampuan (PMDK) ia diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB). Namun karena alasan ketiadaan biaya ia tidak mengambil kesempatan masuk IPB tanpa tes melalui PMDK itu.

Diterima di STAN

Meski keputusannya itu mendapat tentangan dari keluarganya, Namun ia tetap bergeming dengan alasan tidak ingin menyusahkan ibu dan saudara - saudaranya yang lain. Kusnandar lebih tertarik untuk mengikuti pendidikan yang menjanjikan ikatan dinas seperti Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN). Ia terobsesi dengan temen kakaknya yang telah bersekolah di STAN. Menurut teman kakaknya itu, sekolah di STAN bukan saja gratis bahkan sudah mendapatkan gaji sejak masih bersekolah. karena cerita teman kakaknya itulah ia sangat terobsesi untuk bisa bersekolah di STAN. Pada awalnya Kusnandar gagal untuk masuk STAN, karena kegigihannya ia belajar terus menerus dan akhirnya pada tahun kedua ia lulus. Selesai menamatkan pendidikan di STAN, Kusnandar sempat bekerja di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak selama enam bulan. Namun karena kebijakan komputerisasi yang akan diterapkan dalam kantor Dirjen Pajak, Pada tahun 1993 semua pegawai laki - laki dipindahkan ke luar Jawa, dan Kusnandar ditempatkan di Ternate oleh kantornya.[4]

Kehidupan di Ternate

Meski jauh dari keluarga, namun Elang Kusnandar Prijadikusuma tetap ingat kepada adik -adiknya. Satu persatu adiknya itu ia bantu biaya pendidikannya hingga selesai sesuai dengan minatnya masing - masing. Sebagai PNS di Direktorat Jenderal Pajak, Kusnandar di tuntut untuk loyal kepada kantor dan atasannya. Hal itu sebenarnya tidak masalah bagi dirinya, asalkan apa yang di perintahkan atasan tidak bertentangan dengan hati nuraninya."saya paling tidak busa jika atasan meminta saya untuk memanipulasi apakah wajib pajak ataukah kewajiban wajib pajak, yang harusnya berapa minta turun jadi berapa, misalnya. Saya selalu menolaknya, "tutur Kusnandar. "Apalagi zaman segitu belum ada KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), jadi jangan heran kalau Gayus bisa cepat kaya," katanya. Kondisi itu, menurut Kusnandar, ada di depan matanya. sementara sebagai bawahan dari sebuah birokrasi ia dituntut untuk mematuhi perintah atasan."Hal yang paling menyakitkan bagi saya adalah saat masih kuliah saya sempat praktik kerja lapangan, disitu saya melihat ketaatan masyarakat kecil dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) meski ia bayar dengan uang receh. Namun mereka sangat taat padahal mereka bukan orang kaya. Sangat berbeda dengan pemilik jalan tol pada saat itu yang tidak membayar pajak PBB jalan tolnya seolah tanpa dosa,"tandas Kusnandar. Karena merasa sering terjadi perang batin dan demi menjaga kondusifitas kantor tempatnya bekerja, tahun 1998, saat gelombang reformasi bergulir, Kusnandar akhirnya mengajukan berhenti dari kantor derektorat pajak. Dengan berat hati ia meninggalkan apa yang telah ia perjuangkan demi sebuah ketentraman batin.

Keluar dari PNS dan Mulai Berbisnis

Setelah keluar dari PNS Kusnandar bersama teman - temennya berbisnis ekspor ikan kerapu untuk dikirim ke Hongkong dan negara - negara Eropa. Bisnisnys terbilang sukses, hingga satu kali pengiriman tidak kurang dari dua ton ikan kerapu dapat di ekspor oleh Kusnandar. Namun konflik Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA) yang melanda Maluku Utara pada tahun 1999 telah memakan banyak sekali korban dan menghancur leburkan semua infrastruktur seperti sarana ibadah dan bangunan pemerintah serta milik pribadi, suasana konflik yang tidak kunjung usai membuat bisnis yang di bangun Kusnandar dan teman - temannya terpaksa terhenti, bahkan tidak sedikit yang terpaksa mengungsi karena merasa terancam keselamatannya. "Saya menjadi saksi konflik yang terjadi. Istri dan anak terpaksa saya pulangkan ke Jawa sementara saya tetap tinggal disana (Ternate- red),"ujarnya.

