Evan Spiegel
Evan Thomas Spiegel (lahir 4 Juni 1990) adalah pengusaha Amerika Serikat yang menjadi pendiri dan CEO aplikasi perangkat bergerak Snapchat. Kehidupan awal dan pendidikanEvan lahir di Los Angeles, California, dari pasangan pengacara Melissa Ann Thomas dan John W. Spiegel.[4] Spiegel dibesarkan di Pacific Palisades, California, dan menganut aliran gereja Episkopal.[5] Ia belajar di Crossroads School for Arts and Sciences di Santa Monica, kemudian menuntut ilmu di Universitas Stanford.[2] Spiegel mengambil kursus desain di Otis College of Art and Design saat masih SMA, kemudian pindah ke Art Center College of Design di Pasadena pada musim panas menjelang kuliah di Stanford.[2] Ia pernah magang tanpa gaji sebagai pedagang di Red Bull.[2] Semasa kuliah, ia bekerja sebagai karyawan magang di perusahaan biomedis, instruktur karier di Cape Town, Afrika Selatan, dan anggota tim proyek TxtWeb di Intuit.[2] KarierPada tahun 2012, ia memutuskan keluar dari Stanford untuk fokus mengerjakan Snapchat sebelum masa kuliahnya selesai.[2][6][7] Ketika mempelajari desain produk di Stanford,[8] ia menjadikan Snapchat sebagai proyek kelasnya.[9] Spiegel ikut merintis aplikasi perangkat bergerak Snapchat bersama Reggie Brown dan Robert Murphy. Saat ini ia menjabat sebagai CEO Snapchat.[10] Spiegel dan Robert Murphy, sesama anggota persaudaraaan Kappa Sigma, sebelumnya pernah mengembangkan FutureFreshman.com, sebuah panduan proses pendaftaran perguruan tinggi dalam jaringan. Spiegel dan Murphy dituntut oleh anggota persaudaraan Reggie Brown yang mengaku juga ikut menyumbangkan ide tersebut.[2][11] Kehidupan pribadiDari sejumlah perusahaan yang digemarinya, Spiegel lebih menyukai Google dan Tencent.[12] Pada Mei 2014, sebuah blog bernama Valleywag merilis beberapa surel yang dikirimkan Spiegel saat masih mahasiswa tingkat satu kepada anggota persaudaraan yang isinya merendahkan perempuan dan terkesan anti-homoseksual.[13] Spiegel kemudian minta maaf atas tindakannya dan perilakunya terhadap perempuan kala itu, "Saya sangat terkejut dan malu setelah tahu surel konyol saya pada masa kuliah diketahui secara luas. Saya tak punya alasan. Saya meminta maaf karena menulisnya waktu itu dan saya merasa salah karena telah menulisnya. Surat-surat tersebut tidak mencerminkan pandangan saya saat ini terhadap perempuan."[14] Referensi
Pranala luar
|