Share to:

 

Etos kerja

"Barangsiapa tidak bekerja, maka dia tidak akan mendapatkan makanan" – poster Soviet di Uzbekistan keluaran tahun 1920

Etos kerja (bahasa Inggris: Work ethic, Belanda: arbeidsethos) adalah sebuah nilai yang didasarkan pada kerja keras dan ketekunan. Kaum kapitalis percaya dengan kebutuhan terhadap kerja keras dan kemampuannya untuk meningkatkan karakter moral. Dalam konteks perjuangan kelas, Marxis memandang kelemahan nilai budaya ini sebagai bentuk untuk menipu kaum buruh dalam rangka menciptakan lebih banyak kemakmuran untuk kelas atas. Di Uni Soviet, rezim pemerintah mengggambarkan etos kerja sebagai nilai budaya ideal untuk diperjuangkan.

Para pendukung etos kerja menganggapnya penting untuk mencapai tujuan, yang memberi kekuatan pada orientasi dan pola pikir mereka yang benar.[butuh rujukan] Etos kerja adalah seperangkat prinsip moral yang digunakan seseorang dalam pekerjaan mereka. Orang yang memiliki etos kerja yang kuat mewujudkan prinsip-prinsip tertentu yang memandu perilaku kerja mereka; untuk mengembangkan dan mengolah etos kerja yang kuat pasti akan menghasilkan produksi kerja berkualitas tinggi yang konsisten. Output pekerjaan juga akan memotivasi mereka untuk tetap berada di jalur.[1] Etos kerja yang baik memicu kebutuhan dan tujuan individu, hal ini terkait dengan inisiatif seseorang untuk mencapai tujuan. Hal ini dianggap sebagai sumber harga diri, kepuasan, dan pemenuhan kepuasan batin.[butuh rujukan]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ Part of what makes humans unique is our freedom to determine how we'll act. The Ethics Centre. Diakses tanggal 21 June 2020. Ethics is the process of questioning, discovering and defending our values, principles and purpose. 
  2. ^ Djohan, Djohermansyah; Milwan (2015). Etika Pemerintah (dalam bahasa Inggris). 3. Jakarta: Universitas Terbuka. hlm. 1–57. ISBN 978-979-011-990-1. 

Sumber


Kembali kehalaman sebelumnya