Masuk Partai Politik

Arus kebebasan berkumpul dan berserikat yang digulirkan para mahasiswa saat reformasi memunculkan lahirnya partai - partai politik baru. Salah satu partai yang lahir pada masa itu adalah Partai Keadilan. Partai yang didukung para aktivis dakwah kampus ini menarik perhatian Kusnandar. Pada tahun 1999 Kusnandar memutuskan untuk bergabung dengan partai berlambang dua bulan sabit dalam Kabah itu."Saya langsung diamanahi sebagai Ketua DPD Partai Keadilan Kabupaten Maluku Utara. Pemilu tahun 1999 Partai Keadilan Kabupaten Maluku Utara mendapatkan satu kursi di DPRD Maluku Utara, sebagai calon legislatif nomor urut satu, sebenarnya ia sudah terpilih pada saat itu, tetapi karena ingin membangun dan membesarkan partai ia lebih memilih untuk di struktur dan mendorong wakil ketua DPD-nya untuk menjadi anggota legislatif.[5]

Pada awal reformasi di era pemerintahan B.J. Habibie, muncul wacana untuk melakukan percepatan pembangunan di beberapa wilayah potensial, dengan membentuk provinsi - provinsi baru. Provinsi Maluku termasuk wilayah yang potensial yang perlu dilakukan percepatan pembangunan melalui pemekaran melalui pemekaran wilayah provinsi. Atas dasar itu, pemerintah membentuk provinsi Maluku Utara (dengan Ibu kota sementara di Kota Ternate)yang dikukuhkan dengan undang - undang Nomor 46 tahun 1999 tentang pemekaran provinsi Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Seiring dengan pemekaran provinsi hingga terbentuk provinsi Maluku Utara, karier politik Elang Kusnandar Prijadikusuma terus meningkat. Ia dipercaya menjadi sekretaris DPW Partai Keadilan Maluku Utara dan pada tahun 2001 Kusnandar di percaya untuk memimpin DPW Partai Keadilan Sejahtera Provinsi Maluku Utara. Pada pemilu legislatif 2004 terpilih sebagai anggota DPRD provinsi Maluku Utara untuk masa 2004-2009. Pada tahun - tahun itu Kusnandar banyak berkutat dengan kegiatan di legislatif. Bersama partainya, Kusnandar banyak mewarnai kebijakan di tingkat provinsi yang mencoba bangkit dari keterpurukan akibat konflik SARA yang pernah melanda daerah itu. Amanah yang diberikan Partai Keadilan Sejahtera Provinsi Maluku Utara kepadanya, baik sebagai anggota legislatif maupun sebagai Ketua DPW PKS, diemban Kusnandar dengan baik. Karena kepercayaan kader - kader PKS kepadanya tersebut, Kusnandar terpilih sebagai ketua MPW PKS Maluku Utara tahun 2004-2009.

Menjadi Anggota Legislatif dan Ketua Tim Asistensi Wakil Gubernur

Meski sibuk sebagai anggota legislatif provinsi, namun Kusnandar tidak melupakan kawan - kawannya. Pada tahun 2005 salah seorang kawannya sesama kader PKS maju sebagai calon Bupati untuk Kabupaten Halmahera Selatan. Ia diminta oleh kawannya tersebut untuk menjadi ketua tim sukses pemenangan. Dan di bawah kepemimpinan nya tim yang dibentuk dari kader - kader PKS itu, mampu mengantarkan calonnya menjadi Bupati Halmahera Selatan. Atas keberhasilan nya tersebut, Bupati Halmahera Selatan terpilih memintanya untuk menjadi tim asistensi (staff khusus) dalam rangka membantu Bupati dalam menjalankan tugasnya. Begitu juga waktu salah seorang temannya kader PKS yang lain menjadi wakil Gubernur Maluku Utara pada tahun 2008, ia diminta untuk memimpin tim asistensi untuk sang wakil gubernur. Ia pun menyambut baik tawaran temannya itu dan kembali ia membentuk tim yang mendampingi wakil gubernur. Hingga pada tahun 2010, Kusnandar terpaksa keluar sebagai ketua tim asistensi karena terbentur dengan pendidikan S2 yang diambil saat itu di Universitas Indonesia Jakarta. Pada pemilu tahun 2009 partai menugaskan Kusnandar mencalonkan legislatif ditingkat pusat. Atas penugasan partai itulah ia tercatat sebagai salah seorang caleg DPR RI dari PKS mewakili daerah pemilihan (Dapil) Maluku Utara. Meski PKS gagal menempatkannya sebagai anggota DPR-RI, tetapi semangat Kusnandar berkiprah di partai tidak pernah surut. Melihat kiprah dan prestasinya yang dianggap berhasil memimpin DPW PKS Maluku Utara, Kusnandar terpilih sebagai salah seorang pengurus DPP PKS sebagai Ketua Departemen Pemenangan Pemilukada dan Pemilu Legislatif wilayah Indonesia Timur, priode 2010 hingga sekarang.[6]

Riwayat Pendidikan

  1. SD Cendrawasih, Cirebon
  2. SMP Negeri 2 Cirebon
  3. SMA Negeri 2 Cirebon
  4. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara -Prodip Keuangan- Jakarta
  5. Universitas Muhammadiyah Maluku Utara
  6. Program Pascasarjana FISIP Dept. Hubungan Internasional Universitas Indonesia.[7]

Riwayat Pekerjaan

Riwayat Organisasi

Ormas

Parpol

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya